18

146K 13.5K 223
                                    

"Yang mana yang sakit, hm?" Tanya Stela khawatir, ia segera mengangkat Xan kedalam gendongannya.

Xan masih terisak memeluk erat leher Stela. "Hiks- temua na atit~"

"Cup cup cup, udah dong nangisnya. Nanti malah ga bisa nafas" kata Stela mencoba menenangkan.

"Mo bobo" kata Xan sambil menguap lucu, Stela mengangguk. Ia membaringkan Xan di ranjangnya, ia berfikir jika Xan sudah tidur ia bisa mengajar Jay.

"Aunty?"

Stela menoleh, kemudian mengelus lembut surai Xan. Matanya sesekali terbuka guna memastikan Stela tetap bersamanya, lalu tak lama ia tertidur.

Melihat Xan yang sudah terlelap, Stela bangkit dari duduknya. Berjalan ke arah pintu kamar, ia tetap harus mengajar Jay hari ini.

Stela berjalan menuju lift, padahal tadi ia naik tangga. Kenapa tidak ada yang memberitahunya kalau ada lift? Kan ia jadi lelah sendiri tadi..

"Sudah?" Suara berat itu membuat nya sedikit bergidik.

Stela hanya mengangguk, lalu pria itu berlalu pergi entah kemana. Stela menghela nafas lega, auranya tak main-main.

"Kalo udah mending duduk, ajarin gue lagi" kata Jay yang duduk di sofa dengan tumpang kaki.

Stela menghela nafas, kemudian mengangguk. "Ayok kita lanjut materi minggu kemarin"

Jay dengan semangat mengangguk dan ikut duduk di bawah bersama Stela.

>>><<<

"Hoamm~" balita kecil itu terbangun, menggeliat pelan guna merenggangkan otot nya. Mengucek matanya dan kembali menguap.

Lalu ia merubah posisinya menjadi duduk, kepalanya tertunduk. Masih mengumpulkan nyawanya yang masih beterbangan.

"Ayo macuk!" Katanya sambil mengibaskan tangannya ke arah dirinya, mungkin sedang menyuruh arwahnya masuk ke tubuhnya kembali.

Merasa nyawanya sudah terkumpul semua, kepalanya mendongak menatap jam yang berada di dekat pintu kamarnya. Matanya memicing guna melihat lebih jelas jam berapa sekarang.

"Uhm, jalum pajang na di anka 6 jalum dendek nya di anka 4. Jadi jam balapa cekalang?" Katanya bingung, memilih abai ia berusaha turun dari ranjang yang lumayan tinggi itu.
[Uhm, jarum panjang nya di angka 6 jarum pendeknya di angka 4. Jadi jam berapa sekarang?]

Kaki mungilnya melangkah ke arah pintu, tangan gemuknya berusaha menggapai gagang pintu namun tak berhasil. Tak kehabisan akal, ia kembali berjalan ke arah kasur. Menggeser sedikit boneka Moomin besar miliknya.

"Ana ya?" Tanyanya bingung saat tak menemukan apa yang ia cari.
[Mana ya?]

Lalu ia kembali berjalan memutar ranjangnya yang satu, mendorong boneka beruang besar itu agar tergeser. Dengan susah payah ia menggeser boneka yang bahkan berkali-kali lipat lebih besar dari tubuhnya.

Setelah boneka itu tergeser, terpampang lah sebuah tombol kecil di dinding. Xan mendekat, ingin menekan tombol itu. Seingat nya dulu Daddy nya bilang begini..

"Xan, jika terjadi sesuatu. Tekan saja tombol ini, maka Daddy akan segera datang"

Lalu Xan kembali berfikir, apa maksud dari 'terjadi sesuatu'?

"Hump, tkan aja" katanya sambil menekan tombol itu.

Namun tak lama alisnya berkerut, kepalanya di miringkan. Bibirnya mengerucut lucu.
"Ko Ndak datang?"

Karena kesal ia lebih memilih naik kembali ke atas kasur dan menyelimuti dirinya lagi dengan selimut hingga menutupi kepalanya, mengabaikan orang-orang dibawah yang sudah panik tak karuan.

"Mengapa kalian diam saja, hah?! Cepat cek kamar tuan muda sialan!!" Teriak salah satu bawahan kepada yang lain.

Mendengar teriakkan itu maka dengan cepat mereka berlari tergopoh-gopoh menaiki tangga, dan bodohnya tak ada yang menggunakan lift.

Stela dan Jay yang berada di halaman belakang rumah besar itu mengerutkan kening bingung saat melihat pada maid dan para bawahan itu berlarian.

"Kenapa?" Tanyanya pada Jay.

Yang ditanya pun menggeleng, Jay pun tak mengerti. Namun setelah itu Jay mengajak Stela naik untuk ke kamar Xan.

"Kok mereka naiknya ke kamar Xan, ya?" Tanya lagi.

"Jangan-jangan.."

Bugh

"Jangan nakut-nakutin dong!" Stela kesal, ia kan jadi khawatir.

Jay hanya mengelus bekas pukulan Stela pelan, lalu tersenyum tipis.
"Xan ga akan kenapa-napa, tenang aja" kata Jay menenangkan.

"Karena mau gimana pun juga, Daddy nya ga akan ngebiarin dia terluka sedikitpun"

🍼🍼🍼

Note:

Banyak yang bilang kurang panjang, itu tuh karena Rin potong ceritanya. Karena memang biasanya Rin nulis cuma 500-800 kata aja..

Hayoo Xan bikin panik orang serumah, gimana reaksi Daddy nya nih?

Hump! Ddy yama, san bobo agi aja - Xan

By. Pinterest

Mafia Widower Where stories live. Discover now