Suara hening tercipta didalam mobil, Keyna hanya terdiam sembari menatap deretan gedung tinggi dengan awan yang tak begitu biru karena polusi.
"Key.."
Keyna menoleh, "kenapa bang?."
Ricky berdeham, "ada yang mau diceritain?." Tanyanya mengkode.
"Belum mau. Keyna masih trauma." Balas Keyna singkat lalu kembali menatap luar jendela.
"Hmm it's okay."
"Tapi kamu juga harus inget loh gaboleh musuhan lebih dari 3 hari nanti dosa dan kalo ada apa apa kamu masih punya abang sama kakak yang lain untuk kamu cerita." Ucap Ricky memberikan wejangan.
Keyna hanya mengangguk pelan.
————————-
Sesampainya mereka didepan Cafe, Keyna langsung berpamitan kepada Ricky dan masuk kedalam Cafe untuk siap bekerja.
"Pagi ka.." sapa Keyna tetap ramah.
"Pagi Key semangat kerjanya!."
Keyna berjalan menuju ruang khusus staf dan menaruh slingbag lalu memakai apronnya seperti biasa.
Setelah ia selesai merapihkan bajunya, ia segera keluar dan berdiri didepan meja kasir.
"Halo Key." Sapa seseorang.
Keyna sedikit mendongak, "eh hai Ka Rey."
"Semangat kerjanya."
"Iya." Balas Keyna.
Setelah memberi semangat Rey kembali masuk kedalam dapur dan kegiatan Cafe berjalan seperti biasanya hingga selesai jam makan siang.
Keyna merasa kakinya sangat pegal dan ia merasa perutnya sangat sakit begitupun dengan kepalanya yang terasa berat. Ia melihat keadaan situasi Cafe yang sedang sepi lalu memanfaatkan waktu untuk duduk beberapa menit.
"Kenapa pusing banget ya?" Gumam Keyna sembari memukul pelan kepalanya.
Ia memejamkan matanya sejenak, menarik nafas lalu membuangnya dengan berulang kali hingga pusing dikepalanya sudah mereda. Namun saat ia ingin kembali berdiri tiba tiba ponsel disakunya berbunyi notif pesan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
