Lana - part 6

126 7 2
                                    

Kencan bisnis

Minggu pagi hari yang dingin, Lana terbangun karena suara keras di luar kondominiumnya. Suara petir menggelegar di antara hujan yang sangat deras, begitu derasnya sampai alarm yang dipasang jam lima pagi tidak terdengar di telinga Lana.. Lana membuka korden jendela lalu menggeser jendela hingga terbuka lebar. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan menikmati angin dan suara hujan deras yang terdengar merdu di telinganya. Tapi suara petir mengganggu keindahan ritme suara hujan deras yang sedang dinikmatinya itu.

Hujan yang mengguyur kota Yogyakarta berlangsung cukup lama, dari jam tujuh malam sampai pagi. Matahari yang hendak terbit di balik awan gelap memaksa memancarkan sinarnya menembus awan.

Jarum jam dinding di hadapannya menunjukkan lebih dari jam enam pagi, Lana memutuskan turun dari ranjangnya. Setelah membersihkan diri, Lana ke dapur dan melihat Erick sedang memasak mie instan dengan banyak sayuran.

"Tadi ada kurir yang mengantar pesanan kamu." Erick menunjuk kantong belanjaan di atas meja bar.

Lana segera melihat isi kantong belanjaan tersebut. Ada banyak bahan sayuran, buah-buahan dan bahan lauk pauk yang masih segar.

"Kamu masak apa Rick?" tanya Lana yang penasaran melihat Erick sibuk memotong-motong sayuran.

"Hujan-hujan begini, enaknya makan mie rebus. Kamu mau?"

"Mau," sahut Lana menganggukkan kepalanya lalu memilih duduk di kursi makan yang ada di bagian dalam yaitu di meja bar yang rendah. Di bagian luar hanya ada kursi bar yang tinggi dengan meja bar yang tinggi pula, Lana merasa tidak nyaman duduk di kursi bar, selain tinggi, alas duduk kursi bar juga tidak selebar bokong Lana.

Erick menyodorkan dua butir telur rebus pada Lana.
"Dikupas ya Ndut,"

Tak lama, Erick membawa dua mangkuk besar mie instan lalu diberikan semangkuk untuk Lana.

Lana memasukan sebutir telur rebus yang sudah dikupas ke dalam mangkuk Erick.

"Maaf kalau rasanya agak hambar, karena saya hanya masak satu bungkus mie instan buat berdua, sepuluh buah bakso, tomat dan brokolinya yang banyak."

"Sengaja nggak bikin teh, sia-sia makan sayur kalau minumnya teh."

Lana mengerti maksud Erick, mereka tahu kalau teh sebaiknya diminum di pagi atau sore hari saat ngemil saja bukan untuk makan besar. Apapun makanannya, janganlah minum teh, karena teh memang baik untuk melunturkan oksidan atau racun dalam tubuh, tapi sayangnya teh juga melunturkan vitamin yang baru saja kita konsumsi.

"Rick, hari ini jadi ketemu pemilik tanah nggak? Sepertinya hujan nggak reda-reda."

"Mmm... tadi saya sudah telpon Didit, saya bilang padanya nggak usah ke Pringsewu, ketemu di sini saja ya Lan? Nanti sore saya sudah harus terbang ke Jakarta. Ada klien yang ngajak kencan ntar malem."

"Iya deh, mentang-mentang ganteng, diajak kencan terooos."

"Nah, kamu sendiri tahu tuh. Hahaha. Siang ini saya juga mau kencan sama cewek gendut."

"Siapa, Rick? Bukannya kamu siang ini ada rapat disini sama Didit? Pacar kamu banyak juga ya?"

"Aduuh Lan, masih nggak peka saja sih. Semua klien yang saya ajak ketemuan buat kencan itu cuma ngomongin bisnis. Termasuk nanti siang, saya bakal kencan sama kamu dan Didit buat ngomongin bisnis."

"Ooo.. jadi cewek gendut yang kamu maksud itu, saya?"

"Siapa lagi kalau bukan kamu?"

Lana baru paham kalau Erick ngajak kencan berarti ngomongin bisnis. Catat itu.

JODOHKU MANA? (Lengkap)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