Dylan 24 - Tulip Merah

50 9 0
                                    

Tulip merah melambangkan makna 'Gairah dan Cinta'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tulip merah melambangkan makna 'Gairah dan Cinta'. Yang mana artinya cinta akan terus berjalan sampai tak ada lagi rasa di antara mereka.

****

Raya menikmati cuaca hujan diluar sana. Gemericik air menghantam dinding kaca tersebut hingga membuatnya menjadi buram. Raya menyentuh dinding kaca yang terasa dingin di tangannya. Banyak yang bilang bahwa hujan itu bencana, mengakibatkan banjir, licin di jalan sampai terjadi kecelakaan. Tapi banyak orang yang tidak tau bahwa hujan adalah nikmat dan rezeki dari sang pencipta. Banyak yang menyukai harum tanah basah yang entah kenapa selalu bikin perasaan menjadi tenang.

"Seandainya aku baik-baik saja, apa aku bisa merasakan hujan lagi?" Raya tersenyum getir.

Samar-samar mendengar penjelasan dari dokter dan Risma ketika dirinya berpura-pura tidur tadi, membicarakan masalah penyakitnya yang semakin merambat dan merusak sel-sel dalam tubuhnya.

Raya ingin menikmati hujan bersama Dylan. Seperti orang pacaran pada umumnya. Naik motor ditengah-tengah hujan sambil berbicara tentang keseharian mereka, berteduh sambil mengusap tangan. Persis seperti novel romantis yang selalu ia baca.

Kepalanya berputar kala mendengar bunyi decitan pintu terbuka. Lelaki berseragam putih abu melangkah mendekatinya dengan membawa pepper bag coklat, lalu ia taruh diatas nakas. Mengetahui siapa lelaki yang datang, Raya kembali menatap jendela kaca.

"Udah makan?" tanya lelaki itu.

"Udah." jawab Raya singkat.

Lelaki itu melirik meja nakas. Baki makanan masih utuh bahkan belum tersentuh oleh pemiliknya. Lelaki itu menghela napas.

"Makan, Ray. Nanti lo nggak sembuh-sembuh kalo nggak makan."

"Buat apa? Mau gue makan pun nggak ada yang berubah. Semua bakal tetap sama. Gue bakal mati." ujar Raya lirih.

"Jangan ngomong kaya gitu. Ucapan adalah do'a." jawab lelaki itu marah.

Raya tertawa getir, "Gue udah denger dari dokter waktu lagi ngomong sama Kak Risma kalo penyakit yang gue derita udah memasuki stadium akhir, Sa." sebulir air mata menetes membasahi pipi.

Rupanya hujan sedang mendukung perasaannya. Mengutarakan semua apa yang di rasakan gadis itu.

Ya, lelaki itu adalah Aksara. Aksara menangkup pipi Raya agar dapat bersitatap. Tatapan Aksara pun berubah. Terbesit ada luka dan kesedihan disana. Tidak ada yang menginginkan gadis itu berbicara mengenai kematiannya. Tidak akan pernah.

 [✔] DylanWhere stories live. Discover now