03

222K 19K 216
                                    

Waktu menunjukkan pukul 11 malam, sudah waktunya bagi Stela untuk pulang dari kerja part time nya.

Berjalan di trotoar dengan mata terkantuk-kantuk, awalnya Stela ingin naik bus tapi saat melihat jam sudah larut maka tak dipungkiri bahwa bus tidak akan lewat.

Saat sedang berjalan, matanya tak sengaja melihat taman dekat flat tempat tinggalnya. Tanpa pikir panjang ia berjalan ke arah salah satu ayunan disana, duduk sendiri sambil sedikit memaju-mundurkan menyebabkan ayunan itu sedikit bergoyang kedepan dan kebelakang.

Memilin rok pendek selutut yang dipakainya, dengan kepala yang disandarkan pada rantai ayunan.

"Capek~" keluhnya, perlahan ia menutup matanya menikmati semilir angin malah yang membuat sedikit rambutnya beterbangan.

"Hiks... Hiks..." Sayup-sayup Indra pendengarannya menangkap sebuah suara.

Membuat netra cantik itu terbuka, kepalanya menoleh kesana kemari. Mencari asal suara tersebut.

"Hiks... Hiks..." Terdengar lagi, kali ini Stela benar-benar percaya bahwa ini bukan mimpi.

Matanya menelusuri area taman dengan teliti, sampai tak sengaja melihat bayangan kecil dibawah pohon rindang disana.

Tanpa takut Stela mendekat, lampu remang-remang membuat nya sedikit sulit melihat. Dan kemudian ia terkejut melihat seorang anak kecil menangis dengan menelungkup kan wajah pada lipatan tangan diatas lutut dengan posisi berjongkok.

Stela segera menghampiri anak kecil itu, mengelus pelan punggung sang anak. Merasakan ada yang mengelus punggungnya sang anak mengangkat kepalanya.

Dengan mata sembab dengan air mata, pipi tembam yang memerah karena menangis, bibir yang bergetar menahan Isak tangis sebuah pemandangan yang menggemaskan.

Stela menangkup pipi tembam anak itu, menghapus jejak air mata yang terus mengalir itu.

"Hei manis~ mengapa menangis, hm?" Tanya lembut.

Anak itu tanpa aba-aba langsung bangkit dan menerjang tubuh Stela dengan pelukan hangat nya, membuat Stela sedikit terhuyung kebelakang jika saja ia tak menahannya.

"Ommy, Ommy, Ommy~" gumamnya semangat, dengan aksen anak kecilnya.

Stela yang mendengar itu terkejut, ia bukan Ommy tapi Stela, kan?

Stela perlahan membalas pelukan itu, masih dengan raut wajah terkejutnya.

"Hei adik manis, kenapa disini sendiri? Ini sudah tengah malam, tidak sepatutnya kamu disini. Orang tua kamu kemana?" Tanyanya lembut.

Sang anak melonggarkan pelukannya tanpa melepaskan tautan tangannya dibelakang tengkuk Stela, menatap Stel dengan dengan mata bulatnya. Lucu.

"Sen unggu addy api addy nda ateng-ateng, Sen adi anis" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
[Sen nunggu Daddy tapi Daddy ngga dateng-dateng, Sen jadi nangis]

Stel terdiam sejenak berusaha memahami apa yang dikatakan anak kecil didepannya itu, lalu tak lama ia mengangguk paham saat otaknya sudah mendapat pencerahan atas yang dikatakan sang anak.

"Daddy aja? Mommy nya mana?" Tanya Stela sambil menggendong anak itu untuk duduk di salah satu kursi panjang yang ada di taman.

"Ommy? Kan di ini, ni Ommy! Ommy na Sen" ucapnya sambil menunjuk pada Stela.
[Mommy? Kan disini, ini mommy! Mommy nya Sen]

Stela mengernyit bingung saat anak kecil itu mengatakan bahwa dia adalah mommy nya, ia  mendudukkan anak itu disalah satu kursi disana.

"Tapi kan kakak bukan mommy kamu" Stela memberi penjelasan.

Anak itu terdiam, senyumnya luntur. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya, bibirnya melengkung kebawah bergetar menandakan bahwa ia sebentar lagi akan menangis.

Melihat itu membuat Stela panik, apakah ia salah bicara?

"J-jangan nangis... Nanti,nanti..." Stela bingung ingin membujuk anak itu dengan apa.

"HUWEEE DADDY!!!!"

🍼🍼🍼

Note:

Bahasa bayi nya terlalu drama ga si?

Next ga?

Mafia Widower Where stories live. Discover now