AKSEN 01 | MADING SEKOLAH

7K 606 226
                                    

Gabisa gais, aku udah gasabar buat publish cerita baru ini😭💔

absen dulu, yuk! Kalian dapat cerita ini darimana sih?🥵

Apa yang buat kalian tertarik untuk baca cerita ini? Tell me, gais :))

Apa yang buat kalian tertarik untuk baca cerita ini? Tell me, gais :))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mira menelan salivanya sendiri. Menatap ngeri dua pria yang masih saling beradu argumen di depan papan mading sekolah SMA Ganesha. Matanya masih menyorot dua pria yang terus berdebat tak henti-hentinya. 

Mira bisa menangkap aura kemarahan dari masing-masing pria itu. Untung, keadaan sekitar papan mading tidak terlalu ramai, sehingga dirinya bisa lebih tenang saat mendekati salah satu dari pria itu.

"Buruan. Kalau gak sekarang, bakal susah cari Kak Aksen!" tegas Sasi sembari menyenggol lengan Mira yang masih terdiam tak jauh dari papan mading berada. 

"Iya, tahu, Mir. Kak Aksen itu susah banget kalau ditemuin. Dia Kakak kelas yang paling cuek dan dingin soalnya!" 

Ucapan Rima semakin membuat Mira menghela napasnya pelan. Perempuan lugu itu menoleh ke belakang, menatap Sasi dan Rima secara bergantian.

"Harus sekarang? Gue gak berani. Apalagi lihat mereka berdua yang kayaknya lagi marah besar dan saling...Ah pokoknya ngeri gue lihatnya."

Sasi dan Rima memutar bola mata jengah. Sasi menyeruput susu kotaknya. "Kalau lo gak mau sekarang sih, gak pa-pa. Tapi jangan harap buat cari Kak Aksen dengan mudah besok-besok."

Rima mengangguk, membetulkan ucapan Sasi.

Mira menghela napas pasrah. Ia tak ada jalan lain saat ini. Hanya bertemu dengan pria yang disebut Kak Aksen, lalu mencoba untuk ramah dan dekat dengan Kakak kelas itu.

"Ingat, Mir. Ini juga permintaan almarhum Om Herman, kan. Lo harus tepatin janji lo dahulu," tambah Sasi semakin menyemangati. Mira mengangguk, lantas menoleh.

"Kak Aksen yang mana?" tanya Mira membuat Rima menepuk dahinya kesal. Sasi hanya menggelengkan kepalanya heran melihat sahabatnya ini sangat kudet.

"Pokoknya yang ganteng. Lo harus tahu sendiri Kak Aksen itu yang mana. Udah dua tahun sekolah di sini, lo gak tahu Kak Aksen yang mana?"

"Udah buruan. Waktu sekarang ada di tangan lo. Dekati Kak Aksen, dan buat dia terlebih dahulu kenal sama lo."

Ucapan Sasi semakin membuat semangat Mira berkobar-kobar. Mira mengangguk, lantas berjalan pelan melangkahkan kakinya untuk semakin mendekati papan mading.

"Gue gak mau tahu. Cabut nama gue dari daftar ini!"

"Tapi Guru Bahasa yang minta lo buat ikut!"

"Gue gak mau ikut lomba gak penting kayak gini lagi!"

Semakin Mira mendekat, semakin juga dirinya bisa mendengar suara bariton yang saling sahut menyahut tak mau kalah. Jantung Mira semakin berdebar tak henti-hentinya. 

AKSENWhere stories live. Discover now