#8 ‒ Pertemuan Kembali

12.6K 672 12
                                    

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Pertama-tama mau ngucapin makasih buat kalian yang udah baca Alden sampai detik iniiiii! liat readers nambah terus jadi makin semangat buat update hihi thankyou so muchhh!😍 looopp u♡ ('・ᴗ・ '  )

Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

"WOI BERISIK BANGET DAH?!"

♚☠♛

Teriakan tadi berasal dari Archer yang sedang menuruni tangga sembari mengucek kedua matanya, Arnold berlari meninggalkan mereka semua, tidak mau kena omelan Kakak satunya, Archer. Sepertinya pria itu baru saja bangun dari tidur siangnya.

"Ganggu orang tidur aja lo pa- LAH SI BRENGSEK ADA DISINI?!" Archer sudah berniat ingin memarahi adik-adiknya tetapi perhatiannya teralihkan ketika melihat satu sosok yang sangat ia kenal, Alden.

Alden mengalihkan tatapannya ke orang yang baru saja menunjuknya, ia hanya menatap datar pria itu.

"Lo yang brengsek." Alden lalu tersenyum dan berdiri melakukan fist bump dengan Archer.

Aretha hanya memandang keduanya dengan tatapan aneh, "Kalian kok kenal?" gadis itu menggaruk pelipisnya, bingung.

"Dia,-" Archer menunjuk Alden, "Lawan gue dulu pas gue masih suka balapan. Sekarang mah udah tobat." Archer merangkul bahu Alden.

"Bilang aja lo takut, bukan tobat."

"Buset ini bocah, masih aja sombong ye!" Archer meninju dada Alden pelan.

Alden hanya tertawa mendengar perkataan Archer.

"Tanding lagi gak?" ujar Alden, menantang.

"Gak dulu, males lawan lo gak menang-menang." Archer melepaskan rangkulannya dari bahu Alden.

"Lo nya aja yang gak berbakat." Alden sudah duduk kembali di sofa sembari menikmati kue buatan Tante Adhisti. Mama dari ketiga bersaudara ini.

"Alah bacot! Gimana Dankevoort?" Archer akhirnya duduk di salah satu sofa di sana.

"Ya gak gimana-gimana." 

"Terus ini, lo ngapain di rumah gue?" Archer sudah memicingkan matanya curiga, lalu menatap Alden dan Aretha bergantian.

"Lo nyari masalah Reth sama dia?" Archer melanjutkan.

"Apaan sih, mana ada!" Aretha sudah menatap sengit kakaknya, selalu menuduhnya yang tidak-tidak.

"Gue tadi gak sengaja lempar bola kena kepala adik lo. Gue anterin balik jadinya, mau mastiin aja dia sampe rumah gak pingsan di tengah perjalanan." 

Archer yang mendengar penjelasan Alden hanya tertawa keras. 

"HAHAHAHA BRENGSEK EMANG LO AL!!" Archer memegang perutnya yang sudah sakit akibat kebanyakan tertawa.

Archer melanjutkan, "Gak sekalian lo lempar biar amnesia, pusing gue punya adik kayak dia!" Alden hanya tertawa mendengar perkataan Archer tadi.

Aretha yang mendengar itu sudah mengambil satu bantal sofa dan memukul Archer dengan bantal tersebut tanpa ampun.

"WOI BAR-BAR! SAKIT ANJIR!" Archer sudah berusaha menghindar dari pukulan adiknya tapi tetap saja Aretha mengejarnya lalu memukulnya lagi.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang