Lana - part 17

73 8 3
                                    

Before and After

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, PT LEAD pro berjalan dengan lancar dan menunjukkan hasil yang cukup signifikan.

Erick hampir tidak pernah datang ke Yogyakarta kecuali bila ada hal-hal penting yang mengharuskannya untuk hadir.

-

Sabtu pagi yang cerah ini, usai berolahraga, Lana memilih tiduran sambil bermedsos. Lana diingatkan sebuah kenangan satu tahun yang lalu. Ketika itu Lana berbagi momen sedang naik becak sepulangnya dari pasar dan mendapat komen-komen yang menyindir berat badannya.

Lana langsung turun dari ranjangnya, lalu menarik benda persegi dari bawah ranjang. Lana berdiri di atas benda tersebut.
"65 kg. Tahun lalu berat badan saya 97 kg. Berarti dalam setahun berat badan saya turun 32 kg. Lumayan banget."

Selama tinggal di Yogyakarta, Lana memang rutin berolahraga dan makan makanan sehat. Ia tidak berpantang makanan, hanya saja ia makan makanan yang seimbang gizinya dan menghindari makanan yang banyak lemak, krim juga makanan dan minuman yang manis-manis. Karena aku dan kamu sudah manis. Eaaa!

Tubuh Lana memang tidak gendut, tapi juga tidak bisa dibilang kurus. Berat badannya masih belum ideal, tapi Lana terlihat imut dan segar. Pipinya sudah tidak terlalu tembem atau chubby. Justru sekarang Lana terlihat lebih cantik dan seksi daripada Ferly. Lana dan Ferly memang sama-sama cantik, hanya saja Ferly terlihat kurus seperti peragawati, sedangkan tubuh Lana terlihat padat berisi dan montok istilah trendnya semok.

Bel pintu berbunyi, dengan gerakan yang gesit, Lana turun dari ranjangnya lalu menuju pintu depan.

Lana melihat Daniel di depan kondonya.
"Hai Lana,"

Lana terpana melihat Daniel yang berbeda penampilannya. Selama ini, Lana melihat Daniel selalu mengenakan pakaian kerja. Tapi kali ini ia berpakaian serba denim, celana jeans biru, kaos oblong putih pas badan dan jaket jeans biru yang senada dengan celananya dilengkapi sepatu kets berwarna putih. Terlihat muda dan tampan.

"Hai Lana!" Daniel mengulangi sapaannya.

"Hai." Balas Lana singkat masih dengan mata terpana.

"Lan?" Daniel melangkah maju dan mendekatkan wajahnya ke wajah Lana. "Kamu oke?"

Tiba-tiba Lana tersenyum. Matanya masih menatap Daniel nakal. "Kamu mau cium aku ya? Kok deket-deket?"

"Mau kalau boleh," jawab Daniel menggoda.

"Ehemm hmm!"

Daniel spontan melompat kaget. Ternyata Erick berdiri di belakang Daniel.

Lana langsung salah tingkah dan wajahnya merona merah.

"Tumben kamu ke sini Rick?" tanya Lana untuk menghilangkan rasa malunya.

"Iya, ada urusan kondominium di Bantul."

"Boleh saya masuk?" tanya Erick pada Daniel yang masih berdiri di pintu menghalangi Erick yang mau masuk.

Daniel bergeser lalu membiarkan Erick masuk. Daniel menatap Lana menuntut penjelasan.
"Erick tinggal di sini?" tanya Daniel yang dibalas dengan anggukan oleh lana.
"Hanya berdua sama kamu?" Sekali lagi Lana mengangguk.
"Erick siapanya kamu?"

"Erick itu sahabat aku sejak lahir. Orang tuanya dan orang tua aku sudah bersahabat lebih dulu." Lana meraih tangan Daniel dan mengajaknya duduk di sofa.

"Tapi kalian bukan keluarga kan? Kok tinggal bareng?"

"Kami bersahabat, dan sudah seperti keluarga."

"Kamu ini perempuan yang cantik, dan kalau Erick laki-laki normal, suatu saat dia bisa.."

JODOHKU MANA? (Lengkap)Kde žijí příběhy. Začni objevovat