AKSEN 44 | THE CODE

392 54 5
                                    

SEBENTAR LAGI MENDEKATI ENDING 😭

6 CHAPTER LAGI GUYS, SIAP🔥

Gue udh gak tahan bggt sama chapter ini, apalagi kayak gak rela aksen bakal ending bentar lagi🫠🫠

Spam EMOT 🔥 disini buat antusiasme kalian

 "Minggir, gak, Kak? Aku mau balik ke kelas

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

 "Minggir, gak, Kak? Aku mau balik ke kelas. Buruan, deh, ah!"

Aksen masih terduduk tenang di atas kursi kekuasaannya. Menatap Mira dengan senyuman miring yang terkesan menggoda bahkan menjadi hal langka bagi siswi SMA Ganesha ketika melihat Aksen tersenyum.

"Duduk aja lagi. Gue barusan sampai, juga," sahut Aksen santai sembari melipat tangan depan dada, mengangkat sebelah kaki di atas paha dengan punggung yang bersandar.

Mira menggeleng kuat-kuat. "Gak mau! Aku mau nyusul Sasi di ruang ganti perempuan! Minggir, Kak!" erang Mira masih berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan tubuh Aksen beserta kursi ini.

Ya, bagaimana bisa Mira meloloskan diri dan kungkungan Aksen? Posisinya berada di sudut kantin, ditambah kursi Aksen yang menutupi jalannya untuk keluar. Jadilah sekarang, ia tak bisa ke mana-mana, karena Aksen menutup aksesnya.

Kalau begini jadinya, Mira sangat menyesal tidak menemani Sasi untuk berganti pakaian saja di ruang ganti. Malah memilih menunggu di kantin sembari menyeruput teh.

"Mau apa lagi?" kesal Mira kali ini tak lagi bisa dibendung. Ia berkacak pinggang menatap Aksen yang banyak maunya.

Pemuda itu hanya mengelus dagunya seolah-olah tengah berpikir. "Lo masih marah sama gue?" tanya pria itu menegakkan tubuh.

"Tanya aja sama diri Kakak sendiri, perlakuan Kakak begitu pantas gak buat dimaafkan?" Mira menatap Aksen makin angkuh.

"Bukan gue pelakunya, Mira. Harus berapa kali gue bilang sama lo?"

"Sampai ada bukti nyata di depan aku! Emang, orang jahat mau ngaku?"

Aksen tersenyum picik. Ia menemukan cara baru agar Mira mau memaafkannya atau setidaknya bersikap lembut lagi padanya. Bukan angkuh seperti ini.

"Kalau lo gak mau maafin gue, gak pa-pa, juga. Tapi gue bakal terus duduk di sini. Gak ada jalan lain lo mau pulang gimana?"

Mira menggeram kesal. Kenapa cowok ini gantian yang mengusiknya? Ia hanya ingin hidup tenang tanpa ada misi-misi dan gangguan. 

"Gak mau! Minggir, Kak aku mau lewat!"

Berusaha mendorong kursi Aksen namun tak ada hasil, karena sama sekali tak bergerak, Mira memilih untuk menghentikan aksinya dan mencari akal lebih berani lainnya.

Dengan cepat, Mira melebarkan kakinya ke atas hendak menaiki meja kantin saja untuk melewati Aksen namun tak bisa karena ia memakai rok. Bagaimana jika Aksen melihatnya? Sangat malu, bukan?

AKSENOnde histórias criam vida. Descubra agora