33: Kedatangan Intan

16.5K 1.2K 178
                                    

"Gomen Margaret sang, kamu boleh bertanya sesuai dengan yang telah tadi saya jelaskan saja, karena sudah jelas kalo hubungan saya dengan Anggun itu adalah guru dan murid," ujar Reino sebelum mengakhiri sesi tanya jawab.

Dia menutup buku LKS serta membawa beberapa buku bahasa Jepang untuk ia bawa ke kantor. Sementara di kelas masih riuh bergosip ria membicarakan Anggun dan Reino. Sementara Anggun masa bodo karena sudah terbiasa menjadi buah bibir semua murid.

Sebelum pak Darmanto masuk untuk mengajar di pelajaran selanjutnya, kini masuklah Satrio ke kelas Anggun dengan wajah sangat kusut. Terlihat jelas jika dia benar-benar tidak bisa menerima penglihatannya tadi pagi di parkiran. Padahal Satrio setiap hari selalu menawari Anggun tebengan, tapi selalu saja Anggun tolak. Sementara Guru baru itu dengan sangat mudahnya membawa Anggun naik ke mobilnya.

Denis dan Cinta terkesiap saat melihat Satrio mendekati Anggun. Lalu Anggun mendongak, dia sudah menduga jika Satrio akan seperti ini.

"Anggun, lo gak punya hubungan apapun kan sama Reino Sensei? Tadi lo cuma nebeng kan sayang?" Tanya Satrio sambil menahan rasa sakit di hatinya.

Nyatanya bukan hanya Satrio yang penasaran akan hal itu, semua murid di sana juga sama-sama penasaran.

Anggun menghela napasnya, lalu memandang Satrio lekat-lekat. Dia menggeleng lemah, "nggak," jawab Anggun.

Satrio sedikit melebarkan matanya, "ma-maksud lo?" Suara Satrio melemah.

"Gue gak punya hubungan apapun sama Reino Sensei, gue cuma nebeng di mobilnya," jawab Anggun yang memang pada kenyataannya seperti itu.

Satrio kini tersenyum lega, di ikuti perasaan lega dari yang lain. Lelaki itu tadi sempat jantungan melihat adegan di parkiran, tapi mendengar Anggun menjelaskannya membuat Satrio benar-benar merasa lega.

"TUH DENGERIN APA YANG ANGGUN BILANG! DIA GAK PUNYA HUBUNGAN APAPAUN SAMA REINO SENSEI, JADI KALIAN HARUS BERHENTI GOSIPIN ANGGUN YANG ENGGAK-ENGGAK!" teriak Satrio pada semuanya.

"Karena gue tau, lo hanya buat gue Nggun," lirih Satrio sambil memandang Anggun dengan senyuman.

Sementara Anggun terlihat murung, dia membenci kenyataan yang ada jika Reino dan dirinya memang hanya sebatas Guru dan Murid.

***

Seminggu berlalu, gosip Anggun dan Reino mulai mereda. Reino dan Anggun sudah tidak lagi bersama ke sekolah, karena Anggun selalu di antarkan oleh supirnya Kania. Reino dan Anggun juga hanya bertemu di sekolah, itupun hanya bertemu sekilas. Ketika Reino mengajar di kelas 12 Bahasa 3 saja. Setelah itu keduanya sama-sama diam dan tidak berniat ingin mengobrol. Seolah-oleh mereka berdua memang terlarang untuk berbicara berdua.

Namun setelah gosip minggu lalu mereda, kini sekolahan gempar dengan kedatangan seseorang ke SMA Pelita. Beberapa murid terkaget-kaget dengan penampakan wanita berpakaian mewah datang ke sekolahan. Memakai mobil Lamborgini Orange. Membuat semua murid terlihat ngiri.

"Dek kantor guru sebelah mana ya?" Tanya Intan seraya membuka kaca mata hitamnya di depan murid-murid yang hendak akan pergi ke kantin.

"Di ujung kak, abis lewatin lorong aja" jawab murid laki-laki beserta geng-nya, dengan tatapan memuja pada Intan. Kalo saja mereka sudah dewasa, ingin rasanya mereka juga menjadi pendamping wanita itu.

Intan mengangguk-angguk, lalu kembali melangkahkan kakakinya yang di balut heals hitam itu hendak menuju ke arah kantor.

Namun kaki Intan terhenti tatkala mendengar ucapan seseorang padanya.

"Tunggu!" Ucap bu Sepia sambil tersenyum.

Bu Sepia tahu sekali jika orang yang datang ini bukanlah orang biasa. Bu Sepia yang notabene memang ingin naik jabatan harus punya chanel untuk dia di naikan tingkatnya. Karena orang seperti Intan pasti punya kepentingan dengan sekolahan. Itulah yang di pikirkan bu Sepia.

My Perfect TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang