>> After The War (Part III) <<

4.2K 120 45
                                    

Dɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ: Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ ʙᴇʟᴏɴɢs ᴛᴏ Eɪɪᴄʜɪʀᴏ Oᴅᴀ!!!
Pᴀɪʀɪɴɢ: Lᴜғғʏ x Nᴀᴍɪ ♡
Rᴀᴛᴇ: M
Aᴜᴛʜᴏʀ: Gʟᴇʏ Vᴇʟᴀᴠᴀ
Wᴀʀɴɪɴɢ: Gᴀᴊᴇ, ɪᴅᴇ ᴘᴀsᴀʀᴀɴ, OOC (ᴘᴀsᴛɪ), ᴅᴀɴ ʟɪʜᴀᴛ sᴀᴊᴀ ᴋᴇᴋᴜʀᴀɴɢᴀɴ ʟᴀɪɴɴʏᴀ.

Σ>―(〃°ω°〃)♡→

Sequel dari After The War (Part II). Jangan lupa baca itu dulu ya :)

"Jim!"

Si Jim menoleh ketika mendengar namanya dipanggil. Di tangannya masih tergenggam sebuah tombak, namun matanya terlihat sedikit ingin menutup karena dia mengantuk.

"Sven? Kenapa?"

"Aku merasa mataku juga sedikit ditarik agar tidur. Mau mengopi?" ajak Sven.

Jim memperhatikan ke luar istana. Hujan masih turun dengan deras, dan tidak bosan-bosannya para rakyat merayakan itu dengan ribuan kembang api.

"Baiklah. Kupikir kita juga perlu istirahat sebentar. Vivi-sama pasti tidak keberatan. Lagipula siapa yang berani menyerang istana sekarang? Mugiwara no Ichimi ada di sini," kata Jim pede.

"Kau benar," Sven mengangguk.

Kedua pengawal istana itu kemudian turun ke lantai dasar untuk membuat kopi.

Tidak lama setelah kepergian keduanya, sebuah siluet hitam tampak melewati tempat mereka berjaga tadi.

"Ahh harahetta~"

Ternyata itu Luffy. Setelah puas memanjakan diri di onsen istana, kini perutnya mulai berulah. Padahal mereka sudah makan sekitar satu setengah jam yang lalu.

Dia terus menelusuri lorong panjang itu. Siapa tahu dia menemukan daging enak di ujung sana, tapi yang dia temukan adalah jalan buntu.

"Tidak ada daging di sini. Sialan," Luffy menggaruk kepalanya sedikit gelisah. "Kenapa tempat ini mirip labirin? Kalau ini rumahku, aku mungkin akan menghancurkan setiap dindingnya untuk mencari jalan pintas."

Dia mendengus jengkel. Bayangkan Zoro yang diletakkan di tengah-tengah istana ini. Butuh berapa hari dia agar bisa menemukan pintu keluar?

Luffy menoleh saat mendengar salah satu pintu ruangan di dekatnya terbuka. Matanya membulat ketika melihat Nami yang membuka pintu itu.

"Luffy? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nami.

Luffy memandangi gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki.

'SHIAWASE PANCHI!'

Masih terngiang kata-kata itu di telinganya.

Tiba-tiba hidung Luffy sedikit memanas, dan keluarlah cairan merah dari hidungnya yang biasa disebut sebagai mimisan.

Nami langsung khawatir. Apa itu efek karena melawan Crocodile sebelumnya? Mungkin saja tubuh Luffy belum pulih sepenuhnya.

Luffy memegangi kepalanya karena teringat dengan kejadian di onsen tadi, dimana Nami melepaskan handuknya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang lebih menakjubkan daripada harta karun itu.

Nami mendekat, menahan tubuh Luffy yang kemungkinan bisa terjatuh.

"Gyahh!! Jangan dekat-dekat denganku, Nami!" pekik Luffy.

Nami menutup mulut Luffy karena terlalu bising. Dia menarik kaptennya itu memasuki ruangan tadi dan mengunci pintu. Ruangan ini kedap suara, jadi kalau Luffy ingin berteriak silakan saja.

Luffy x Nami Love 👒🍊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang