Lana - part 21

103 9 10
                                    

Lana kembali bekerja setelah lebih dari sebulan ia memulihkan diri dari depresi. Sebagai orang yang pernah belajar psikologi, Lana dapat memahami tidak semua manusia dapat bertahan dalam kondisi yang rapuh seperti yang dialaminya. Di situlah peran dari orang terdekat sangat penting, jangan sampai merasa sendiri. Selalu berpikir positif, adalah salah satu kunci untuk terhindar dari depresi.

-

Di kondominium, Lana sudah tidak sendiri lagi, ada Shirley yang menemani. Shirley adalah anak dari teman Diana di Amerika yang sedang menjalani pertukaran pelajar di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Cewek bule berambut merah dan pendek itu berpenampilan tomboy, bermata biru dan hidungnya mungil.

Diana meminta Shirley untuk tinggal bersama Lana agar Lana tidak sendirian dan Shirley diminta untuk selalu melaporkan padanya bila terjadi sesuatu pada Lana.

Sekarang, Lana tidak boleh dibiarkan tinggal sendirian di kondominium. Saat ini, Shirley sedang melakukan penelitian sosiologi budaya di Yogyakarta. Shirley sangat senang memenuhi  permintaan Diana untuk tinggal bersama Lana di kondominium.

Sedangkan Erick tinggal di gedung barat, di seberang kolam renang dari gedung timur dimana kondo Lana berada. Erick menyerahkan pekerjaannya di Jakarta pada asistennya yang sangat ia percaya.

Rasa sayangnya pada Lana, membuat ia tidak bisa jauh dari Lana lagi. Erick benar-benar akan menjaga hati Lana, jangan sampai tersakiti lagi.

Sekarang mereka sudah selesai joging mengelilingi kompleks kondominium. Lana selalu memakai satu set baju dan celana pendek yang ketat saat berolahraga karena setelah joging, ia akan melanjutkan olahraganya dengan berenang. Begitu juga dengan Shirley, ia mengenakan pakaian olah raga yang ketat, hanya saja Lana menutupi celana ketatnya dengan mengenakan celana training. Mereka terlihat sangat cantik sempurna dengan berat badan ideal yang membuat semua lelaki meliriknya.

Setelah berlari mengelilingi kompleks kondominium, mereka melanjutkan olah raga yang lain, yaitu renang. Mereka duduk di tepi kolam renang sampai satu ide muncul dari kepala Lana.
"Rick, kita lomba renang yuk. Sudah lama banget kita nggak lomba."

"Tidak Lan, kamu lomba renang sama Shirley saja "

"Kenapa?"

"Lana, kamu tahu kan kenapa saya selalu menolak diajak lomba renang sama kamu?"

"Karena kamu takut kalah?"

"Kamu nggak ingat? Terakhir kita lomba di kolam renang Bulungan di Jakarta waktu kita kelas dua SMP?"

"Iya, saya ingat dulu kamu nggak mau udahan renangnya. Kamu di dalam air terus sampai kolam renangnya tutup."

"Kamu tahu tidak, kenapa saya nggak mau naik dari kolam?"

Lana berpikir keras mencoba mengingat, lalu menggelengkan kepala. "Kenapa Rick? Kok waktu itu kamu nunggu sampai kolam renang tutup?"

Erick menggelengkan kepalanya, dalam hati ia merasa sangat malu akan kejadian waktu itu. "Itu karena kamu curang waktu lomba renang Lan, demi kemenangan, kamu plorotin celana saya lalu dibuang entah kemana. Saya kalah karena saya mencari-cari celana saya yang kamu buang itu, sampai kolam renang tutup, saya baru bisa menemukannya."

Lana mengerutkan dahinya masih berpikir dan mengingat-ingat lomba renang terakhirnya bersama Erick, lalu seketika ia membelalakkan matanya dan mulutnya menganga lebar.
"Oh My God, jadi celana yang saya lempar itu...?"

"Iya! Baru ketemu setelah kolam renang tutup!" sahut Erick ketus dengan mimik wajah cemberut dan bibir yang didomezkan (dower gemez).

Spontan Lana tertawa terbahak-bahak.  "Jadi sekarang kamu kapok?"

"Bukan kapok lagi, tapi trauma."

"Maafin aku ya Rick. Sekarang aku tebus deh dosaku itu. Kita lomba lagi, kali ini aku main sportif."

"Taruhannya apa?" tanya Erick sedikit menantang.

"Kalau aku menang, aku mau kamu masakin makanan buat aku dan Shirley selama sebulan."

"Oke!" sahut Erick cepat tanpa berpikir.

"Kalau kamu yang menang, kamu mau apa Rick?"

"Saya mau kita langsung menikah secepatnya. Nggak pakai tunangan." Erick tersenyum seraya mengedipkan matanya.

"What? Kenapa secepat itu?" protes Lana.

"Karena saya sudah nggak tahan lagi ingin memiliki kamu," jawab Erick sambil menarik hidung Lana gemas.

"Mana bisa!" protes Lana lagi.

"Loh, kenapa nggak bisa?" tanya Erick kecewa.

"Cium aku saja belum pernah kok ngajak nikah?"

Erick tersenyum menggoda, "Ya sudah, nanti kita ciuman ya?"

"Iiihs kayak anak SMP saja, pakai ijin segala." Lana tersipu malu. Sementara Shirley yang sejak tadi hanya menyimak percekcokan mereka hanya terkekeh geli.

"Shirley ikut lomba juga ya?" ajak Lana.

"Tidak, kalian saja. Saya ingin istirahat dulu." Shirley bicara dengan bahasa Indonesia dengan logat yang sangat lucu.

"Deal?" tanya Erick lalu mengulurkan tangannya pada Lana.

"Kalau begini, menang atau kalah sama-sama menguntungkan buat saya. Hehehe." Lana tertawa dalam hati.

Dengan wajah merona malu, Lana mengangguk dan menjabat tangan Erick.. "Deal."

"Lombanya kita mulai sekarang yaa. Yuk ambil posisi start!" ajak Erick sambil membuka kausnya dan  hanya memakai celana boxer sehingga memperlihatkan otot-otot perut dan lengannya yang keras. Erick sangat antusias untuk memenangkan lomba kali ini.

-

"Satuuu.. duaaa... Tiii-gaaa!"

Erick dan Lana mulai berenang secepatnya, Lana berada sedikit di depan Erick. Erick yang tahu Lana mendahuluinya mulai panik. "Pokoknya saya jangan sampai kalah."

Sampai dipertengahan kolam, Erick memegang pinggang Lana hingga Lana berhenti berenang dan berdiri menghadap Erick yang masih memegang pinggang Lana. Lalu sebelum Lana protes, dengan gerakan cepat Erick menarik tubuh Lana hingga bersentuhan dengan tubuhnya dan langsung mencium bibir Lana di tengah-tengah kolam renang.

Lana yang kaget dengan aksi cepat Erick, langsung gelagapan tapi ia membiarkan erick menjelajahi bibir dan lidahnya, lalu tangannya melingkari leher Erick dan mulai membalas ciuman Erick dengan mesra.

Setelah puas menikmati bibir Lana, Erick melanjutkan lomba renangnya dan meninggalkan Lana yang masih terpana. Beberapa saat kemudian Lana sadar..

"CURAAANG!!" teriak Lana pada Erick.

Erick yang hampir sampai di tepi kolam terkekeh senang..
"Yes! Sebentar lagi saya nikah!" seru Erick dalam hati.

Sedangkan Shirley yang menonton perlombaan mereka bertepuk tangan dan tertawa senang.

-

Nantikan part berikutnyaaa...

JODOHKU MANA? (Lengkap)Where stories live. Discover now