Lana - part 13

69 8 2
                                    

Hari Senin yang kelabu, abu dan pasir menyelimuti semua tempat terbuka. Hampir semua orang di kota itu menghentikan rutinitasnya. Sejak kemarin mereka berdiam di rumah sampai abu dari gunung Merapi berhenti menebar. Kini hujan abu sudah berhenti meninggalkan tumpukan abu dan pasir di seluruh permukaan kota Yogyakarta.

Lana memandang keluar dari balik jendela kamarnya yang tidak bening karena abu yang mengotori kaca jendelanya. Ia melihat hamparan pasir dan abu vulkanik yang disinari cahaya matahari pagi yang cerah. Abu dan pasir yang basah karena embun pagi, sedikit berkerlap kerlip seperti taburan perak yang berkilauan. Lalu Lana membandingkan pemandangan di luar jendelanya dengan pemandangan di Swiss. Hanya berbeda warna, putih dan abu-abu. Pemandangan di Swiss dominan warna putih karena hujan salju. Sedangkan di Yogyakarta berwarna abu-abu karena hujan pasir dan abu vulkanik. Keduanya terlihat sama-sama indah.

Mengapa abu-abu..?
Melihatnya saja, hatiku merasa kelabu.
Meskipun putih menggantikan abu-abu,
tidak akan menghangatkan hatiku yang sedingin salju

Aku mau hatiku memerah
Seperti lava yang menyala
Seperti itulah cinta yang ku harapkan
Yang panas membara

Tuhan..
Jodohku Mana?

"Eaaa.. kenapa saya bikin puisi yang melow begini? Batin saya jadi ngenes deh!" gumam Lana menepuk jidatnya sendiri.

-
-

Lana keluar dari kamarnya, dia terkesima melihat di meja bar sudah tersedia sepiring nasi goreng sosis dengan telur mata sapi dan irisan ketimun dan tomat.

"Nasi goreng ini buat saya Rick?" tanya Lana pada Erick yang sedang mencuci piring.

"Iya Lan, saya baru saja selesai makan."

"Cowok idaman banget sih kamu, kira-kira gadis mana ya, yang beruntung jadi istri kamu?"

"Masa sih saya cowok idaman?"

"Iya Rick, cewek mana yang nggak pengen punya suami yang baik, rajin, tajir tapi sederhana, humble dan pastinya ganteng banget kalau kamu agak kurusan."

"Nggak semua perempuan mau jadi pacar saya Lan, ada kok perempuan yang nggak mau sama saya."

"Hahh? Siapa Rick? Itu perempuan bodoh banget pastinya," ujar Lana sambil menyuap nasi goreng.

"Perempuan itu nggak bodoh Lan, tapi hanya nggak peka," jawab Erick terdengar kecewa.

Lana mengerutkan keningnya, "Siapa Rick? Kenalin dong. Sebagai kembaran, saya akan ikut menyeleksi gadis mana yang baik buat kamu."

"Kepo. Kalau penasaran banget, cari tahu sendiri."

"Gimana caranya?"

"Terserah kamu bagaimana caranya. Mungkin dengan melihat sikap dan perhatian saya selama ini saya berikan untuk siapa?"

"Siapa Rick? Kok saya nggak pernah lihat kamu kasih perhatian ke perempuan mana pun, kecuali.." Lana seketika diam. "Ke saya? Ah perhatiannya ke saya karena saya ini sahabatnya dan sudah seperti saudara." Lana menepis pikiran yang menurutnya tidak mungkin Erick menginginkannya menjadi kekasihnya.

"Jangan bilang kita kembaran ya Lan. Kita bukan keluarga. Kita ini bersahabat." Pinta Erick dengan telunjuk menunjuk ke Lana.

"Iya, sahabat yang sudah seperti keluarga," sahut Lana.

Lan, kamu nggak peka banget sih. Erick membatin.
Saya kan jadi takut nge-dor kamu. Takut kamu marah. Kamu nggak tahu sih, kalau saya sudah mati-matian menahan kegemesan kalau berada di dekat kamu. Takut khilaf. Aku cinta kamu Lan, kamu tahu nggak sih?

Lana berdiri di dapur dan menghela nafas memikirkan apa yang perlu ia lakukan.
"Hari yang membosankan. Tidak bisa berenang, tidak bisa kemana-mana, seharian bersama Erick, tapi Erick lebih sering di dalam kamarnya. Ada apa dengan Erick? Kok seperti menghindari saya?"

Lana membuka lemari dapur, dilihatnya ada beberapa bungkus bubuk jelly dan agar-agar. Tercetus ide membuat puding buah less sugar.

Hari ini tidak banyak yang dapat ia lakukan. Setiap sudut ruangan sudah rapi dan bersih. Mata dan otaknya menuntut istirahat dari layar hp, laptop maupun televisi. Jadi Lana memutuskan untuk memasak makanan sehat rendah kalori dan lemak.

Tiba saatnya makan siang, Lana sudah memasak banyak makanan.

Nasi merah, cah kangkung, ayam bakar bumbu rujak, ikan gurame siram acar kuning, balado terong, pepes tahu campur jamur, es kacang merah, puding buah, peyek bayam, dan rujak. Semuanya dalam porsi yang banyak.

Ketika Erick keluar kamar hendak masak untuk makan siang, Erick dibuat menganga melihat makanan yang sangat banyak.

"Lan, untuk apa kamu masak sebanyak ini?" Erick menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Walaupun semua ini makanan sehat, tapi kita harus makan secukupnya saja. Siapa yang akan menghabiskan semua makanan ini?" Erick memberondong pertanyaan pada Lana. Lana hanya cengengesan.

Tak lama, bel pintu berbunyi. Erick membuka pintu dan menjadi semakin bingung, ternyata pak Jojo dan teman-temannya sesama petugas kebersihan di kompleks kondominium.

"Selamat siang pak bos Erick. Saya dan teman-teman datang ke sini atas undangan mbak Lana." Pak Jojo menyapa Erick bosnya yang masih bengong. Erick hanya bisa bergeser dan membuka pintu lebar-lebar.

"Eh pak Jojo, kang Tono, mbak Lilis dan mas mas lainnya. Loh Kiki dan pasukannya mana?" Lana menyambut mereka dengan antusias.

"Saya di sini mbak!" sahut Kiki masih berjalan di anak tangga bagian atas. "Terima kasih banyak ya mbak, sudah mengundang kami makan siang. Ternyata pak bos Erick baik banget yaaa!" sahut Kiki yang baru datang.

"Bos kalian memang baik, makanya kami bersahabat dari lahir sampai sekarang," jawab Lana.

"Kalau baik, kenapa nggak dijadikan suami saja mbak?" celetuk Tono.

Erick langsung melotot ke Tono, lalu menatap Lana menunggu jawaban. Berharap jawabannya akan membuat hatinya berbunga-bunga, tapi ternyata begini jawabannya.

"Jodoh itu di tangan Tuhan, lagi pula pak Erick yang baik ini pantas dapat pasangan yang cantik dan langsing seperti artis sinetron. Bukan gadis gendut seperti saya."

Erick melengos mendengar jawaban Lana, ternyata jawabannya bukan seperti yang ia harapkan. Erick berharap Lana akan tersipu dan tersenyum malu-malu.

Kondominium yang tadinya sepi, mendadak jadi ramai. Mereka pun bersantap siang bersama.
-
-

Hari ini, Lana tidak datang ke pabrik gula, karena kantornya tutup.  Untuk sementara, pabrik berhenti produksi, karena banyak tebu yang tercemar abu.

Bersambung..

JODOHKU MANA? (Lengkap)Where stories live. Discover now