Really?

778 159 85
                                    

Semenjak makan malam hari itu, sikap Jiyeon pada Jihoon berubah. Wanita itu menjadi lebih lembut pada Jihoon dan mulai menghormati Jihoon sebagai orang yang lebih tua dengan memanggilnya kakak.

Jihoon sendiri merasa heran dengan perubahan sikap Jiyeon padanya, sebenarnya dia menyukai itu. Namun, kenapa jadi tidak seru jika mereka tidak pernah cekcok lagi, seperti cekcok adalah kebiasaan mereka saat bersama.

Bahkan Jihoon sering memancing Jiyeon agar emosi kepadanya, namun hal itu selalu gagal. Jiyeon justru sangat menurut dan selalu enggan untuk cekcok dengannya.

Membosankan, Jihoon jadi tidak punya partner gelud lagi.

Sebenarnya apa yang membuat gadis itu berubah, apakah Jiyeon dirasuki iblis baik? atau Jiyeon sudah tobat?

Saat ini Jihoon ingin menge-prank Jiyeon dengan rencana yang sudah disusunnya, dia yakin pasti Jiyeon langsung emosi dan akan kembali seperti semula.

Disinilah mereka sekarang, di rooftop sekolah, tempat paling tenang dan privasi di sekolah.

"Ji, gue masih gak percaya lo tobat" celetuk Jihoon.

"Maksud kakak apaan sih?" balas Jiyeon dengan nada lembut.

"Lo nggak seru sekarang, gue jadi gak like" celoteh Jihoon.

Jiyeon hanya diam sambil terheran.

"Gue kan pengennya punya pacar boongan yang bisa diajak seru-seruan, sekarang lo gak seru sih, kan gue jadi gak like"

"Gue pengen kita berenti sekarang!"

Deg.

Apa maksud Jihoon? dia ingin mengakhiri semuanya? Padahal kan Jiyeon tidak ingin ini terjadi sekarang. Dia ingin menuruti perkataan ibu Jihoon, dia akan membahagiakan Jihoon untuk beberapa waktu walau dengan hubungan palsu ini. Tapi kenapa pria itu ingin menghentikan semuanya sekarang.

"Karna gue pengen.......

Kita pacaran beneran!" lagi-lagi ucapan Jihoon berhasil mengejutkan Jiyeon hingga matanya terbelalak.

Setelah mengucapkan itu, Jihoon justru cekikikan melihat reaksi gadis didepannya.

Apakah akan berhasil? Apakah Jiyeon akan emosi?

"Yaudah" ucap Jiyeon datar.

"Hah?" Jihoon kebingungan, niatnya nge-prank kenapa malah dia yang di prank.

"Yaudah, kita pacaran beneran!" ucap gadis itu tegas.

Apakah Jihoon bermimpi? Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan dirinya.

"Maksud lo?" tanya Jihoon memastikan.

"Kita pacaran beneran, bukan bohongan kayak sebelumnya"

Apakah keputusan Jiyeon sudah tepat? Entah apa yang merasukinya saat ini, dia hanya ingin mengiyakan perkataan Jihoon.

"Lo nggak nge-prank gue kan? Sumpah ini gak lucu, Ji!" raut wajah Jihoon serius.

"Beneran, ayok pacaran!" tegas Jiyeon.

"Really?" Jihoon menjeda ucapannya, "Lo nembak gue nih ceritanya?" Jihoon masih tidak percaya.

"Bukan,"

"Kakak yang nembak aku duluan kan, aku cuma iyain aja" lanjut gadis itu.

"Oke, mulai hari ini kita pacaran........... beneran" ucap Jihoon memastikan dan Jiyeon hanya mengangguk.

"Lo gak boleh nyesel bilang gini!" ujar Jihoon tiba-tiba.

Setelah mengucapkan itu, Jihoon melangkah menghampiri gadis didepannya, mengikis jarak diantara mereka.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Tinggal langkah terakhir untuk Jihoon berada tepat dihadapan Jiyeon.

Jiyeon merasakan bahaya, apakah Jihoon akan melakukan apa yang ada dipikirannya saat ini.

Jihoon sudah berada dihadapan Jiyeon, wajahnya ia dekatkan pada wajah Jiyeon,  menghilangkan jarak diantara mereka.

Jiyeon memejamkan matanya, bersiap untuk apa yang akan terjadi sedetik berikutnya.

Namun....

Dia merasakan tidak terjadi apa-apa, Jiyeon pun membuka matanya.

Tepat dihadapan wajahnya terdapat wajah Jihoon, tanpa ada jarak diantara keduanya, namun hidung mereka tidak sampai bersentuhan.

"Lo kira gue bakal cium lo kan" ucap Jihoon tiba-tiba, Jiyeon langsung malu.

Betapa bodohnya dia, kenapa berpikiran seperti itu, sekarang hanya malu yang dia rasakan. Dan sepertinya Jihoon bisa melihat jelas semu merah dipipinya.

"Emang bener kok"

"Hah?" Jiyeon ngebug.

"Tapi disini," setelah mengucapkan itu, Jihoon segera mendaratkan bibirnya pada pipi kanan Jiyeon yang sudah bersemu merah.

Kring~~~

"Sial, ngapain pake bel sih" umpat Jihoon setelah melepas kecupannya.

"Gue balik ke kelas dulu ya pacar" Jihoon mengusap pucuk rambut Jiyeon sebelum pergi.

Meninggalkan Jiyeon yang masih berusaha mengatur nafasnya,

Park Jihoon bangsat - umpatnya dalam hati.

Park Jihoon benar-benar membuat jantungnya hampir copot, untung saja dia tidak terkena serangan jantung.




























Cie cie cie~~~
Siapa nih yang ngebet banget pengen mereka jadian 🤭🤭🤭

Julid [✔]Where stories live. Discover now