#5 ‒ UKS

14K 755 17
                                    

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

"Shit!"

♚☠♛

Alden, Romeo, Nico, Johan, dan Nando sedang sparing dengan anak kelas sepuluh IPS 3. Mengisi waktu luang sebelum bel berbunyi. Kebiasaan mereka selalu seperti itu, sebelum dan sesudah mata pelajaran Penjaskes, pasti mereka akan gunakan untuk bermain melawan kelas yang digabungkan dengan mereka. Hanya sparing iseng-iseng saja.

Alden sedang menguasai lapangan, ia terus berlari dan men-dribble bola basket yang ada di tangannya. Ketika ia melihat ada dua orang dari tim sepuluh IPS 3 yang berada tidak jauh darinya, ia ingin mengoper ke arah Johan yang ada di sebelah kanannya. 

"JO!!" Alden berteriak memanggil Johan dan melempar bolanya cukup kencang.

Akan tetapi, memang Johan kurang mahir dalam basket, bola tersebut meleset ke arah pinggir lapangan. Tepatnya, ke arah gerombolan empat gadis di pinggir lapangan. Memang keberuntungan sedang tidak di tangan Alden. Bola tersebut menghantam kepala salah satu gadis di sana.

"ARETHA!"

"ANJIR!! RETH!"

"Shit!" Alden mengumpat pelan ketika ia melihat gadis yang tadi ia dengar namanya- Aretha, terjatuh dan langsung berlari mendekati kerumunan tersebut.

"ANJING! ALDEN ANAK ORANG ITU!" Romeo pun ikut mendekati kerumunan tersebut.

"GILA LO YA AL?!" Nando pun menyusul mereka.

"Minggir!" Alden mengusir para siswa-siswi yang mengerubungi tubuh gadis tersebut. Membuat mereka semua langsung memberi jalan untuk seorang Alden Joshua Gracio.

Alden melihat tubuh gadis itu sudah terkapar di lantai dengan kepala yang ditahan oleh salah satu temannya yang sedang menepuk-nepuk pipi gadis tersebut.

"RETH! ANJIR BANGUN WOI! SIAPA TADI YANG LEMPAR BOLANYA?!" Aileen sudah berteriak menatap orang-orang sekitarnya.

"Gue. Minggir, gue bawa dia ke UKS." Aileen langsung terdiam ketika melihat pria di depannya ini, lalu ia buru-buru berdiri, memberi ruang untuk Alden, pria itu pun langsung mengangkat tubuh Aretha dengan mudahnya. Ia berjalan meninggalkan lapangan menuju UKS yang jaraknya cukup jauh. Jangan lupakan betapa luasnya sekolah ini.

Sepeninggalan Alden dan Aretha yang sudah pingsan, para siswa-siswi tadi pun bubar.

"Tolol juga sih lo Jo, segala kaga ketangkep." Nando memukul kepala Johan pelan.

"DIH ANJIR!! Lo kan tau si Alden kalo udah pake tenaga kayak gimana. Mana kaga nyampe gua."

"Ya siapa suruh lo tolol." Romeo menyambar.

"Bacot lah, mending susul Alden." Nico berjalan meninggalkan mereka. Diikuti oleh tiga temannya itu.

Aileen, Lila, dan Clara sudah menyusul Aretha dan Alden setelah bel berbunyi dimana menandakan sudah waktunya istirahat dan mempersiapkan untuk pergantian mata pelajaran selanjutnya.

Sesampainya di UKS, Alden langsung meletakkan Aretha diatas brankar, membiarkan dokter khusus di SMA Dirgantara untuk memeriksa Aretha. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang