19 : Mahakarya Reino

32.2K 1.7K 139
                                    

JANGAN JADI READERS KIKIR KOMEN & LIKE

"Minasan!! (Semuanya)" Teriak sang ketua kelas XII Bahasa-3 saat Reino memasuki ruang kelas itu.

"Hai" jawab semuanya.

"Kirits! (Tolong berdiri)" teriak sang ketua kelas lagi.

Kemudian semuanya berdiri saat Reino sudah menaruh semua buku di mejanya kemudian berdiri dengan tegap.

"Kyotsukei! (Siap-siap!)"

"Rei! (Beri salam!)"

"Ohayou Gozaimasu (Selamat pagi)" Sapa semuanya. Lalu Ojigi atau merunduk untuk memberi hormat pada Reino.

"Ohayou (pagi)" jawab Reino.

"Suwatte kudasai! (Tolong duduk)"

Kemudian semuanya duduk di bangku masing-masing. Menunggu aba-aba untuk berdoa'a oleh sang ketua kelas.

"Benkyou suru maeni oinori ja hajimemasu (sebelum belajar marilah kita berdo'a dulu. Berdo'a di mulai!)"

Semuanya menunduk untuk mulai berdo'a karena pelajaran Bahasa Jepang di mulai di pagi hari.

"Owarimashita!" (Selesai)

Semuanya mengusap wajah untuk mengakhiri do'a masing-masing. Lalu Reino duduk di bangku Guru dan membuka buku paket Bahasa Jepang untuk melanjutkan pembelajaran yang dulu belum selesai.

"mina genki desuka? (Semuanya sehat?)"

"Hai Genki desu. Sensei mo Genki desuka? (Ya sehat. Bapak Guru juga gimana kabarnya)"

"Genki ne Arigatou (Sehat. Terimakasih sudah bertanya) kyou wa nan kai desuka? (Sekarang bagian bab berapa?)"

Kemudian pembelajaran Bahasa jepang di mulai. Semua murid memperhatikan Reino yang sedang menerangkan tentang Pola kalimat dasar dalam bahasa Jepang. Termasuk Anggun yang kini sedang memandang Reino dari bangkunya yang terletak paling pojok di sisi jendela.

Anggun mengipas-ngipas lehernya yang terasa panas. Cuaca hari ini juga sangat cerah, bahkan begitu panas meski masih pukul setengah sembilan pagi. Anggun yang duduknya di pojok dekat jendela terus saja mengipasi wajahnya menggunakan buku catatan.

"Gun, coba iket deh rambut lo biar gak gerah. Percuma di kipasin kalo rambut panjang lo ngegerai kayak kuntilanak" saran Denise yang ada di sebelahnya.

Benar juga kata Denise. Dia mencari-cari tali rambut yang ada di dalam tasnya. Karena Anggun memang suka menaruhnya di dalam tas ketimbang di pake.

"Coba kerjain soal ini ya Minasan!" Titah Reino pada semua murid sambil menunjuk soal di White Board yang sudah ia buat.

Mata Reino menyusuri semua murid yang kini Fokus mengerjakan soal yang sudah Reino buat. Namun mata Reino terhenti pada gadis di dekat jendela yang kini sedang mengikat rambutnya. Reino terlonjak kaget, dan langsung berdiri.

"Anggun!" Teriak Reino.

Seketika semua orang berbalik arah, menuju arah mata Reino tertuju. Lalu menatap Anggun yang kini masih belum selesai mengikat rambutnya.

Gadis itu mendongak karena namanya di sebut-sebut. Dengan tampang polosnya dia tersenyum ke arah Reino dengan tangan yang masih ada di belakang kepala memegangi tali rambut.

My Perfect TeacherWhere stories live. Discover now