15

625 74 9
                                    


( Reader Point of View )

" Apa anda sudah memutuskan untuk memasak apa? Kami harus segera menyiapkan hidangan sebelum para prajurit datang dan makan siang " omel salah satu koki survey corps yang tampak gemas, melihat Hana masih saja diam tak bergeming sambil menatap wortel, kentang juga tomat di atas meja masak.

Tinggal di dalam tembok dengan segala keterbatasan yang ada, apa yang bisa ku harapkan? Daging sapi dan asparagus? Batin sang wanita sambil memikirkan menu apa yang dirinya akan buat.

Memang, sejak 1 jam yang lalu. Hana datang ke dapur masak dan meminta agar dirinyalah yang membuat hidangan para prajurit sebagai ucapan terimakasih karena ia kembali di terima untuk tinggal bersama mereka, saat itu. Para koki hanya bisa mengangguk pasrah dan tak menolak, lagipula sejak Hana berada di sana. Levi Ackerman terus mengawasinya, memberi tatapan kepada para pelayan ataupun juru masak agar menuruti semua perintah gadis itu tanpa penolakan.

" Aku akan mengolah tomatnya terlebih dulu, bisa bantu aku dengan mencuci kentang juga wortelnya? Lalu setelah itu cukup di rebus "

" Ha'i! "

Bermodalkan ingatannya pada salah satu tutor memasak di YouTube dengan sedikit keberuntungan melalui feelingnya, dalam 20 menit tepat saat bel makan siang berbunyi. Sebuah hidangan berhasil di selesaikan.

Mencampurkan kentang dan wortel lalu menumbuknya secara bersamaan, memasukan isi dari saus tomat dan menggorengnya. Hana berhasil membuat seluruh pasukan memuji masakan buatannya, terutama untuk Sasha. Gadis kentang itu bahkan diam-diam memasukkan beberapa bola-bola kentang ke dalam saku baju, membuat yang lain hanya bisa pasrah dan mewajarinya.

" Ini makanan paling enak yang pernah ku rasakan selain daging panggang, bisa kau mencoba membuatkannya untukku secara pribadi. Hana-chan? " Pinta Hanji sambil menunjukkan piring nya yang telah kosong dan bersih.

" Benar! Sepertinya Hana-san bisa menjadi koki utama di kantin survey corps. Kita akan selalu makan dengan lahap dan pasti bertenaga untuk berlatih, bukankah itu solusi yang sempurna? " Celetuk Jean dari kursinya, semua orang yang mendengar itu langsung mengangguk setuju.

Gadis Rubynson itu hanya bisa tersenyum menahan malu karena terus di puji tanpa henti, sedangkan kini Gunther memulai aksinya untuk meledek Petra yang hanya diam dan fokus pada makanannya.

" Jarang lho wanita sekarang yang bisa masak, benar kan. Petra-san? "

" Ayahku begitu memanjakan ku sejak dulu, bahkan aku benar-benar di larang untuk memasuki dapur karena takut nantinya terluka. Bisa memasak air dan membersihkan ruangan juga baru ku dapatkan selama bergabung di pasukan pengintai, Hana-chan. Bisa kau membantuku untuk belajar memasak? "

" Tentu Petra-san " jawab Hana lalu duduk di kursinya untuk mencicipi makanan buatannya.

" Eh, walaupun begitu. Aku akan tetap menerima kok wanita yang tak bisa memasak karena aku adalah calon suami yang baik, bagaimana? Kau mau tidak Petra? " Kata-kata Oluo barusan langsung di hadiahi pukulan kesal dari gadis yang berada di sampingnya.

Melihat keceriaan kembali, Erwin tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Kehadiran Hana memang mampu merubah suasana menjadi lebih hidup dan baik.

.
.
.
.
.

Perlahan, sebuah pintu di dorong untuk terbuka. Seseorang yang begitu Hana kenal kini berdiri dari duduknya, beberapa berkas laporan kesehatan para rakyat pun di letakan. Menyambut kedatangan adiknya itu dengan sebuah senyuman manis dan pelukan hangat.

" Aku merindukan, Nii-san... "

" Nii-san pikir, kau sudah lupa untuk berkunjung setelah Heichou membawamu kembali ke markas di hari itu "

ISEKAI ( Another World )Where stories live. Discover now