Help

775 153 38
                                    

"Lo bisa bantuin gue gak?" tanya Jihoon pada Jiyeon yang baru sampai di parkiran.

"Bantuin apa emang?"

"Bantuin shopping"

"Shopping buat lo?" tanya Jiyeon tidak percaya.

"Bukan, buat adek gue. Tanggal 12 dia ultah, gue bingung mau kado apaan. Makanya lo bantuin gue ya?" rengek Jihoon.

"Tanggal 12 Jihan ultah?" Jiyeon memastikan dan Jihoon membalas dengan mengangguk.

"Yaudah gue bantuin belanja, sekalian gue mau beli kado buat dia"

"Eh nggak usah repot-repot" cegah Jihoon.

"Gapapa, lagian dia udah gue anggep adek sendiri kok"

"Hah?" Jihoon membelalak.

"Hah?" Jiyeon lebih membelalak.

Njir, gue salah ngomong keknya - Jiyeon

"M-Maksud gue, gue kan anak tunggal, jadi sabi lah nganggep adek lo, adek gue"
Jiyeon nyengir.

Jihoon hanya ber-oh-ria, padahal dalam hati, dia senang Jiyeon menganggap adiknya seperti adik Jiyeon sendiri.

>•°•°•<


"Beli baju dulu ya!" Jihoon membuka suara saat mereka sampai di mall.

"Terserah lo aja"

Mereka pun mampir di toko baju yang terdapat di lantai 2 mall.

"Kalo lo jadi Jihan lo suka yang mana?" tanya Jihoon sambil memilih baju.

"Selera orang beda-beda, percuma kalo gue suka tapi Jihan gak suka"

"Yaudah, kalo gitu yang menurut lo kekinian yang mana?"

"Namanya juga jaman jigeum, bajunya pasti kekinian semua" lawak Jiyeon dan Jihoon langsung cemberut.

Menurut yang Jiyeon rasakan saat ini, Jihoon benar-benar perhatian dengan adiknya, Jihan benar-benar beruntung mempunyai kakak seperti Jihoon.

"Wkwkwk, iya-iya, maap" Jiyeon cekikikan.

"Yang ini nih keknya cocok buat Jihan" ucap Jiyeon sembari mengambil sebuah kaos lilac lengan pendek dan overall rok jeans pendek.

"Ih bagus, coba cariin lagi dong" rengek Jihoon.

Jiyeon menurut saja.

Setelah selesai berbelanja baju, Jihoon mengajak untuk berkunjung ke Olive Young, karena dia ingin membelikan make up juga untuk adiknya.

Setelah masuk, Jihoon langsung menarik Jiyeon untuk menuju ke tempat lipstik.

"Yang cocok buat Jihan yang mana ya?" ucap Jihoon sembari berpikir.

"Mana gue tau" jawab Jiyeon.

"Gue gak tanya kok, gue tu paham lo gak ahli sama beginian" cibir Jihoon dan Jiyeon langsung mendengus.

Jihoon sibuk mengamati beragam lipstik dan Jiyeon sibuk mengamati Jihoon yang sibuk mengamati.

"Ini bagus keknya" Jihoon mengambil sebuah liptint.

"Gue pinjem bentar ya!" tiba-tiba Jihoon memegang dagu Jiyeon lalu mengoleskan liptint tersebut pada bibir Jiyeon.

Jiyeon terkejut hingga mematung, wajah mereka berdua hanya berjarak kurang dari sejengkal.

Jihoon yang sadar akan posisi mereka langsung menjauh karena canggung.

"I-Ini bagus nih, udah beli ini aja" setelah mengucapkan itu, Jihoon segera melesat ke kasir.

"Cari makan dulu yok?" ajak Jihoon setelah mereka keluar dari Olive Young.

"Boleh"

Mereka pun mampir di toko pizza yang ada di mall.

Setelah selesai memesan, pesanan pun sampai diantarkan, Jiyeon dan Jihoon langsung melahapnya seperti orang yang belum makan 3 hari.

"Buset doyan apa laper lu?" cibir Jihoon yang mulutnya penuh dengan pizza.

"Mirror please!" balas Jiyeon yang mulutnya juga penuh dengan pizza.

Setelah itu hening, mereka hanya fokus makan dan tidak minat untuk berbicara.

Namun tiba-tiba.......

"Kek anak kecil aja lo" tiba-tiba tangan Jihoon mengelap mulut Jiyeon dengan tissue.

Lagi-lagi Jiyeon dibuat mematung, namun Park Jihoon biasa saja setelah melakukan itu.

"Maaf, gue kebiasaan, soalnya adek gue sering belepotan gitu kalo makan"

"Ooo" balas Jiyeon kaku.

>•°•°•<


"Makasih ya udah bantuin gue" ucap Jihoon setelah Jiyeon turun dari motornya.

"Iya, sama-sama"

"Oiya, nih buat lo?" Jihoon menyodorkan paper bag pada Jiyeon.

"Apa nih?"

"Baju, buat lo!"

"Buat gue?" Jihoon mengangguk mengiyakan.

"Ini sebagai tanda terimakasih karna lo udah bantuin gue tadi" Jihoon menjelaskan.

"Makasih" Jiyeon menerima paper bag yang disodorkan oleh Jihoon.

"Gue yang makasih karna lo udah mau bantuin gue"

"Sebenernya lo nyayangin dan jagain Jihan aja udah cukup jadi kado buat dia, Jihan bener-bener beruntung banget punya kakak kayak lo" ucap Jiyeon tiba-tiba.

Perkataan Jiyeon membuat hati Jihoon terenyuh.

Bisa dia simpulkan, Jiyeon benar-benar menginginkan kasih sayang yang lebih, ntah itu dari sosok ayah, ataupun kakak laki-laki, intinya dia membutuhkan figur laki-laki yang bisa menyayangi sekaligus menjaga dia dan bundanya.

"Lo bisa kok anggep gue kakak lo" ucap Jihoon.

"Gue pikir-pikir lagi ya" balas Jiyeon cringe setelah mendengar ucapan Jihoon.

"Udah pulang sana, adek lo udah nungguin" ucap Jiyeon bercanda.

"Iya nyai" ujar Jihoon membuat Jiyeon mendengus.

"Gue balik dulu ya" pamit Jihoon lalu melajukan motornya.

"Hati-hati" balas Jiyeon sedikit berteriak karena Jihoon sudah menjauh.

".......Kak" imbuhnya sedikit bergumam.





Julid [✔]Where stories live. Discover now