10 : Kegilaan Anggun

35.8K 2K 233
                                    

Jangan lupa like sebelum membaca 🙂
****

"Emangnya kamu segampang itu ya ngajakin cowok pacaran?"

Anggun mengangguk dengan polosnya. "Ya gampang Mas, kan tinggal bilang aja ngajak pacaran?"

Euuuuuh susah banget ya ngomong sama bocil.

Si Anggun ini kan cowok yang menyukainya bejibun. Kenapa gadis ini begitu polosnya saat berada di dekat Reino. Terus kadang Anggun juga jadi begitu Pro aktif saat menggodanya. Sungguh karakter Anggun ini sulit sekali di tebak.

"Udah lah cape ngomong sama anak kecil. Saya mau tidur" pasrah Reino. Yang kini malah kembali berbaring di ranjangnya.

Melihat hal itu Anggun langsung mencopot sepatunya dan ikut tiduran di ranjang tepat di sebelah Reino.

Reino kembali membuka matanya ketika menyadari bocah itu malah ikutan selimutan. Dengan cengirannya yang bikin Reino begitu gemas ingin nampol wajah Anggun. Iyah nampol pake bibir maksudnya.

"Anggun!"

"Iya Mas Reiku sayang?"

"Awas kalo kamu macem-macem kayak kemarin. Saya jamin kamu gak bakalan bisa jalan hari ini"

Mendengar hal itu membuat Anggun jadi merasa ketakutan. Dia segera menjauh dari tubuh Reino. Namun masih tetap tidur seranjang dengan lelaki itu.

Anggun cemberut. Sebenarnya dia tadi ingin menjawab kalo dirinya itu tidak pernah pacaran sama sekali. Baru kali ini Anggun sebucin ini. Dia tidak ingin Reino tahu kalo Anggun sama sekali tidak punya pengalaman tentang pacaran. Makanya ketika hatinya berdebar untuk pertama kali pada Reino, Anggun yakin jika dia adalah laki-laki yang terbaik untuk dia cintai.

Jujur saja, banyak sekali cowok yang mengantri untuk mengajaknya pacaran. Bukannya Anggun sombong, semuanya dia tolak. Karena menurutnya, menerima seseorang yang tidak Anggun cintai itu perkara susah. Dari pada dia menyakiti mereka, lebih baik Anggun mengajak mereka berteman. Toh berteman lebih asyik ketimbang hadirnya cinta di antara pertemanan. Makanya, tidak ada cowok yang membenci Anggun meski mereka ia tolak. Karena Anggun selalu menghargai mereka yang mencintainya.

"Mas Rei... makasih udah hadir di hidup Anggun" gumam gadis itu sambil mengelus rambut Reino.

Lelaki itu sudah kembali terlelap. Anggun jadi merasa bersalah sudah membuat tidurnya Reino terganggu.

***

"Yah Mas kok cuma nyampe sini? Gerbang sekolah kan masih jauh" rengek Anggun, karena Reino malah menurunkannya di jalan yang jaraknya satu kilo meter lagi baru nyampe gerbang.

"Tapi nanti ada yang curiga, kalo ada murid yang liat kamu turun dari mobil saya"

"Tapi kan Mas Rei—"

"Sudah mendingkan saya bolehin kamu nebeng. Gimana kalo mulai besok kamu gak nebeng lagi di mobil saya?"

Mendengar hal itu Anggun jadi mingkem tak bergeming. Dia menarik kenop mobil dengan perlahan. Lalu keluar dari mobil dengan begitu tenang meski di dalam hatinya mencaci maki Reino.

"Yaudah Mas Anggun lari aja. Makasih udah ngijinin Anggun numpang di mobil Mas Rei"

"Hati-hati" ucap Anggun saat mobil Reino berjalan ngebut meninggalkan dirinya di sisi jalan.

"Kenapa susah banget sih dapetin Mas Rei? Perasaan muka Anggun gak jelek-jelek amat. Yang atas padet, yang bawah jos, kurang apa lagi coba? Yah meski Anggun akui Nilai akademis jeblok semua. Kalo soal itu sih Anggun angkat tangan" gumam Anggun tanpa sadar sambil berjalan menyusuri jalan yang lumayan lengang karena masih lumayan pagi.

My Perfect TeacherWhere stories live. Discover now