AKSEN 16 | KOLAM RENANG

1.3K 122 220
                                    

⚠️dilarang memplagiat cerita saya, dalam bentuk izin apapun, hak cipta di tangan penulis asli⚠️

⚪⚪⚪

Hi prenn, buat pembaca baru, panggil pren aja jangan Thor apalagi kak, anggap kita temen aja oke 💝

NOTE: BUAT TEMEN REAL LIFE AKU, SILAKAN PERGI DARI WORK INI, SERIUS, SAYA MALU, DAN JANGAN BACA INI KALO KALIAN KENAL AKU DI REAL LIFE 😭😭😭

happy reading❗

 Mira benar-benar merasa risih sedari tadi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Mira benar-benar merasa risih sedari tadi. Bahkan beberapa kali dirinya tidak memperhatikan penjelasan Bu Inces di depan. Bagaimana tidak? Sejak jam pertama tadi, Rima yang duduk di sebelah Mira selalu memeluk, melingkarkan tangannya di lengan, bahkan sampai menyandarkan kepalanya di bahu Mira.

"Rim, bisa diem gak, sih? Gue dari tadi gak bisa fokus, nih," geram Mira menghentikan kegiatan mencatat materi di papan tulis karena kepala Rima memberatkan lengannya. Ia berusaha bersuara pelan agar Bu Inces tidak menoleh ke arahnya.

"Sumpah, jaketnya Kak Aksen wangi banget, Mir. Ternyata gini rasanya meluk tubuhnya Kak Aksen. Bikin klepek-klepek banget!!" pekiknya lumayan keras membuat Mira memelototkan matanya ke arah Rima.

Perempuan itu masa bodoh dan malah kembali memeluk tubuh Mira yang berbalut jaket jeans denim biru milik Aksen.

"Ampun, dah, nih bocah."

Mira menggoyang-goyangkan lengannya karena Rima masih betah menempel di lengannya.

"Nanti Bu Inces lihat ke arah kita, bisa mampus. Udah jauh-jauh, deh. Lo nulis aja dulu!!" geramnya lagi. Rima mengangkat kepalanya dari lengan Mira, lantas beralih mengelus jaket jeans denim itu secara perlahan.

"Gila, ini asli!! NO ABAL-ABAL!!" pekiknya membuat Mira dengan cepat menginjak kaki Rima hingga membuat perempuan itu mengeluh kesakitan.

Terlambat sudah, Bu Inces langsung menolehkan kepalanya ke belakang, dan menatap dirinya juga Rima.

"Kalian berdua, ada apa ribut-ribut sendiri?!"

Bu Inces mendekat maju dengan penggaris panjang di tangan kanannya. Wanita tua itu membuat seisi kelas diam.

Bahkan atmosfer kelas seketika berubah mencekam karena guru killer ini. Sasi yang berada di belakang bangku Rima-Mira hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Ehm...gak ada apa-apa, Bu. Tadi ini, saya pinjam pensil dan pensilnya asli 2B gitu, bu," jelas Rima mengarang indah. Tentu Mira tidak berani bersuara jika guru yang satu ini sudah menatap tajam murid di kelasnya.

Bisa-bisa nilai Matematikanya kena potong. Biasa, cari aman dulu!!

Masih dengan tatapan tidak sepenuhnya percaya, Bu Inces berbalik badan dan kembali menuliskan sesuatu di papan tulis.

AKSENOnde histórias criam vida. Descubra agora