(28) teman bermain

2.8K 350 50
                                    

Sepanjang perjalanan menuju taman Chester terus bercerita tentang bagaimana serunya dia bermain-main dengan prajurit elit. Andaikan para prajurit itu mendengar ucapan Chester, Wilona dapat menjamin para prajurit itu akan berkata kasar pada demon beat itu. Bermain-main saja sudah menyebabkan banyak prajurit elit yang menderita luka ringan maupun berat, bagaimana jika Chester serius.

Sementara snow serigala putih itu tengah mengecek rumah barunya, saat serigala putih itu pergi wajahnya tampak sangat semangat dan pastinya sangat bahagia menantikan kelahiran anaknya nanti

"Wilona kamu mendengar ku tidak" tanya Chester,oh mana mungkin Wilona bisa mendengar ucapan Chester yang ngalur Ngidul entah kemana kalo didepannya saat ini snow tengah diperlukan tidak baik.  Suara-suara makian dan pertarungan dapat didengarnya dengan jelas

"Bawa bintang suci itu kemarin, aku ingin memilikinya" ujar seorang pemuda pada sekumpulan kesatria yang menari tali yang menjerat snow dengan tidak berperasaan. Bayangkan saja serigala putih, yang sekerang sudah sebesar mobil sedan di tambah tengah hamil besar tengah tarik hingga jatuh. Bahan dengan tidak berbelas kasih nya, mereka masih menarik serigala putih itu dengan tidak berperasaan

"Apa yang kalian lakukan" tanya Wilona, aura gadis kecil itu bahkan sudah sangat gelap walaupun ia tidak dapat melihat dengan jelas, ia masih bisa melihat bagaimana hewani yang dia rawat penuh kasih sayang diperlukan tidak baik. Hatinya sakit saat itu

"Lepaskan" perintah Wilona tegas, tidak ada keraguan di wajahnya. Bahkan rahang dan matanya sudah memerah Karan menahan amarah,  tapi para prajurit itu tidak peduli mereka masih menarik snow menuju pemuda diujung taman.

"AKU BILANG LEPASKAN" bentak Wilona bahkan secara tidak sengaja Wilona melepaskan kekuatannya, hanya dengan bentakan saja sudah ada beberapa pengawal yang terluka.

Seperti yang kita tau Wilona memiliki lima elemen hanya menggunakan elemen angin miliknya sedikit saja para pengawal itu sudah tidak dapat bangun, bayangkan jika Wilona mengerahkan seluruh kemampuan yang di milikinya.

"Siapa kau berani-beraninya menganggu kesenangan ku" ujar pemuda itu angkuh, dari penampilannya saja Wilona sudah mengenalinya. Rambut biru, mata biru  belum lagi  pakainya yang berwarna merah lengkap dengan atribut kerjaan lengkap. Wilona akui wajah itu cukup tampan untuk kelakuannya yang minusnya

Lukas ert de Morgana, putra mahkota kerajaan Atlantas yang terkenal dengan keangkuhan dan ke sombongnya, apa gunanya wajahnya yang rupawan serta gelarnya sebagai putra mahkota. Jika kelakuannya saja sudah seperti sampah dimata  Wilona. Di tidak mungkin lupa dengan orang yang kelak membunuhnya itu, bagaimana mungkin Wilona bisa mencintai pemuda sampah seperti ini

"Aku bertanya? Kau punya mulut gunakan untuk bicara. Upss aku lupa selain buta kau juga bisu" hina Lucas disertai tawa para prajuritnya, sementara Chester yang ada disebelah Wilona sudah sangat geram dengan sang putra mahkota itu.

"Nona haruskah saya membunuhnya?" Tanya Chester pelan

"Sabar biar aku saja" ujar Wilona masih berusaha tenang

"Kalau pun saya buta, setidaknya saya punya sopan satun ketika berkunjung kerumah orang. Tidak seperti seseorang yang seenaknya mengambil bintang suci dikediaman Duke" kata Wilona tidak kalah pedas, hey kawan jangan lupa ketika seorang wanita marah. Mereka bisa lebih menyeramkan dari hantu sekalipun mereka cantik

"Kau... Kalian bunuh perempuan tidak tahu diri itu" perintah Lucas pada para kesatria yang tersisa, sementara Wilona dengan santai dan tidak berdosa nya melangkah mendekati snow, melepaskan jeratan pada leher snow dapat dilihat lehernya telah merah, bahkan serigala putih itu kesakitan saat ini. Amarah Wilona semakin menjadi, saat melihat salah satu kesatria  berhasil membuat Chester terluka

The Secret Lady Where stories live. Discover now