Lana - part 8

96 11 1
                                    

Hampa

"Thank you Dit, sudah anterin saya kemana-mana hari ini. Besok ada kuliah ya?"

"Iya mbak, full, tiga mata kuliah. Selasa, Rabu, Kamis jadwal kuliah full dari pagi sampai sore. Jumat sampai Senin bebas."

"Oke. Kalau gitu kontak whats app saja yah. Jumat atau Sabtu ketemu lagi, mudah mudahan sudah dapet ruko. Daa Didit."

"Daa.. mbak Lana."

Lana melangkah riang, hatinya berbunga-bunga karena tadi sudah bertemu dengan Daniel, pria gebetannya. Namun seketika ia menghentikan langkahnya.
Kini, Lana kembali di hadapkan pada tangga nan tinggi di depannya. Lana mendadak ingat pada tokoh kartun lama seorang kapten kapal yang sering mengeluarkan kata-kata kasar.  Ia menggerutu meniru sang kapten dengan kata-kata tersebut hampir tanpa suara.

Dengan was-was Lana tengok ke sekelilingnya. 'Untung nggak ada orang yang dengar umpatan saya.' Lalu Lana menaiki satu persatu anak tangga dengan sangat-sangat terpaksa.

-

Lana selesai memasak makan malamnya. Hanya dua kentang rebus, lalapan bayam rebus dan tahu goreng dilengkapi sambal terasi instan rasa kecombrang. Lana juga mengupas sebuah mangga dan memotong-motong buah tersebut.

Selesai masak, ia memilih mandi terlebih dulu sebelum makan.
Lana memanjakan dirinya dengan mandi berendam air hangat sambil memikirkan Daniel yang ditemuinya tadi pagi.

'Pdkt ke Daniel perlu dilanjutkan nggak ya? Kok kayaknya dia sama saja dengan pria lain yang suka perempuan cantik dan langsing. Kayaknya dia naksir Ferly deh.'

Lana merasa pesimis, Daniel yang ia duga naksir Ferly yang cantik dan langsing membuat hatinya menjadi hampa. "Kalau saya langsing, mungkin banyak pria yang mau jadi pacar saya. Begitulah kebanyakan pria, pertama kali yang mereka nilai pada lawan jenis pasti fisiknya. Kalau wanita? Yang dilihat pertama fisiknya juga sih, tapi tak lama setelah itu wanita akan mengabaikan fisiknya dan langsung melihat kondisi keuangan si pria. Adakah pria yang mau terima aku apa adanya? Kalau ada, saya adalah wanita yang sangat beruntung."

Usai makan malam, Lana berleha-leha di dalam kamarnya sambil memainkan benda yang tak pernah bisa lepas dari dirinya. Telepon seluler.

Lana duduk di sofa dekat jendela kamarnya, lalu ia mulai membaca semua pesan dan membalasnya. Terakhir ia selalu menyempatkan diri untuk menelpon mamanya yang tinggal di Amerika, orang yang paling disayangi.

Me
"Halo mama,"

Mommy
"Sayangku Milana yang unyu-unyu. Bagaimana bisnis kamu dear?"

Me
Baru mulai mom, tadi Lana sudah lihat langsung lokasinya.

Mom
"Lalu bagaimana dengan Erick? Apakah dia ikut membantu?"

Me
Iya mom. Tanpa Erick, Lana nggak akan sampai ke sini. Sekarang Lana tinggal di kondominiumnya.

Mom
"Kalian tinggal bersama? Tolong jangan kecewakan dan bikin malu mama ya dear, jaga harta yang paling berharga untuk suami kamu saja. Oh dear lebih baik kamu cepat-cepat cari jodoh."

Me
"Mama tenang saja, Lana dan Erick bersahabat sudah kayak Upin Dan Ipin, sudah seperti adik sama kakak, Lana nggak mau merusak hubungan persahabatan kami. Sahabat selamanya. Lagi pula Erick pantas mendapatkan gadis yang baik, cantik dan langsing. Bukan gadis gendut kayak Lana."

