AKSEN 24 | MULUT DAN HATI

865 102 16
                                    

VOTE DAN KOMENNYA GENGS, JANGAN LUPA

.

.

spam pakai emot kupu kupu kalian biar kolom komennya rame juga <3

.

Baca ini jam berapa dan hari apa? Tim rebahan/ duduk waktu baca?

.

Aku kalau update suka lama, dan gak tentu, karena mau matengin konsep dan alur buat AKSEN biar lebih enak dibaca. Kalo ada typo tandain yaa, happy reading <3

 Mira menolehkan kepalanya ke belakang, menahan langkahnya yang hendak berjalan menuju area lapangan outdoor sebelah timur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 Mira menolehkan kepalanya ke belakang, menahan langkahnya yang hendak berjalan menuju area lapangan outdoor sebelah timur. Sorot mata Mira penuh keterkejutan saat tahu siapa yang menarik tangannya dan berusaha menghalanginya untuk tidak ke sana. Mira mengerutkan keningnya, terus menatap Sasi dengan penuh pertanyaan.

"Jangan ke sana. Ini bukan waktu yang tepat. Gue yang bisa bantu lo samperin Kak Aksen beberapa menit di tengah-tengah jam pembelajaran Olahraga ini."

Sasi melepaskan cengkraman tangannya, menganggukkan kepala, seolah-olah meyakinkan Mira untuk tidak perlu ke sana dan menghampiri Aksen yang sedang bermain bola.

Mira masih ragu. Apa ia menuruti perkataan Sasi? Bagaimana jika perkiraan Sasi salah?

"Kalian berdua! Kenapa masih disitu? Ayo, segera bergabung ke barisan kalian!"

Sasi dan Mira terlonjak kaget. Mereka langsung berlari menuju Pak Ronald yang sudah siap dengan peluit yang terkalung di lehernya. Mira berbaris di belakang Rima, begitupula dengan Sasi yang berada di samping kanan Mira.

Kelas XI IPS 2 mulai melakukan pemanasan terlebih dahulu, selang lima belas menit sebelum permainan bulu tangkis.

"Karena kita sudah melakukan pemanasan tubuh, itu artinya tubuh kita sudah panas dan siap melakukan latihan Olahraga kita hari ini," ucap Pak Ronald sudah selesai memimpin pemanasan khusus kelas XI IPS 2. Rima memutar kepalanya ke belakang, menatap Mira dengan alis yang bertaut.

"Kok gue gak ngerasa panas, ya? Gue malah keringet dingin, tuh," tanya Rima sambil menunjukkan lengan tangan hingga pergelangan tangannya yang tidak keluar keringat sama sekali. Baru saja Mira hendak menjawab, sebuah suara sudah menginterupsinya.

"Ya elah, wajar aja, dong. Kan, kamu anak autis. Jadi, ya, keringat dingin yang keluar."

Gina melipat tangannya di depan dada. Membuat Rima seketika emosi mendadak.

Waduh, perang ke berapa lagi, nih, yang bakal dimulai?

Cewek itu melipat lengan atas kaos olahraganya, dengan tatapan ganas menatap Gina yang semena-mena.

AKSENWhere stories live. Discover now