Dylan 27 - Bad Night

47 7 0
                                    

Tidak ada luka yang berakhir bahagia.

***

Raya meneguk saliva-nya susah payah. Dylan menatap Raya dengan alis terangkat sebelah. Tatapan lelaki itu seolah ingin melumat Raya. Raya tau Dylan pasti marah karena ia mengatai Dylan setan budeg.

Demi tuhan jika Raya tau itu Dylan maka kata-kata kasar tersebut tak akan keluar dari mulutnya.

"D-dylan," Raya tergagap.

"Aku pikir kamu—"

"Menghilang?" potong Dylan.

"Maaf. Aku cuma khawatir sama kamu."

Dylan menatap Raya dingin. Lelaki itu berbalik meninggalkan Raya seorang diri. Raya menegapkan tubuh dan tersadar lantas ia menyusul Dylan yang sudah berjalan didepannya.

"Dylan tungguin." Raya mengejar Dylan dengan menyingkirkan dedaunan didepannya.

Mereka menyusuri jalan setapak dengan bantuan senter dari ponsel Raya. Raya mendengkus saat Dylan terus berjalan tanpa memperdulikan omongan gadis itu.

"Jangan cepet-cepet jalannya. Aku susah imbangin langkah kamu."

"Itu kemauan lo sendiri. Gue gak minta untuk dicari." dingin Dylan.

Ucapan menohok ulu hati membuat Raya memberhentikan langkahnya. Tangan gadis itu mengepal di samping sisi tubuhnya.

"Aku bingung sama cara berpikir kamu. Bukannya kita sekarang pacaran? Sikap kamu berubah drastis, Lan. Aku gatau letak kesalahan aku dimana. Sesusah itu kamu bilang dimana letak kesalahan aku? Dari dulu emang kamu gak pernah berubah. Selalu seenaknya." ujar Raya dalam satu tarikan napas.

Dylan sama sekali tidak membalikan tubuhnya. Tubuhnya berdiri kaku membokongi Raya.

"Aku bersusah payah buat ngertiin kamu, apa kemauan kamu, apa yang kamu mau dan..."

"Bukannya gue udah bilang sejak awal, Ray. Gue gak minta lo masuk ke kehidupan gue bahkan untuk merubah gue. Lo sendiri yang menawarkan diri ngajak gue temenan." Dylan menatap Raya dingin. "Gue sama sekali nggak pernah sekalipun minta lo untuk selalu ada disisi gue. Lo bilang gue pantas bahagia? Simpan kata-kata itu untuk diri lo sendiri dan orang yang selalu ada buat lo, bukan gue."

Raya mengepalkan kedua tangannya. "Apa maksud kamu?"

"Maksud gue?"

Dylan berjalan mendekati Raya. Mereka saling berhadapan saling menatap mata tanpa enggan untuk melepas. Hiruk pikuk suara bising burung hantu dan serangga menyertai diamnya suasana. Dylan menelisik bola mata rusa Raya tajam.

"Gue gak butuh lo lagi. Kita putus."

Deg!

Air mata Raya mentes tanpa diminta. Gadis itu menangis tanpa suara. Ditengah dinginnya angin malam Dylan pergi meninggalkannya di tengah hutan serta memutuskan hubungan mereka. Ini kah akhirnya? Ini kah akhir dari hubungan mereka? Mengapa. Bukannya Tuhan sudah menyetujui hubungan mereka sampai Raya benar-benar bisa memberikan kebahagiaan kepada Dylan. Lalu kenapa Dylan sekarang pergi sebelum Raya benar-benar bisa membawa Dylan keluar dari keterpurukannya.

 [✔] DylanWhere stories live. Discover now