>> Revenge (Part II) <<

1.7K 70 92
                                    

Dɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ: Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ ʙᴇʟᴏɴɢs ᴛᴏ Eɪɪᴄʜɪʀᴏ Oᴅᴀ!!!
Pᴀɪʀɪɴɢ: Lᴜғғʏ x Nᴀᴍɪ ♡
Rᴀᴛᴇ: M
Aᴜᴛʜᴏʀ: Gʟᴇʏ Vᴇʟᴀᴠᴀ
Wᴀʀɴɪɴɢ: Gᴀᴊᴇ, ɪᴅᴇ ᴘᴀsᴀʀᴀɴ, OOC (ᴘᴀsᴛɪ), ᴅᴀɴ ʟɪʜᴀᴛ sᴀᴊᴀ ᴋᴇᴋᴜʀᴀɴɢᴀɴ ʟᴀɪɴɴʏᴀ.

Σ>―(〃°ω°〃)♡→

Walaupun menyeramkan, siapa yang tahu kalau ternyata dia secantik itu? Aku seperti sedang melihat Nami yang berbeda sekarang, batin Luffy. Takut, namun terpesona.

Dasinya kembali ditarik oleh Nami, membuat wajah mereka terasa begitu dekat.

Jantung Luffy berdegup cukup cepat, dengan hidung sedikit memanas. Dada besar yang kelihatannya kenyal itu kini terpampang nyata di depan matanya. Rasa gatal menjalari seluruh bagian lengan dan tangannya, ingin segera meremas kedua gundukan menawan itu.

Namun itu bukan ide yang bagus untuk dilakukan saat ini.

"Kau ingat perjanjiannya? Jangan membalas atau melakukan apapun tanpa persetujuanku!" ucap Nami cukup menekan.

Luffy mengangguk. "Kuharap kau tidak-"

Nami meletakkan telunjuknya di bibir Luffy.

"Jangan protes!"

Baiklah! Luffy akui bahwa hal ini pasti akan menjadi hal yang cukup berat untuknya. Gadis ini memintanya agar tidak melakukan apapun, namun dia telanjang sepenuhnya di depannya. Bagaimana Luffy tahu kalau dia bisa menahan dirinya agar tidak melakukan apapun?

Nami memberinya kode agar naik ke atas kasur.

Luffy menuruti permintaannya itu dan duduk di sana.

Jika boleh jujur, Luffy seperti sedang berpikir bahwa dirinya berada di atas talenan seorang penjagal.

Nami duduk di atas pangkuannya. Dengan begitu lembut, dia mengecup bibir Luffy perlahan.

Luffy merasa tidak perlu heran lagi kalau hal ini akan terjadi. Namun berat rasanya karena dia tidak diperbolehkan untuk membalas ciuman itu.

Nami juga melepaskan ikatan dasi Luffy hingga terlepas dari kerah kemeja merahnya.

Setelah itu, sambil tetap menikmati bibir sang empunya, Nami mengikat dasi itu kembali di sekitar mata Luffy dan membuat simpul di belakang kepalanya.

"Sepertinya cukup berat bagimu karena melihatku telanjang seperti ini. Bagaimana kalau menutup mata?" bisik Nami cukup menggoda seraya menggigit pelan daun telinga Luffy.

"Jika boleh memilih, tentunya aku lebih memilih untuk melihatnya secara langsung. Tapi untuk situasiku saat ini, kurasa ini lebih baik," jawab Luffy yakin.

Nami bisa merasakan seberapa tegang sesuatu yang didudukinya sekarang.

"Tenang saja! Aku tidak akan membunuhmu," Nami mengelus pelan sesuatu yang tegang itu yang masih terbungkus celananya.

Sementara tangannya yang lain mulai sibuk melepaskan satu persatu kancing kemeja Luffy hingga semuanya terbuka dan memperlihatkan otot-otot dadanya yang terlihat menggiurkan.

Nami mendekat, memberikan kecupan-kecupan kecil untuknya. Mulai dari leher, bahu, hingga ke dada.

Sesekali dia melirik kedua tangan Luffy yang mengepal di atas seprai, seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang ini.

Luffy dengan reflek menggigit bibir bawahnya saat jemari Nami menari di atas miliknya. Sejak kapan gadis itu melepaskan resletingnya?

"Tunggu, Nami! Jangan menyentuhnya. Aku tidak yakin aku bisa-"

Luffy x Nami Love 👒🍊Where stories live. Discover now