Dylan 05 - Buku Diary.

92 16 0
                                    

Aku menyayanginya dan aku berharap jika ia juga menyayangiku seutuhnya.

***

Warung Budhe Jum adalah tempat yang terbaik ketika telah melakukan upacara di tengah teriknya matahari. David mengelap dahi menggunakan dasi abu-abu. Dylan, Devka dan Aksara menenggak minumannya sampai habis.

"Ini nih yang gue malesin kenapa harus upacara itu ceramahnya panjang. Kalau aja bukan karena Jengkelin yang ngadu sama Pak Yono nggak mungkin kita ikut upacara!" desah Devka.

Jengkelin adalah nama panggilan dari teman kelas mereka yaitu Ajeng jengkelin. Perempuan cantik, memiliki tubuh yang bagus tapi sayang mulutnya tidak seperti parasnya. Ember dan tukang adu domba. Terutama kepada geng Dylan. Entah apa yang membuat Ajeng memiliki dendam kesumat pada mereka berempat. Tadi pagi, ketika Pak Yono menggeber-geber kelas lain untuk segera menuju ke lapangan. Devka yang tau sebentar lagi Pak Yono akan tiba di kelasnya mengajak ketiga kawannya kabur melalui jendela kelas. Dan sialnya, Devka tidak sadar jika masih ada Ajeng di kelas. Ajeng pun berlari dan mengadu pada Pak Yono jika keempat lelaki itu akan kabur.

"Masih gue ampunin tuh cewe. Untung cantik." Aksara membuang botol minuma dalam tempat sampah.

"Emaknya ngidam apaan dah sampe punya anak kaya dia." ujar Devka menyilangkan tangan dan bersandar pada punggung kursi.

Ting

Dylan merogoh saku celana ketika getaran ponselnya berbunyi. Ada satu pesan dari nomor yang tak dikenal memenuhi layar ponselnya.

08xxxxxxxxxx: Hallo Dylanku tercinta.

Dylan menukik alis tajam. Dia sama sekali tak mengenal nomor tersebut tapi si pengirim pesan ini seperti kenal dekat dengannya. Dylan mematikan ponsel. Begitu tak perduli siapa dia. Satu sekolah ini tau siapa itu Dylan dan mungkin saja dia adalah salah satu diantara mereka.

Ting

Ponselnya berdenting kembali. Dylan hanya melirik dingin ponselnya yang tergeletak diatas meja. Nomornya masih sama seperti yang barusan.

08xxxxxxxxx: Dylan kenapa gak bales pesan gue sih):

08xxxxxxxxxx: Kamu gatau siapa aku?

08xxxxxxxxxx: Kita saling kenal loh masa gatau sih^^

Dylan pun tertarik dengan pesan terakhir. Lalu jemarinya bergerak lincah di atas keyboard.

Dylan Nauta Morven: Siapa lo?

Dylan menunggu balasan dari si pengirim tersebut. 5 detik setelahnya ada balasan masuk.

08xxxxxxxxxx: Kamu gatau siapa aku?

08xxxxxxxxxx: Kalo gitu aku kenalin diri lagi.

08xxxxxxxxxx: Hay Dylan. Namaku Oceana Raya Kanaka dari kelas sebelah. Kamu pasti tau kan siapa aku. Yap betul, aku adalah jodoh kamu yang sebenarnya. Kesukaan Dylan warna hitam. Dylan gasuka makanan pedas. Dylan itu ganteng. Sayang banyak yang suka. Dan Dylan gasuka sama hewan kecoa. Dylan pasti sekarang lagi di kantin sambil baca pesan aku kan hayooo ngaku.

08xxxxxxxxxx: Jangan lupa di simpen nomorku ya Dylan^^.

Dylan langsung mematikan ponsel. Seketika tubuhnya sangat merinding. Ia pun mencari-cari keberadaan Raya. Namun nihil. Hanya ada mereka berempat dan beberapa siswa lain yang sedang membeli minuman dan makanan.

 [✔] DylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang