6

858 101 2
                                    


( Hana Point of View )

       Wall rose bagian selatan kembali berhasil di masuki oleh beberapa Titan setinggi 6 hingga 12 meter, riuh para warga yang menyelamatkan diri serta beberapa pasukan penjaga dinding yang mulai melakukan evakuasi tampaknya berjalan begitu lambat. Aku sudah mencoba membunuh sebagian raksasa yang masuk tapi kalau memang lubang itu tak segera di tutup maka percuma saja. Untuk saat ini, Eren juga tak bisa melakukan perubahan wujudnya karena baru saja menjalani eksperimen Hanji kemarin, beberapa rekanku dari kadet 104 kini berada di barisan para paling belakang untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tak di inginkan terjadi.

" Tolong aku! " Teriakan dari salah satu gedung di dekatku berhasil mengalihkan fokus, ku tancapkan 3D manuver gear pada bangunan dan segera ku selamatkan warga sipil yang masih berada di sana.

" Tolong, selamatkan anakku " seorang wanita berucap lirih, tubuhnya hampir separuh berada di tubuh Titan itu. Sedangkan anak lelakinya hanya menangis di pojok ruangan memanggil nama ibunya berulang kali.

Aku langsung melakukan tindakan penyelamatan, membawa anak itu sejauh mungkin dari sana dan memberikannya pada pasukan lain untuk di jaga bersama para penduduk lainnya. Keadaan semakin kacau saat Armored Titan muncul dan mulai menyerang, beberapa batu besar juga di lemparkan membabi buta oleh salah satu Titan aneh dengan bulu yang menutupi tubuhnya, terlihat seperti kera.

" Hana-chan! Di sini!! " Hanji menunjukan beberapa buah anak panah yang sudah di lumuri oleh cairan peladak kimia.

" Arigatou, aku akan coba menyerang makhluk itu dengan senjata ini "

" Hati-hati, kalau ada sesuatu atau butuh bantuan. Cukup panggil aku saja " ucapannya hanya ku balas anggukan, kembali aku melesat di udara dan menatap monyet yang kira-kira tingginya mungkin sekitar 17 meter.

Aku tak perlu mengenai tengkuk, cukup badannya dan bulu-bulu itu akan terbakar. Mungkin itu tak akan membunuhnya, tapi cukup untuk mengurangi perlawanannya. Batinku lalu mencari posisi teraman, mengarahkan anak panah dan menembakan nya.

Wroarrrr!!!!

Dia menjerit kesakitan, berteriak sampai-sampai seluruh pasukan pengintai terkejut bukan main. Titan-titan yang sebelumnya berpencar di seluruh daerah selatan dinding rose kini berlari ke arah Titan monyet itu dan segera menggigiti nya.

Aku tak tau apa yang terjadi di sana, tapi rasanya aku bisa bernafas lega. Setidaknya, kami semua tak perlu melumpuhkan makhluk itu dengan susah payah. Kini, kami hanya harus menumbangkan Armored Titan yang masih menyerang.

Pedangku tidak akan mempan untuk menembus armor dari Titan ini, otak kecilku kembali memberi ide menarik.

" Ambil semua anak panah yang ada di Mayor Hanji, tembakan secara serentak ke arah Armored Titan! "

Tak butuh waktu 1 menit bagi kami, anak panah itu melesat dengan titik yang berpusat pada Titan di tengah-tengah kota. Mungkin tubuh besinya bisa tahan dengan pedang, tapi jangan lupakan fakta bahwa tak semua besi bersifat tahan panas.

" Kalau memang penyusun armor nya berasal dari logam Tungsten, maka tak ada yang bisa kita lakukan selain terus mencoba menyerang nya dengan pedang. Tapi kalau dugaan ku tepat, harusnya armor yang dia gunakan bersifat tak tahan panas dan justru akan membakar tubuh Titan di dalamnya " ucapku pada Armin yang baru saja datang dan bertanya kenapa kami menyerang nya dengan panah.

Kami semua menyaksikannya, Titan zirah itu tergeletak di tanah dan tak melakukan apapun. Dia kalah. Aku tersenyum puas.

Setelah kembali ke camp saat di rasa Titan di Wall Rose Selatan sudah di musnahkan, bertemu dengan beberapa petinggi militer seperti Darius Zackly dan Pixis. Aku mendapatkan tepuk tangan meriah karena berhasil mengalahkan kedua Titan dengan pengetahuan yang ku miliki.

ISEKAI ( Another World )Where stories live. Discover now