Mom
"Tidak ada yang tahu kalau ke depannya ternyata kalian berjodoh Lana. Cepatlah mencari jodoh, usia kamu sudah cukup untuk menikah. Apa mama jodohkan sekarang saja?"

Me
"Sabar ma, ini Lana sedang usaha mencari jodoh. Kalau Lana gagal lagi, Lana pasrah, Lana akan terima dijodohkan."

Mom
"Ya sudah, untuk saat ini, mama kasih kesempatan kamu untuk mencari jodoh pilihan kamu sendiri. Kalau tidak dapat, mama sudah siapkan jodoh yang pastinya pilihan mama yang terbaik buat kamu."

Me
"Okelah ma, Lana tahu kalau pilihan mama adalah yang terbaik. Tapi.."

Mom
"Kamu jangan kuatir dear, tahun depan kalau kamu belum punya kekasih, mama punya teman yang setuju dengan perjodohan ini, tentunya kebahagiaan kamu lebih diutamakan dengan memberi kesempatan buat kamu mencari jodoh pilihan kamu sendiri."

Me
Iya mom, kesempatan satu tahun ini akan Lana gunakan dengan sebaik-baiknya. Lana sudah ngantuk ma, mau tidur dulu. Titip sayang buat papa. Bye mama.."

Mom
"Okay my dear, selamat beristirahat."

-

Waktunya tidur, sebelum menjatuhkan diri ke kasur, Lana menarik timbangan dari kolong tempat tidur. Ia tak sabar  menunggu setahun untuk melihat hasil dari dietnya. Lana menginjak benda persegi di hadapannya, sebelum melihat angka penunjuk berat badan, Lana mendongakkan kepalanya dan memejamkan matanya lalu menunduk dan membuka matanya perlahan.

"What? Tidak ada perubahan? Capek-capek berenang, naik turun tangga, dan nahan nggak makan makanan enak, hasilnya? Zonk?" Lana berbicara sendiri.

Lana menghela nafas seraya duduk lemas di tepi ranjang. "Semua ini saya lakukan demi jodoh yang entah ada di mana." Mata Lana menerawang ke langit-langit membayangkan wajah Daniel dan wajah mamanya yang buru-buru ingin menimang cucu. Lana mengusap wajahnya. "Ah, masalah jodoh ini bisa bikin aku gila. Andai saja aku nggak gendut."

"Ya sudahlah, baca cerita saja di aplikasi warna oranye. Biarpun banyak cerita yang part-nya nggak lengkap dan digantung-gantung, tapi saya tetep nge-vote part yang bisa bikin saya tertawa. Hahahahaaa!" Lana bicara sendiri seolah ada lawan bicara yang sangat mengerti perasaan hampanya.

Berharap mimpi indah, tapi yang didapat Lana adalah mimpi mengejar-ngejar pengantin pria yang berlari meninggalkan Lana jauh di belakang. Lana semakin penasaran, siapakah pengantin pria yang lari darinya? Dengan sekuat tenaga, Lana berlari mengejarnya, namun Lana merasa ia hanya berlari di tempat. Sedangkan sang pengantin pria semakin jauh, lalu hilang dari penglihatannya. Lana kebingungan lalu berteriak 'Jodohku Mana?'

Lana terbangun terengah-engah, ia bersyukur semua itu hanyalah mimpi. 'Eh buset, lari dalam mimpi saja saya bisa ngos-ngosan kayak gini, gimana kalau lari dari kenyataan eh di dunia nyata? Kalau tiap malam saya mimpi kejar-kejaran terus, saya bisa kurus tanpa harus diet kali yaa?'

Lana keluar kamarnya, ia merasa haus dan melangkah menuju dapur untuk minum. 'Gara-gara sering baca cerita romance, saya jadi kebelet kawin dah, sampe laki orang saya kejar-kejar. Ngomong-ngomong, cowok yang saya kejar-kejar di mimpi tadi siapa ya?'

Tak mau ambil pusing, Lana kembali ke ranjangnya untuk melanjutkan hibernasinya.

Bersambung...

JODOHKU MANA? (Lengkap)Where stories live. Discover now