O6; sugar and smoke

13.8K 1K 7
                                    

—————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—————

Gue maluuuu, batin Solyn.

Sudah ada sepuluh menit, tapi Solyn belum juga keluar dari toilet. Solyn sedang mengumpulkan harga dirinya yang berceceran dan beberapanya telah hilang entah ke mana.

Bisa-bisanya jatuh di depan orang lagi ciuman, pikirnya, merutuki diri sendiri.

Suara ketukan pintu dari luar membuat Solyn melihat ke arah pintu di depannya.

“Solyn?!”

Kenapa Jay masih di sini? Kenapa juga dia masuk ke toilet cewek? Pikir Solyn, makin kalut.

“Lo gak pingsan, ’kan?” tanya laki-laki itu.

Solyn tidak menyahut, menggigit bibirnya kuat-kuat dan berharap Jay cepat meninggalkannya sendiri.

“Solyn! Kalo lo gak jawab, gue dobrak pintunya.”

Enggak, jangan.

“Gue hitung sampe tiga, lo gak jawab gue dobrak, nih.”

“Satu—”

“Jangan!” teriak Solyn akhirnya.

“Lo gak papa? Lo gak luka, ’kan?” tanya Jay lagi.

“Enggak,” balas gadis itu.

“Gue gak percaya sebelum gue liat sendiri, buka pintunya.”

Solyn menghela nafas gusar. “Gue baik-baik aja, tinggalin gue sendiri.”

“Gue bakal tetep di sini, sampe lo keluar, terserah mau sampe jam berapa, sampe besok juga gue tunggu.”

Sinting. Batin Solyn.

“Tapi karena gue orangnya gak sabaran, jadi gue dobrak aja pintunya,” lanjutnya

“Gue bilang jangan,” Solyn kembali berteriak.

“Keluar makanya,” ucap Jay.

Solyn menghela nafas kesal, malu dan pasrah, akhirnya dia berdiri dan membuka pintunya. Solyn langsung menunduk, tidak mau melihat Jay.

“Lo gak papa?” tanya Jay, melihatnya dari ujung kaki hingga wajah Solyn.

“Ya, gue baik-baik aja. Kenapa lo gak tinggalin gue sendiri? Gue bisa urus gue sendiri,” kata Solyn, membuat Jay mengangkat alisnya.

“Gue gak bisa ninggalin lo, saat gue tahu lo habis jatuh, bisa aja lo pingsan di dalam sana,” kata laki-laki itu, suaranya seketika berubah jadi berat, mungkin kah dia kesal?

Solyn sudah akan membalas, tapi dia tidak mau mendebat apapun jadi Solyn menutup mulutnya.

“Gue cuma malu ketemu lo,” ungkap gadis itu, setelah ditatap tajam oleh Jay, yang sepertinya tidak akan membiarkannya pergi atau sembunyi begitu saja.

“Kenapa?” tanya Jay.

Mengangkat wajah, Solyn menarik nafasnya. “Karena—”

“Karena lo liat gue lagi ciuman?” potong Jay, dan Solyn mengangguk.

“Terus?”

“Lo liat gue jatuh,”

“Dan?”

“Lo tahu gue gak bisa denger,” kata Solyn, memberi alasan kenapa dia malu.

Jay terkekeh pelan. “Kalo gue jadi lo mungkin ngerasa sama, jatuh di depan orang lagi ciuman. Tapi alasan terakhir, itu bukan hal yang malu-maluin.”

Gue pikir lo mandang gue rendah, batin Solyn.

“Ayo keluar! Gue perlu ngecek lutut lo.”

—————

sugar & smoke Where stories live. Discover now