#21 ‒ I'm Sorry

9.7K 515 31
                                    

Hi Hi!!🥰 

Sesuai request nih!! Alden up hari iniiii buat nemenin malming kalian hehe🤩

Anywayyy, aku mau bilang makasih banyaaakk buat kalian yang masih setia nungguin Alden update, aku pasti gak akan bisa sampai di titik ini tanpa adanya kaliannnn, ilyyy!🤗

Anywayyy, aku minta vote + comment juga gapapa kannnn?? hehe😋 jangan malu-malu buat spam comment bb!🥰😍 jujurrr, comment kalian tuh bikin mood aku naik bangeeettt!!!

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

Seisi kelas 12 IPA 1 sedang menjalankan Pendalaman Materi yang diwajibkan untuk anak Sekolah Menengah Atas yang berada di tingkat akhir. Mereka semua sedang sibuk berkutat dengan kertas-kertas yang berisi banyak soal fisika. Mereka diharuskan menyelesaikan soal-soal tersebut apa bila ingin pulang lebih cepat. 

Hanya tersisa satu kertas yang harus Alden kerjakan. Pria itu melirik jam yang terpajang di dinding kelas, waktu masih menunjukkan pukul 2. Alden harus segera menyelesaikannya, kasihan Aretha yang masih menunggunya di perpustakaan. Tadi gadis itu sempat mengirimkannya pesan sebelum Pendalaman Materinya dimulai. 

Sebenarnya bisa saja ia memerintahkan salah satu anggota Dankevoort mengantar Aretha pulang kembali ke rumahnya. Akan tetapi, ketika Alden membayangkan Aretha yang berboncengan dengan pria lain membuat dirinya panas sendiri. Entah lah, Aretha sekarang memiliki dampak yang cukup mengejutkan untuk Alden.

Ketika ia kembali berkutat dengan soal-soal fisika yang menurutnya cukup rumit itu, tiba-tiba ia merasakan bahunya dicolek dari belakang, "Psst, woi Al!" Alden mendengar bisikan dari belakangnya, membuat dirinya memutar kedua bola matanya malas. Pasti Romeo ingin meminta jawabannya.

"Woi! Bagi dong!" bisik Romeo agar tidak menarik perhatian guru fisikanya di depan. Tepat sesuai perkiraan Alden.

Alden hanya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, lalu mengacungkan jari tengahnya ke belakang. 

"Brengsek." umpat Romeo setelah melihat jari tengah Alden yang memang diarahkan untuknya. 

Akhirnya Romeo mengalihkan perhatian ke samping kanannya, disana sudah ada Nico yang sedang mengerjakan soal-soal dengan earphone yang sudah tersumpal di telinganya, 'Ah ini mah gak usah diharap.' ucap Romeo dalam hati.

Ketika ia mengalihkan perhatiannya ke Johan yang berada di kirinya, ia melihat pria itu malah sibuk memperhatikan luar kelas sembari menggigiti ujung bolpoinnya. Seketika pemikiran jahil Romeo muncul, ia merobek kertas dari bukunya, ia meremas kertas tersebut sampai berbentuk bola. Setelah itu, ia melemparkannya ke Johan, membuat Johan langsung terlonjak kaget dan lompat dari kursinya, "EH GOBLOK!" teriak Johan tanpa sadar dan langsung memukul-mukul seragamnya, ia kira ada binatang yang jatuh ke tubuhnya.

Romeo langsung tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Johan tadi. Tingkah mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian seisi kelas. Sedangkan Bu Sari langsung melayangkan tatapan tajamnya ke mereka berdua. Membuat Johan dan Romeo menelan ludahnya dengan cukup sulit karena gugup melihat tatapan tajam Bu Sari. Biasanya musuh bebuyutan Bu Sari adalah Nando, kali ini sepertinya mereka akan mengikuti jejak Nando. Memasuki daftar hitam Bu Sari.

"Kalian ngapain Johan dan Romeo?!" teriak Bu Sari dari depan kelas, berhasil membuat kedua manusia itu berjengit kaget.

"Ngg- ngga Bu." jawab Johan dengan gugup.

"Terus? Kenapa tadi lempar-lemparan?" Bu Sari sudah bangkit dari kursinya. 

"I-itu bu..." Romeo terlihat seperti sedang berpikir, memikirkan kali ini ingin menggunakan alasan yang mana.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang