9 : Bocah Geblek

32.5K 2K 117
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca

***

"Reino, Mama benar-benar kecewa sama perbuatan kamu. Gara-gara kamu, mama jadi malu"

Kania kini sedang marah-marah di Apartmant Reino. Wanita paruh baya itu sampai menyusul Reino ke Apartment-nya barang kali terjadi sesuatu pada anaknya. Namun justru ketika Mamanya datang kesana, Reino malah baru selesai mandi dan apa yang terjadi? Bahkan Reino lupa kalo dirinya punya janji untuk ketemuan sama Intan. Alias anak temen Mamanya.

"Ya maaf Mam, kan Reino lupa. Soalnya banyak banget kerjaan di Sekolah."

"Lupa sih lupa, tapi masa kamu sampe lupa sama perjodohan kamu"

"Iya Mam maaf. Reino janji, besok Reino bakalan ajak Intan jalan-jalan sesuai permintaan Mama. Cuma ya paling agak sorean, kan mama tahu sendiri sekarang Reino Guru Bahasa Jepang"

Kania menghela napasnya. Yasudahlah mau gimana lagi, semuanya sudah terjadi. Dan Reino juga sudah berjanji untuk mengajak Intan jalan-jalan agar Mamanya senang.

"Mama gak akan jodohin kamu kalo kamu sudah punya pacar Reino. Makanya kamu cepet nikah, biar mama gak susah lagi ngenalin kamu ke anak temen-teman Mama"

"Iya Mam mau gimana lagi, kan Reino udah bilang Reino hanya pengen cari yang terbaik buat diri Reino. Reino gak pengen nanti tiba-tiba cerai di tengah jalan. Bagi Reino, pernikahan itu sekali seumur hidup. Makanya Reino gak akan main-main untuk memilih perempuan"

Persetan dengan kata cari yang terbaik. Itu hanya alasan Reino saja. Kalo Reino tidak punya masalah dengan adiknya saja, mungkin dia bakalan menikah dari dulu. Namun sayangnya, ketika pertama kali dia merasa adiknya berdiri malah di sebabkan oleh anak bau kencur yang ternyata muridnya sendiri.

Kania berdiri dari Sopa, dan langsung memeluk Reino yang kala itu tengah berdiri. Lalu mengusap punggung anaknya dengan sayang.

"Maafin mama udah ngeburu-buru kamu buat menikah Rei. Mama cuma kasian karena kamu terus hidup sendiri padahal kamu sudah sukses."

"Gak Papa Mama. Rei ngerti kok"

Reino membalas pelukan Mamanya itu. Lalu mereka berdua melepaskan pelukan masing-masing.

"Yaudah kalo gitu Mama mau pulang"

"Reino anter ya?"

"Gak usah. Mama sama Dean kesini"

"Kenapa Dean gak di ajak masuk kesini Mam?"

"Dia lagi menangani kasus penting. Jadi butuh Privasi biar Mama gak denger"

"Oh gitu... Yaudah Mama hati-hati ya! Reino antar sampe Lobby"

"Gak Usah sayang, Mama pulang sendiri aja"

"Kiwotsukete kudasai ne Okaasang! (Mama hati-hati ya!)"

"Hai, sore Ja matane (bye bye)"

Kania pergi setelah Reino membungkuk Ojigi pada Mamanya. Dia mengantarkan Mamanya sampai pintu Apartment. Lalu Mamanya pergi dan tak terlihat lagi saat sudah masuk Lift.

***

Reino menutup kupingnya rapat-rapat saat suara deringan telepon terus memekakan telinganya di nakas tempat tidur. Serta suara pintu bel yang di pencet berkali-kali hingga menimbulkan suara bagaikan alat musik Dram.

"AAAAAAAAA" Reino berteriak, dengan terpaksa dia bangun dari tidur indahnya.

"siapa sih yang ganggu subuh-subuh gini? Gak tau orang lagi nyenyak tidur" dumal Reino.

My Perfect Teacherحيث تعيش القصص. اكتشف الآن