Dylan 15 - Ungkapan hati Raya

85 11 3
                                    

Karena hujan, kita sempat dipertemukan untuk saling mengenal.

****

Susulan ulangan harian adalah satu hal yang paling di benci oleh Raya. Gadis itu menghela napas di kursi khusus, di hadapannya ada Pak Yono yang tengah mengawasi Raya dengan mata di balik kacamatanya. Andai saja Raya tidak sakit saat itu, dirinya sekarang pasti sudah berleha-leha bersama Kayla di tepi lapangan.

"Saya udah selesai, Pak." Raya menyerahkan lembar jawab berisi jawaban tersebut kepada Pak Yono.

"Silahkan keluar."

"Terimakasih, Pak, permisi."

Baru saja menutup pintu kaca Raya sudah di kejutkan keberadaan Dylan yang sudah berdiri tepat di hadapannya. Gadis itu mengelus dada sambil menghela napas lega. Dalam hati Raya mencibir, merutuki sifat Dylan yang suka mengejutkan dirinya.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Raya.

"Nungguin lo."

"Ya?" mata gadis itu membola terkejut. Pasalnya baru kali ini Dylan mencari Raya.

"Kamu... nungguin aku? Kenapa nggak nunggu di kelas kamu aja. Malah aku yang mau nyamperin kamu di kelas."

Dylan menggandeng tangan Raya menjauh dari ruang guru. Gerakan yang tiba-tiba itu membuat Raya terkejut dua kali. Dapat dirasakan jantungnya sekarang sudah berdetak seribu kali lipat. Banyak sekali  kupu-kupu yang menggelitik dalam rongga perutnya saat ini. Mata jelita itu diam-diam memandang tangan yang saling bertaut menggenggam erat. Raya mengulum senyum senang.

"Pulang sekolah, lo, gak ada acara?" tanya Dylan tidak basa-basi.

"Nggak ada." setahu Raya memang setelah pulang sekolah nanti ia tidak punya kegiatan lagi.

"Gue mau ajak lo jalan."

"IYA AKU MAU!!" jawab Raya dengan anggukan antusias. Dylan mendengkus kesal. Entah kenapa jawaban senang dari gadis itu membuat perasaan Dylan tak menentu.

^^^

"Kamu mau beliin aku kado?"

Begitu mereka sampai di sebuah mall, Dylan langsung mengajak Raya ke lantai 4 dimana tempat aksen perempuan seperti baju, tas branded, sepatu branded, perhiasan, dll berada. Gadis itu menatap takjub pada sebuah long dress motif bunga. Tangannya terangkat melihat harga baju tersebut. Seketika senyum penuh binar itu luntur berganti mata melotot.

Ini harga baju kaya SPP gue nyampe lulus.

"Buat Sofia. Lusa dia ulang tahun. Gue ajak lo kesini itu bantuin gue nyari kado yang cocok buat dia." ucapan Dylan membuat Raya semakin mengerucutkan bibirnya.

Dalam lubuk hatinya, tentu Raya merasa iri dengan Sofia. Gadis cantik berstatus murid baru itu entah memiliki hubungan apa dengan Dylan. Tetapi, dimata Dylan Sofia adalah gadis yang spesial. Lihat saja, baru saja mengucapkan nama gadis itu membuat senyum kecil Dylan terpapar di wajahnya. Lain hal ketika sedang bersamanya. Hanya ada nada ketus dan sikap tak acuh yang di peroleh Raya.

"Kenapa kamu nggak aja dia sekalian." ujarnya menekan kata dia.

Raya tak suka itu. Seharusnya Raya-lah yang diperlakukan istimewa bukan Sofia. Ingin sekali rasanya Raya mendapatkan sedikit perhatian dari Dylan seperti sapaan hangat atau senyum kecil. Yah, walaupun tidak terlihat jelas.

 [✔] DylanWhere stories live. Discover now