AKSEN 04 | DIA GALAK

2.5K 287 228
                                    

Aku buat cerita tapi kayak nggak ada yang baca, deh :((

Jangan lupa vote dan komen dulu, yaa, kalau bisa share juga ke temen temen kalian, yuk :(

SEBAGIAN CHAPTER BAKAL DIPRIVAT, FOLLOW DULU BARU BISA BACA

mulmed: PANTENGIN FOTO LEHERNYA AKSEN YANG SEKSIIHHH WKWK

mulmed: PANTENGIN FOTO LEHERNYA AKSEN YANG SEKSIIHHH WKWK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue bakal balas dia dengan segera."

Ultimatum dari Aksen pagi ini, membuat Gavin, Deon, dan Alfa yang duduk di sebelahnya, langsung saling melempar pandang ngeri. 

"Lo serius? Bisa jadi bukan adik kelas itu pelakunya, kan?" timpal Deon langsung memotong perkataan Aksen.

Pria itu bangkit dari duduknya, lantas dengan senyum licik dia menggeleng.

"Gue yakin, kalau dia pelakunya. Dasar bodoh!" 

Aksen langsung melangkah pergi keluar kelas meninggalkan Deon, Alfa dan Gavin yang hendak menyusul.

Namun, Alfa menahan kedua sahabatnya itu untuk tetap di sini. Mereka sadar bahwa menyusul Aksen saat sedang marah sama saja mengganggu singa tidur.

Di tangan kanannya, pria itu membawa sebuah buku berwarna merah muda dengan motif bunga yang sangat feminin untuk perempuan. Ia tak peduli banyak pasang mata yang menatapnya aneh karena membawa buku milik perempuan. Rasa dan gejolak amarahnya, kini yang menguasai dan memegang kendali atas tubuh Aksen.

Langkah pria itu berhenti ditengkuk pemandangan yang sepertinya ia kenal.

Sebuah senyum licik, terukir jelas di bibir Aksen. Pria itu tanpa berlama-lama lagi, langsung bersiap mencaci-maki perempuan sialan ini.

Sungguh nasib malang bagi cewek lugu itu, Asmirandah.

****

Langkah kaki Mira berhenti tepat di depan mading. Ia mengedarkan pandang ke sekitar, hanya terdapat beberapa bangku kayu kosong tanpa ada buku catatannya sama sekali. 

Napasnya yang tersengal-sengal, disusul oleh Sasi serta Rima di belakangnya, membuat Mira semakin gelagapan apalagi jam masuk hampir berbunyi.

"Gimana, ada, gak?"

Mira menggeleng panik. "Gak ada. Gimana, nih? Gue bisa-bisa harus catat dari awal kalo sampai buku itu hilang. Pegel banget dong tangan gue."

Sasi yang masih mencoba bernapas normal, langsung mendekati Mira. 

"Coba kita cari lo terakhir taruh mana?" Mira mengelus dagunya, mencoba berpikir saat otaknya buntu.

"Harusnya ada gak jauh dari papan mading ini. Lo inget, kan, kemarin kita habis dari ruang guru dan langsung ke sini karena ada Kak Aksen?"

"Ada perlu apa lo nyari gue?!"

Mira menelan salivanya, kaget. Perempuan itu terkesiap seketika berbalik badan dan mendongakkan kepala untuk menatap pria jangkung dengan wajah tampan baru saja datang dari arah belakang. Rima serta Sasi kebingungan. 

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang