(12) waduk 2

3.9K 438 8
                                    


"Selamat datang tuan muda" ucap sopan tuan Alex pada pemuda itu

"Saya hanya berkunjung, aku lihat tuan Alex baru kedatangan tamu siapa dia" tanyanya sambil memandang kerah kereta yang baru saja meningkatkan kediaman pemimpin wilayah

"Beliau adalah putri dari Duke razel"

" Ada perlu apa gadis kecil itu kemari" kata pemuda itu memasuki rumah dibelakangnya tuan Alex mengikuti

" Duke razel mengirimkan putrinya untuk meminta persetujuan saya untuk melakukan pembangunan waduk" jelas tuan Alex saat Mereka telah tiba diruang tamu

" Seperti bukan gaya Duke razel, biasanya pria tua itu akan langsung membangun tanpa perlu repot-repot mengirimkan orang untuk meminta persetujuan pada pemimpin wilayah apa yang membuatnya berubah seperti ini" tanya pria itu

"Saya kurang tau tuan muda " ucap tuan Alex dengan santai

"Menarik" gumam pria tersebut

***

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Duke razel yang berada di daerah Valley Wilona masih membaca berapa buku yang menurut para pelayan nya sangatlah tidak cocok dengan umur nona muda mereka, Kebanyakan anak berusia tujuh akan suka dengan buku bergambar atau buku dongeng namun nona mereka lebih menyukai buku-buku sejarah dan politik

Entah itu hal yang wajar untuk anak Duke razel atau memang nona muda mereka yang terlampau pintar, Wilona baru belajar membaca sekitar tiga atau empat bulan namun ia sudah bisa membaca menulis bahkan sudah bisa memahami beberapa kata yang dianggap sulit bahkan untuk anak usia tiga belas tahun keatas.

Tapi nona muda nya ini dapat memahami dengan cepat bahkan di umurnya yang sangat muda ini ia berani mengambil keputusan besar akan wilayah kekuasaan ayahnya, Wilona menutup buku yang telah dibaca nya menatap keluar jendela berharap dapat menenangkan pikirannya

" Kenapa dia selamat bukankah kalian sudah membuat semua orang sibuk sejak ia jatuh" kata seorang pemuda pada beberapa pengawal bayangan Wilona

" Maaf tuan muda ketiga kami sudah berusaha untuk menjauhkan semua orang tapi demon beat membuat rencananya gagal Maafkan kami" kata pengawal tersebut

Wilona kembali menggelengkan kepalanya saat Kata-kata yang Leon ucapkan malam itu, kembali terngiang di kepala kecilnya, itu terus berputar di dalam kepalanya bagikan kaset rusak dan wajah Leon yang menatapnya tanpa ekspresi membuatnya merasa sesak tanpa alasan

Apa mustahil untuk ku mendapatkan keluarga yang mencintaiku dengan tulus batin Wilona tanpa ia sadari setetes air mata lolos dari mata indahnya

"Nona kita sudah sampai" kata seorang kesatria dari arah luar kereta kuda. Wilona langsung menghapus jejak air mata di wajah nya dengan kasar lalu membuka tirai ia turun kereta dibantu oleh seorang kesatria yang sejak tadi menunggunya

"Selamat datang nona" kata pelayan yang menyambut Wilona diluar kediaman, rumah Duke razel di lembah Valleyelley tidak begitu besar halaman yang di hiasi bunga-bunga bangunan putih yang tinggi menjulang tidak sedikit pun menghilangkan kesan mewah pada bangunan tersebut.

"Terima kasih, kalian bisa kembali bekerja" kata Wilona masih dengan senyum andalannya

"Nona Wilona berani mengambil resiko diusianya yang sangat muda" ucap salah seorang pelayan yang baru saja bubar

"Apa kau tidak lihat nona datang sendiri tanpa ada pelayan" sahut yang lainya

"Aku rasa rumor itu benar"

"Rumor apa"tanya pelayan yang lain

"Rumor bahwa nona Wilona adalah putri yang diabaikan" kata seorang pelayanan pria yang masih bisa didengar oleh Wilona walaupun jarak antara pelayanan yang sedang bergosip itu lumayan jauh namun suara mereka cukup keras untuk ukuran orang yang tengah bergosip

"Jaga ucapan kalian, bagaimana pun nona Wilona masih merupakan majikan kita anak dari Duke razel sekarang kalian bubar" kata kepala membubarkan para pelayan yang tengah bergosip itu.

"Nona apa perlu saya menghukum mereka"kata seorang kesatria yang ia tau bernama Kenzo

"Tidak perlu, tolong antar kan Wilo kelakar Paman Kenzo" kata Wilona lembut, Wilona lebih nyaman memanggil para pelayan dan kesatria di kediaman Duke dengan sebutan paman, bibi, dan kakak.

Bagi gadis kecil itu pelayan dan kesatria yang ada di kediamannya merupakan keluarganya Wilona tidak pernah memandang para pelayan dan kesatria sebagai pekerja atau pun budak, karna menurutnya mereka adlah orang pertama yang mau menemani Wilona bermain dan menerimanya saat keluarganya sendiri mengusir dan mengasingkan diri nya jauh dari kediaman sang Duke.

Sepanjang perjalanan menuju kamarnya Wilona sempat terkagum-kagum dengan interior rumah Duke saat ini, rumah dengan nuansa putih dan sedikit emas yang menghiasi dinding rumah.

Walaupun rumah ini dibangun cukup lama tapi bangunan ini tetap kokoh iya sempat melihat beberapa taman sebelum sampai ke kamarnya, seperti nya Duke sangat menyukai lingkungan rumah yang terdapat banyak sekali tanaman hijau terbukti dengan adanya pohon-pohon besar yang berada di tengah bangunan rumah.

Bahkan iya melihat ada sekitar empat sampai enam pohon yang ditanam disekitar kediaman Duke hingga sinar matahari tidak terlalu menyengat karna ada pohon yang lindungi lingkungan rumah, ia mengakui bahwa dirinya lebih nyaman berada di kediaman Duke di lebah velley dibandingkan di kediaman Duke utama yang berada di tengah kota.

Entah sudah berapa lama Wilona memandang keluar jendel, Beberapa saat setelah ia sampai di kamarnya gadis itu terus terbayang dengan kehidupan sebelumnya. Semua kenangan tentang kehidupan sebelumnya terus berputar-putar di kepalanya

Bagaimana paman dan bibinya hidup serta apa yang akan mereka lakukan saat tau dirinya meninggal karna obat pereda sakit, mereka akan bahagia atau berduka bagaimana sahabatnya gadis akan menangisi pemakamannya.

Bagaimana ia akan di ingat oleh orang-orang dulu ketika ayah dan ibunya meninggal ia ingin pergi menyusul mereka namun setelah ia meninggal dirinya malah terdampar di negeri antah berantah dengan orang-orang abat pertengahan negeri dimana ada sihir dan segala macam hal aneh berada.

"Nona anda sudah berada di sini selama tiga anda juga melewatkan makan malam, apa anda merasa kurang nyaman nona" tanya seorang pelayan yang ditugaskan untuk melayani Wilona

"Saya baik-baik saja, saya hanya belum merasa lapar kamu bisa pergi saya masih ingin sendiri" kata Wilona tanpa memalingkan wajahnya dari jendela, inilah Wilona sekarang seseorang yang akan ramah dengan orang terdekatnya
Ia mungkin tidak akan mengunakan kekerasan pada pelayanan ataupun pekerjaannya ketika ia merasa marah dan tertekan gadis itu hanya akan bersikap dingin dan tidak menghiraukan ucapan orang yang dianggapnya tidak penting atau membosankan baginya

"Tapi nona...

"Saya bilang pergi ya pergi" kata Wilona sedikit meninggi walaupun tidak membentak pelayan tersebut namun perkataan Wilona cukup tegas untuk anak berusia tujuh tahun

"Saya permisi nona" kata pelayan sebelum meninggalkan kamarnya, samar-samar Wilona masih dapat mendengar umpatan pelayan wanita itu, entah itu kehidupan sebelumnya atau kehidupan keduanya kenapa ia terus merasakan perasaan ini Wilona mencengkeram dadanya yang terasa nyeri entah ini karna perasaan yang Wilona tinggal kan atau karna kehidupan sebelumnya

.

.

.

.

Hai maaf banget udah berbulan-bulan aku nggak up sebenarnya sih aku pingin gantung ini cerita sampe bulan Desember tapi karna aku liat- liat banyak yang minat dan nungguin cerita ini jadi lanjut deh, sejujurnya aku udah mulai sibuk belakang ini karna kerjaan yang selalu numpuk belum lagi dinas luar kota yang kadang buat buka hp atau laptop rasanya udah males banget

Kedua laptop sama hp aku baru baik kemarin habis kecebur kolam renang untung masih bisa di selamat kan data-data penting nya, aku usahakan buat up seperti kemarin- kemarin mudah chapter ini bisa mengobati rindu kalian sama wilona, ketitik dan saran kalian aku tunggu loh see you next chapter bay bay 💞💞

The Secret Lady Where stories live. Discover now