28; sugar and smoke.

7.4K 684 108
                                    

"Kenapa Dexter di sini?" tanya Jeanne, merasa bingung dengan kehadiran kakak laki-lakinya itu.

"Gak boleh?" jawab Dexter, berwajah datar dan mengambil remot tivi dan menekan tombol on.

Jeanne menghela nafas, menoleh pada Solyn yang baru datang dari kamarnya mengganti seragam sekolah dengan pakaian sehari-hari. Setelah menjemput Jeanne ke sekolahnya, Solyn dikejutkan dengan Dexter yang menunggu di depan pintu.

"Aku gak bisa main sepuasnya sama Solyn if you're here." gerutu gadis kecil itu merengut, Solyn tersenyum geli. Sementara Dexter enggan menanggapi.

"Jeanne mau makan apa? Aku mau pesen." Solyn bertanya.

"Apa saja yang Solyn makan."

Solyn mengangguk. Lalu beralih pada Dexter yang sudah menatapnya intens. "Lo udah makan?"

"Not yet," jawab Dexter disertai gelengan kepala.

"Oke, biar sekalian aja," kata gadis itu, lalu membiarkan Dexter duduk di sana sementara dia menemani Jeanne bermain, meski lelah tapi Solyn terhibur ketika Jeanne dengan kepolosannya menanyakan hal lucu.

Makanan yang Solyn pesan, datang lebih cepat. Dexter pergi ke arah pintu dan menerima pesanan tersebut sementara Solyn pergi ke dapur untuk mengambil semua yang diperlukan. Membiarkan Jeanne membereskan puzzle juga lego, Solyn menyiapkan makanannya.

"Aku mau tidur di sini, besok sekolah aku libur."

"Oh ya? Ada acara apa?" tanya Solyn, menanggapi, dari pandangan Dexter Solyn justru terlihat seperti kakak kandung bagi Jeanne daripada dirinya sendiri.

Apa yang bisa diharapkan olehnya, punya adik bayi di usianya yang menginjak remaja saja sudah aneh bagi Dexter. Tapi bukan berarti dia membenci gadis kecil itu, mereka memang tidak begitu dekat. Jeanne terus berbicara dan solyn yang menanggapi, setiap cerita yang keluar dari mulut Jeanne dibalas antusias oleh gadis itu. Sementara Dexter hanya menjadi pihak yang mendengarkan.

Energi Jeanne belum sepenuhnya habis setelah makan, sekembali Solyn dari mencuci piring, Jeanne kembali mengajak bermain di kamar Solyn, mengunci pintu dan tidak membiarkan Dexter ikut. Laki-laki itu mendengkus, bersandar di besi balkon dan menyalakan sigaret, hari mulai petang, dari atas sini Dexter bisa melihat matahari mulai tenggelam ke peraduan, sedangkan dirinya masih menunggu gadis di dalam sana meluangkan waktu untuknya.

Pikiran Dexter hanyut dalam ingatan masa lalu, ketika dirinya terkejut pertama kali melihat Solyn dalam balutan gaun putih duduk di kursi bersama dengan laki-laki dewasa, yang sebut saja kini juga menjadi ayahnya. Dexter maupun Solyn tidak pernah menyinggung masalah keluarga, mereka dekat, terlampau dekat hingga Dexter berpikir dia mampu memahami Solyn seperti memahami dirinya sendiri, namun hal itu justru salah. Setelah mereka bertemu pada suatu malam, menemukan fakta bahwa mereka dipersatukan, bukan sebagai sepasang kekasih. Namun terikat sebagai adik dan kakak.

Dexter tidak begitu mempermasalahkan, toh pikirnya dia masih bisa menjalin hubungan dengan Solyn meski nama keduanya di tulis dalam kartu keluarga yang sama seperti yang Solyn selalu ucapkan. Tapi, seperti tidak yang Dexter pikirkan, dia tidak mampu memahami Solyn. Gadis itu lebih tertutup dari yang dia kira.

Kita adik kakak, persetan. Dexter menghembuskan asap dari mulutnya, telinganya menangkap suara langkah kaki yang mendekat, menyadari bahwa itu adalah Solyn, Dexter membuang sigaret kk tempat pot bunga di sudut ruangan setelah mematikan apinya.

"Sudah selesai bermain?" tanya Dexter, membalikan tubuhnya menghadap Solyn.

Gadis itu terkekeh menanggapi. "Jeanne anak yang aktif, gue suka."

"Gue juga aktif, on the bed."

Wajah Solyn memerah mendengar ucapan laki-laki itu, segera dia berdecak dan menjauhi Dexter untuk membersekan kekacauan di ruang tengah bekas Jeanne bermain, krayon yang berserakan, serta boneka Barbie yang kini sedang hit- Jeanne bawa dari rumahnya, lalu memboyong hampir semua mainan yang dia punya ke apartemen Solyn.

Solyn sadar bahwa Dexter berdiri di belakangnya, mengamati setiap pergerakan yang dia lakukan. Solyn menghela nafas sedikit kesal, lalu menoleh pada Dexter setelah memasukkan semua mainan Jeanne ke sebuah kotak.

"Lo gak mau pulang?" tanya Solyn, "udah malem."

"Cuma Jeanne aja yang boleh nginep? Gue?"

"Lo mau nginep?"

Dexter mendengkus, mendekat ke arah Solyn yang berupaya untuk tidak lari dari jangkauan Dexter yang membuatnya sudah bernafas dengan tenang.

"Apa Jayden tahu apartemen lo?" Dexter bertanya.

Solyn hampir memutar bola matanya. "Enggak, jangan mulai deh."

"Apa yang dimulai, gue cuma nanya."

"Tapi pertanyaan lo seolah lagi nyindir gue, gue gak ada apapun sama Jay."

Ucapannya dilumat oleh keheningan, sebab Dexter tidak lagi menanggapi. Solyn bertanya-tanya, tentang apa yang dipikirkan oleh laki-laki itu seraya menatapnya.

"What are you thinking right now?" Tanya solyn, menatap wajah Dexter yang kian mendekat bersamaan dengan tangannya yang menggapai pinggang Solyn dan meremasnya.

"You, i want to fuck you..."

—————

Bisa baca di kk ya guys, lengkapnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 25, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

sugar & smoke Where stories live. Discover now