2

1.5K 160 6
                                    


( Hana Point of View )

Ini gila!

Aku harus berlari 25 kali putaran mengelilingi lapangan yang luasnya hampir mirip stadion sepak bola, terlebih lagi di terik matahari yang memanggang dan tak ada satupun awan yang terlihat. Aku benar-benar menyedihkan sekarang.

Ini semua atas keinginan Erwin Smith yang menjabat sebagai Danchou dari pasukan pengintai, dia menginginkan agar aku bergabung bersama mereka.

" Mungkin saja ada petunjuk jika kau bergabung bersama kami, mungkin kau akan ingat mengenai alasan kenapa kau bisa berada di luar dinding. "

Itu adalah kata-kata yang di ucapkan saat kami bertemu setelah waktu makan, aku bisa melihat kesungguhan di matanya. Dan tanpa pikir panjang aku langsung menerima tawarannya walaupun sebenarnya aku tau, semua itu sia-sia karena kemungkinan terbesarnya adalah aku di kirim ke dunia lain ini setelah kematian. Tapi jika aku menjelaskan hal itu, dia tentu tak akan percaya kan?

Aku bisa melihat ada beberapa orang yang membicarakan dari sudut lapangan, bahkan ada yang secara terang-terangan meledekku ataupun tertawa. Ugh! Aku benar-benar kesal sekali saat ini.

" Oi, bocah! Kau harus... "

" APA?! " aku berteriak kesal membalas ucapannya, mendengar nada bicaraku yang tak rendah membuat semua mata tertuju padaku.

Dimana salahku?

" Kau berteriak padaku? Dimana sopan santun mu itu? Aku ini lebih tua darimu "

" Aku tak peduli! Memangnya kau tak lihat jika aku hampir mati di sini?! "

" Kenapa tak menolak permintaan Erwin sejak awal jika kau memang keberatan? "

" Aku hanya berhutang Budi " ucapku lirih, kata-katanya barusan terasa berat ku jelaskan.

Lelaki pendek itu berjalan ke arahku, Surai hitamnya tampak berkilau di bawah cahaya mentari yang panas. Menyerahkan gelas berisi air sambil berdecih dan berujar.

" Aku hanya memintamu untuk beristirahat tadi karena kau terlihat lelah, tapi bukannya mendengarkan sampai kata-kata ku selesai. Kau justru berteriak, dasar bocah. Habiskan minum mu dan atur nafasmu di bawah pohon selama 5 menit. Setelah itu, temui aku di ruangan si kaca mata kuda " dia berjalan menjauh, aku jujur saja merasa tak enak hati karena sudah salah sangka terhadap tindakan nya.

" Anoo, dimana ruangan Mayor Hanji? "

" Kau punya mulut untuk bertanya kepada yang lain kan? Tanya saja pada mereka "

.
.
.
.
.

Aku berjalan dengan menahan kekesalan yang membuncah, sumpah serapah ku teriakkan di dalam hati. Mungkin sekarang, orang-orang melihatku dengan tatapan aneh. Tapi aku tak peduli lagi, gedung ini terlalu luas bahkan dengan petunjuk yang sudah di berikan. Aku masih saja tersesat bahkan hampir masuk ke ruangan berisi 2 monster yang terikat dengan gigi-gigi yang seolah menyapa kematian.

Apa itu Titan yang mereka maksud? Aku jujur saja sedikit tercengang dengan fakta bahwa pada akhirnya ku sadari jika saat ini seorang gadis yang hidup dengan menyedihkan di kota Tokyo kini terlempar ke dimensi di tahun 851, lebih tepatnya di dalam sebuah dinding tebal setinggi 50 meter dan bergabung bersama dengan orang-orang aneh juga menyebalkan.

Aku ingat, salah satu sahabatku yang bernama Elikko pernah mengajakku untuk menonton sebuah anime favorit nya yang kebetulan baru saja mengeluarkan season 3. Karena aku tak menontonnya sejak awal, aku jadi banyak bertanya kepadanya mengenai alur cerita dari animasi itu. Jadi sedikit banyak aku tau apa yang akan terjadi kepada para pasukan pengintai di masa depan.

ISEKAI ( Another World )Kde žijí příběhy. Začni objevovat