18: Malam Bersama

43K 1.9K 193
                                    

Like + Komen karena Aku nulis itu tanpa royalti. Jadi sama-sama saling menghargai. Anggap aja kalian Like + komen itu shodaqoh ke kaum du'afa 😁🤣🙏
****
WARNING!!
Siapin kipas Guys!!!
***

Reino kira, tubuh bagian bawahnya tidak akan Turn On lagi. Tapi sekarang tubuhnya justru merespon dengan sangat baik saat kaki Reino membelit pahanya.

Gadis itu masih memejamkan mata kuat-kuat. Meremas selimut dengan sangat kuat. Dorongan hasrat ingin berbuat lebih kini muncul di benak Reino. Rasanya lelaki itu ingin sekali mencium Anggun saat ini. Membuka seluruh pakaiannya, lalu menindih tubuh langsing Anggun dan memakannya habis-habisan hingga Anggun merintih keenakan. seperti di Kamar mandi Guru tempo hari.

Namun akal sehat Reino masih jalan. Dia menggelengkan kepala. untuk menahan seluruh gejolak di tubuhnya.

"Mas AC-nya kok gak nyala?" Tanya Anggun yang sekarang memberanikan diri untuk membuka matanya.

Reino segera mengambil remot AC di nakas belakang tubuh Anggun. Sampai kini tubuhnya benar-benar berada tepat di atas tubuh gadis itu. Rasanya jari jemari Anggun ingin sekali membuka kancing baju tidur Reino. Lalu membuangnya kesembarang arah. Namun hal itu ia urungkan, demi keselamatan bersama.

"AC nya udah dingin. Kalo di tambah dingin banget"

"Gak tau Mas, masih gerah banget"

"Saya juga gerah. Yaudah saya tambahin ya AC-nya sampe Full"

1jam berlalu. Dengan posisi tidur yang sama. Kaki Reino membelit paha Anggun hingga tubuh bagian bawahnya menempel dengan milik gadis itu.

"Mas AC nya rusak ya?"

"Gak tau"

Anggun hendak mengambil remot AC di belakangnya. Hingga tubuh gadis itu bergerak.

"Tunggu!" Cegah Reino.

"Kenapa Mas?"

"Jangan gerak! Saya gak bisa tahan kalo kamu gerak terus" ucap Reino masih dengan mata terpejam dan menahan mati-matian hasrat di dalam tubuhnya.

"Terus Anggun harus gimana?"

Reino membuka matanya. Lalu meraih tangan Anggun dan memohon pada Gadis itu.

"Ijinkan saya mengeluarkannya lagi Anggun. Saya benar-benar tidak bisa tidur. Tidak! Maksud saya... Saya gak bisa tahan"

Anggun jadi makin dek-dekan. Itu artinya kejadian di kamar mandi Guru akan terulang kembali. Akal sehatnya terus menolak. Namun tubuhnya juga sama tidak bisa menahannya seperti Reino. Dan tanpa sadar Anggun mengangguk.

Tanpa ba-bi-bu lagi. Reino langsung meraih bibir gadis itu. Dan menciumnya dengan menggebu-gebu. Lalu menindih tubuh Anggun untuk bisa melakukannya dengan leluasa.

Anggun mencengkaram kerah baju tidur Reino. Agar laki-laki itu bisa terlepas dari bibirnya. Keduanya terengah-engah saat melepaskan tautan masing-masing.

"Mashh.."

"Hm?"

"Mainnya jangan kasar kayak di Kamar Mandi Guru ya! Kaki Anggun-nya sakit"

Reino mengelus rambut Anggun, dia mengangguk. "Maafin saya Anggun. Saya akan berhenti kalo kamu nyuruh saya berhenti"

Anggun menggeleng. "Anggun gak mau Mas Reino berhenti. Lanjutin! Anggun cuma mau mas Reino mainnya lembut"

Reino tersenyum simpul. Dia kembali memagut bibir Anggun. Namun kini dengan sapuan bibirnya yang lembut. Keduanya berciuman sangat mesra. Hingga tanpa sadar tangan Reino menyusup ke balik kaus yang Anggun gunakan. Namun kini pikiran Reino di liputi rasa bersalah sebelum memegang dada Anggun.

My Perfect TeacherWhere stories live. Discover now