AKSEN 15 | DRAMA JAKET

1.1K 128 359
                                    

Haloo! Aksen update, dari kalian apakah ada yg pembaca baruu?

Kalau iya, selamat membaca, dapat rekomendasi cerita ini darimana?

Buat yg udah ngikutin dari awal makasih yaa, klik ⭐ kalau kasian suka🥰

Spam 🥵 dulu disini, for hottest aksen 💘😃

Chapter ini sebanyak 3.500 kata jadi jangan bosen, jangan SIDER oke💝

"Tapi Mama takut masalah Paket hitam depan rumah, lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi Mama takut masalah Paket hitam depan rumah, lagi."

Aksen melebarkan pupil matanya. Perkataan Mama, kali ini benar-benar membuat Aksen sedikit marah. Bukan. Bukan marah karena Mama.

Tapi marah pada dirinya sendiri, yang terlambat menyimpan paket hitam depan rumah dulu. Hingga akhirnya, Siska menemukan paket itu dan pingsan setelahnya.

Selepas kepergian Herman, keluarga mereka benar-benar tidak baik-baik saja. Herman, papa yang sering kali ia banggakan dulu, karena berani mengeluarkan pendapat, pandai membuat narasi, dan cerdik mengolah kata-kata, membuat Aksen mau maju ke dunia pidato. Hingga akhirnya, Aksen memutuskan untuk masuk ke dalam klub pidato.

Tak lama, Aksen mendapat tawaran untuk mengikuti lomba Pidato antar kota dengan hadiah yang menggiurkan.

Herman selalu mengajari Aksen dan men-support anaknya itu apapun yang ia sukai.

Mendekati hari perlombaan, Aksen mendapatkan kabar buruk dari pihak rumah sakit bahwa pria bernama Herman Farhantyo meninggal dunia akibat sebuah kecelakaan.

Awalnya, Aksen tidak percaya. Karena yang ia dan Mamanya tahu, Papa pergi ke luar Jakarta karena urusan penggantian Dosen sementara di kampus daerah Yogyakarta.

Namun, setelah melihat jenazah Papanya langsung, Aksen benar-benar percaya bahwa itu adalah Papa, idolanya.

Aksen benar-benar terpukul berat di masa-masa itu. Membuat dia lemas karena kehilangan sosok idola yang selama ini ia banggakan dalam hidup. Sosok papa, yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya mendalami dunia Pidato.

Tak berjarak lama, di Malam Jumat beberapa hari setelah kepergian Papanya, Aksen dan Siska menemukan sebuah paket hitam tanpa nama pengirim di depan rumah.

Hancur. Satu kata itu bisa menggambarkan bagaimana perasaan Siska dan Aksen saat tahu isi dari paket hitam yang selalu dikirim Malam Jumat. Siska yang tak kuat menerima ini semua, langsung drop dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Bahkan, pihak perusahaan kantor Mamanya pun, ikut bersedih dan memberi kelonggaran waktu untuk beristirahat. Aksen benar-benar kecewa pada sosok Papa saat itu.

Satu yang Aksen sadari, ternyata sosok Papa yang selama ini ia bangga-banggakan, tidak sesempurna kelihatannya. Papa tidak benar-benar pergi ke Yogyakarta.

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang