Truely Epilog

768 68 0
                                    


( Reader Point of View )

Flashback •~

Seseorang berulang kali menepuk pipinya, tampak raut cemas pada wajahnya yang terlihat masih sedikit pucat.

" Hana, kau dengar Nii-san? "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Hana, kau dengar Nii-san? "

Gadis itu melenguh, memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan mengangguk.

" Apa yang terjadi? "

" Nii-san tersadar saat mendengar suara berisik darimu yang memanggil nama Levi, ada apa sebenarnya? Kau bertemu lagi dengannya? "

" Begitulah, tapi cahaya itu menghilang lebih cepat dari sebelumnya. Aku mencoba memanggil namanya namun bukannya mendapat jawaban, justru aku melihat kegelapan yang menutupi segalanya. "

Albin memberikan minum kepada adiknya, rasa khawatir semakin menjadi jadi saat tau jika adiknya hampir saja terjebak dalam ruang mimpi.

Itu terjadi jika adiknya hampir melakukan kesalahan dengan menentang takdir, Hana bisa tak kembali ke dunia Isekai ataupun dunia nyata. Fisiknya memang akan selalu ada, tapi roh nya tak akan bisa kembali menempati raga.

Untunglah, saat itu Albin segera bangun dan mencoba menyadarkan nya. Mungkin, jika hal buruk itu sampai terjadi pada Hana maka ia akan menyesal seumur hidupnya.

Pletak!

" Ini hadiah untukmu karena sudah membuatku hampir gila di siang bolong, tak minum obat dan selalu begadang. Nii-san pikir sudah benar-benar sehat? " Omel Hana menatap kakaknya tajam.

" Hehe, maaf ya. Kau tau kan jika tahun ini Nii-san baru masuk ke universitas. Ada beberapa hal yang harus di pelajari, apalagi paman juga sudah mulai memberikan separuh tanggung jawab untuk perusahaan di Jepang. Tak ada waktu banyak untuk beristirahat "

" Minum obat itu tak butuh waktu 1 menit lho! Dokter bilang, kalau aku dan paman Yuremu tak cepat-cepat membawa Nii-san ke rumah sakit maka mungkin saja Nii-san tak akan pernah bangun lagi. Kau tau kan, aku sudah tak punya siapapun. Setidaknya jadikanlah aku sebagai alasanmu untuk tetap hidup "

" Hana, mau dengar sesuatu? " Albin memperbaiki posisi nya, menatap mata adiknya dengan lekat.

" Setelah kecelakaan itu, ada sesuatu yang Nii-san sembunyikan darimu. Jantung Nii-san mengalami kerusakan dan dokter bilang, cara satu-satunya untuk hidup adalah menerima donor. Tapi, ada masalah lain. Jantung yang cocok adalah jantung milik keluarga atau saudara, kau mengerti kan? "

" Aku akan memberikan jantungku kalau itu bisa membuat Nii-san tetap hidup " ucap Hana dengan spontan, matanya tak menyiratkan keraguan sedikitpun.

Pemuda itu menghela nafas, menepuk bahu adiknya. Giginya bergemalatuk menahan diri untuk tidak memukulkan tiang infus ke kepala Hana.

" Alasan Nii-san menceritakan ini adalah dengan harapan agar kau mengerti jika Nii-san tak mau merepotkan siapapun lagi, bahkan jika itu adalah dirimu. Sudah cukup kau tersiksa dan tak pernah merasakan kebahagiaan, kau pantas untuk bisa tersenyum dengan bebas, kau berhak untuk merasakan hidup dengan baik...

ISEKAI ( Another World )Where stories live. Discover now