>> Biology Is Important (Part II) <<

1.3K 60 37
                                    

Dɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ: Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ ʙᴇʟᴏɴɢs ᴛᴏ Eɪɪᴄʜɪʀᴏ Oᴅᴀ!!!
Pᴀɪʀɪɴɢ: Lᴜғғʏ x Nᴀᴍɪ ♡
Rᴀᴛᴇ: M
Aᴜᴛʜᴏʀ: Gʟᴇʏ Vᴇʟᴀᴠᴀ
Wᴀʀɴɪɴɢ: Gᴀᴊᴇ, ɪᴅᴇ ᴘᴀsᴀʀᴀɴ, OOC (ᴘᴀsᴛɪ), ᴅᴀɴ ʟɪʜᴀᴛ sᴀᴊᴀ ᴋᴇᴋᴜʀᴀɴɢᴀɴ ʟᴀɪɴɴʏᴀ.

Σ>―(〃°ω°〃)♡→

"Tu- tunggu dulu. Itu sakit sekali, Luffy!" ringis Nami saat Luffy mencoba memasukinya di bawah sana.

Luffy menahan diri karena tidak tega menyakiti Nami juga.

"Kau yakin caranya seperti itu? Ini terlalu sakit," Nami tiba-tiba tidak siap dengan hal itu. Apalagi ukuran Steven ini cukup besar juga. Dia agak takut.

Luffy menggaruk kepalanya. "Caranya memang seperti itu. Gadis dalam mimpiku selalu merasa bahagia ketika aku melakukannya. Bahkan saat aku melihat Sanji dan Pudding melakukannya, Pudding juga tampak bahagia."

"Hmm..." Nami berpikir sejenak. Pasti ada cara bagaimana melakukan ini tanpa perlu khawatir akan rasa sakit. Tapi bagaimana?

Luffy menyentuh milik Nami sedikit. Nami merasa sedikit geli, namun itu cukup enak untuknya.

"Tunggu! Ini kering. Mungkin itu sebabnya kau merasa sakit. Kurasa kita perlu membuatnya basah dulu," usul Luffy.

"Membuatnya basah? Maksudmu menggunakan air?" tanya Nami.

"Bukan, Nami! Kau ingat saat kau mengeluarkan cairan bening dari dalam tubuhmu? Itu alami. Kita hanya perlu memicunya untuk keluar. Kita perlu sesuatu yang licin, bukan air biasa," Luffy mengingat-ingat kembali soal penelitian mereka sebelumnya.

"Benar juga. Lakukanlah," Nami menerimanya tanpa ada rasa keberatan sama sekali.

"Apa kau ada masalah kalau aku sedikit mengikuti cara Sanji pada Pudding?" tanya Luffy.

Nami menggeleng. "Kurasa caranya memang begitu."

Dia tiba-tiba merasa iri karena Pudding selangkah lebih maju darinya. Padahal jelas sekali kalau Nami terkenal sebagai mahasiswi terpintar di fakultas mereka.

"Baiklah," Luffy menarik nafas dalam-dalam, lalu merayap di atas tubuh Nami, namun tidak sampai membebani tubuh gadis itu.

Jantung Nami kembali berpacu. Kenapa dia tiba-tiba merasa gugup seperti ini? Ini hanya Luffy. Sahabatnya. Bukan siapa-siapa.

Tangan Luffy menyingkirkan rambut yang sedikit menutupi wajah gadis itu. Dia membelai pipinya lembut, lalu dengan begitu perlahan mulai menyatukan kedua pasang bibir mereka.

Nami menutup matanya. Apa ini namanya? Gadis itu belum pernah merasakan hal seperti ini seumur hidup. Rasanya sungguh menyenangkan. Tangannya terangkat, memeluk leher Luffy. Jemarinya juga menjalar untuk meremas rambut hitam milik Luffy yang terasa begitu halus.

"Mmhhh~" suara desahan kecil Nami keluarkan. Dia benar-benar merasa bahagia.

Mulutnya terbuka, menangkap lidah Luffy yang mulai nakal itu. Menakjubkan. Ini sangat menakjubkan.

Lembut dan perlahan. Luffy tiba-tiba terasa lebih dewasa daripada yang biasa Nami kenal.

Nami hampir kehabisan nafas, jadi Luffy memberinya waktu.

Luffy x Nami Love 👒🍊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang