Lana - part 3

180 15 4
                                    

Batal ke Malioboro

Sarapan di Yogyakarta memang selalu berciri khas. Sudah banyak daerah-daerah di dunia ini yang Lana kunjungi, tapi di Yogyakarta sangat berbeda. Makan makanan yang paling sederhana pun pasti tetap nikmat. "Lebih nikmat lagi kalau makannya bersama Daniel." Lana mulai melantur lagi.

-

"Waah ... Lana sudah sarapan duluan. Kita masih kebagian gak nih?" tanya Irene.

"Tenang saja teman-teman, mbok Yem bawa delapan bungkus lontong pecel porsi kecil-kecil. Kalau kalian nekat joging satu keliling danau lagi, dijamin semua pecel lontong ini pasti habis." Lana terkekeh. "Nih, masing-masing satu bungkus saja ya? Adi boleh dua.  Sisanya you know lah."

"Kalau saya satu bungkus saja sudah cukup. Tapi.. kamu kan jogingnya paling sedikit, tapi makannya paling banyak. Kalori dan gerak kamu nggak seimbang tauu," ujar Deisy.

"Tak apalah Deis, kalau mau diet, harus dengan yang ahlinya dan beradaptasi pelan-pelan, jangan asal-asalan, kalau gagal bisa-bisa nyawa melayang," saran Irene.

"Okelah teman-teman, mulai saat ini saya akan menambah aktivitas olahraga yang ringan dulu sambil cari-cari informasi bagaimana cara diet yang sehat. Yuk kita makan."

Mereka pun menikmati sarapannya sambil duduk di tepi dermaga dengan kaki berkecipak kecipuk' di air danau. Dinginnya air danau membuat mereka yang lelah menjadi segar kembali.

Selesai sarapan, Irene berkata pada Lana, "Lan, saya punya cara paling mudah untuk mengimbangi kalori yang kamu konsumsi."

"Tapi saya nggak harus joging lagi kaan?"

"Enggak, nggak perlu," kata Irene sambil mengeluarkan hapenya begitu juga Ferly, dan Deisy, masing-masing mengeluarkan hapenya untuk meyakinkan Lana. "Mana hape kamu, Lan?"

Lana bingung tidak mengerti apa maksud Irene, tapi ia tetap mengeluarkan hapenya lalu memberikannya pada Irene. Irene meletakkan keempat hape tersebut ke atas meja. "Ayok, semua berdiri," lalu Irene mengatur posisi mereka. Irene, Deisy, Ferly dan Adi berdiri mengelilingi Lana.

Lana semakin bingung. "Mau senam ya Ren? Senam macam apa Ren?" tanya Lana penasaran.

"Kamu ikutin saja Lan, nanti juga tahu sendiri," ujar Ferly.

"Kita mulai yaa.. satu..dua.. tiga.."
Tiba-tiba mereka yang mengelilingi Lana masing-masing memegang kaki dan tangan Lana lalu menggotongnya ke ujung dermaga.

"Woii apa-apaan nih!" teriak Lana.

"Hitungan ketiga yaa, satu.. (mereka mulai mengayunkan tubuh Lana) duaaa ... tiiigaaa!'

"AAAAARGH!"

"BYUUUUR!"

Lana diceburkan ke danau dan karena tubuh Lana yang lebar dan berat, cipratan airnya membasahi teman-temannya.

Mereka semua tertawa kecuali Lana.

"Tolooong!" teriak Lana, kedua tangannya menggapai-gapai di atas air.

Mereka seketika bergeming berhenti tertawa dan panik melihat Lana menggapai-gapai minta tolong.

"Loh? Bukannya Lana bisa berenang?" tanya Ferly panik. "Apa mungkin kaki Lana tiba-tiba keram?"

Tiba-tiba "BYUUR!' Adi sudah melompat terjun ke danau hendak menyelamatkan Lana. Namun ketika Adi hampir sampai dekat dengan Lana, seketika Lana berdiri sambil cengar-cengir.

"Hehehe ... PRANK!" seru Lana lalu cengengesan.

Semua sontak menganga heran tak terkecuali Ferly, pemilik rumah dan danau itu bahkan tidak tahu kedalaman danaunya. Selama tinggal di situ, Ferly tidak pernah berenang. Ia hanya naik perahu kayu di danau.

JODOHKU MANA? (Lengkap)Where stories live. Discover now