Dylan 07- Hey itu milikku.

87 14 0
                                    

Raya membenturkan kepalanya pada meja. Pening dikepala menyerang sejak tadi pagi. Kayla merasa kasihan pada sahabatnya itu, lalu menawarkan diri untuk membawanya ke UKS. Setelah di izinkan oleh guru mereka pergi menuju UKS.

“Badan lo demam,” ujar salah satu petugas UKS setelah memeriksa Raya.

“Kemarin kehujanan?” Raya meringis lantas mengangguk kepala.

Petugas yang bernama Salsa menghela napas kasar. Memang hari kemarin ramalan cuaca mendung dan akan segera turun hujan badai. Kemarin Kayla tidak membawa kendaraannya, tiba-tiba saja saat dalam perjalanan menuju rumah motornya mogok, kemudian gadis itu membawanya ke bengkel. Tanpa pikir panjang, gadis imut itu memilih untuk naik kendaraan umum dan berakhir dengan tubuh basah kuyup.

“Dasar. Gue ambil obatnya dulu bentar.” Salsa bergegas menuju lemari obat mengambilkan obat untuk Raya. Salsa menyuruh Raya untuk berbaring selagi ia masih mengambilkan obat dan membuat teh hangat.

“Maaf ya Ray. Kalau tau lo bakal kaya gini gue anterin lo balik.” ucap Kayla dengan nada menyesal.

Raya menampakan senyuman dengan wajah pucatnya. “Ngapain minta maaf sih Kay. Udah gapapa, lagi gue gatau kalau motornya bakal mogok.”

“Ini Ray obat sama teh angetnya.” Salsa meletakkan baki di atas nakas dekat Raya.

“Oh iya, Kay bisa tolong isi nama Raya? Jangan lupa tanda tangan ya.” titah Salsa pada Kayla.

Kayla mengangguk dan pergi mengisi daftar nama pasien di buku daftar nama.

Salsa membantu Raya duduk. Gadis berambut sepunggung itu berucap terimakasih.

“Gue bisa sendiri, Sal.” Raya mengambil gelas dari tangan Salsa, menelan obatnya dan meminum tehnya.

“Jaga kesehatan Ray, sekarang lagi musim hujan takutnya lo bakal demam terus. Untung deh sekarang ngga parah banget.” ucap Salsa penuh perhatian.

“Iya, makasih ya Sal.” balas Raya seraya tersenyum tulus.

“Yaudah kalo gitu gue tinggal ya. Lo istirahat aja. Dan semoga cepet sembuh.” ucap Salsa menyemangati Raya, lalu berdiri hendak pergi.

“Sekali lagi makasih, Sal.” ucap Raya untuk yang kedua kalinya.

“Iya-iya, makasih mulu. Santai aja kali.” Salsa terkekeh. Menepuk pelan telapak tangan Raya lalu pergi dari hadapan Raya.

Raya menoleh ketika mendengar Kayla dan Salsa berbincang dari celah gorden. Lalu Kayla datang, duduk dikursi samping kanan Raya.

“Gimana Ray, udah mendingan?” tanya Kayla tangannya menyentuh kening Raya.

“Tenang aja abis istirahat juga udah mendingan kok.” balas Raya.

“Gue telfon Kak Risma ya, izinin lo biar bisa istirahat di rumah.” ucap Kayla mengambil ponselnya hendak menghubungi Risma namun ditahan oleh Raya.

“Jangan. Jangan telfon Kakak. Gue gapapa Kay, cuma butuh istirahat doang. Lagian tadi Salsa udah ngasih gue obat.” cela Raya.

“Tapi Ray—”

“Kay please.” Raya menatap Kayla penuh peringatan. “Gue mau istirahat sebentar. Makasih udah jaga gue. Tapi lebih baik lo balik aja ke kelas.” ucap Raya pelan.

“Oke. Kalau gitu gue balik ke kelas. Istirahat nanti gue kesini lagi.” Kayla segera bangkit dari kursinya.

“Semoga lekas sembuh ya Raya,” Kayla memeluk tubuh Raya lalu tersenyum pada sahabatnya. Lalu Kayla pergi dari UKS.

 [✔] DylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang