14

162K 14.6K 200
                                    

"Ini" kata Stela sambil menyodorkan botol air mineral pada lelaki dewasa di sebelahnya.

Tangan lelaki itu menyambut botol air mineral itu, lalu membukanya dan meminumnya. Ia masih berusaha mengatur amarah nya yang tadi tiba-tiba saja meluap.
"Bodoh"

"Hah?" Stela terkejut saat mendengar kata itu keluar dari mulutnya.

Lelaki itu menoleh, menatap Stela tepat pada matanya. "Kau, bodoh" katanya lagi.

Walaupun tidak mengerti apa maksud perkataan lelaki itu, Stela tetap meminta maaf.

Hening setelahnya, keduanya hanya menatap Xan yang sedang bermain dengan July dan Aiyla. Sesekali mereka tertawa saat melihat raut wajah random Aiyla.

"Kenapa?"

"Hah?" Oh ayolah, berbicara lebih banyak. Ia pikir Stela mengerti?

Lelaki itu berdecak, kembali menatap Stela yang terlihat takut saat lelaki itu menatapnya.

"Kenapa diam saja? Harusnya kau melawan, semua perkataannya bahkan tidak ada yang benar" katanya menjelaskan, pandangannya kembali pada Xan yang sedang melihat bunga di taman belakang sekolah Stela.

Ohoo~ ini kalimat terpanjang yang Stela dengar. "Kalau aku melawan, aku takut beasiswa ku dicabut. Dia bahkan bisa melakukan apapun yang dia mau hanya dengan petikan jari, jika aku melawan akan sulit untukku nantinya" Stela menunduk, sebenarnya ia mau melawan. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa diam seperti tadi.

Lelaki disebelah diam, tak ada niatan untuk membalas perkataan Stela barusan. Sampai ia teringat satu hal.

"Ada hubungan apa dengan Jay?" Tanyanya.

Stela kembali menatap lelaki itu. "Dia murid ku, aku diminta untuk jadi guru les privat matematika nya" kata Stela menjawab.

"Dia terlihat menyukai mu" katanya dengan suara kecil, namun ternyata Stela mendengarnya.

"Hm, aku tau. Sikapnya yang selalu berubah secara tiba-tiba membuatku tau lebih dulu perasaannya. Dia menunjukkan sifat posesifnya walaupun secara sekilas orang akan menyangka itu hanya larangan belaka" kata Stela.

Lelaki itu ingin bertanya lebih lanjut, namun ia tak mau terlalu ikut campur. Biarpun ia ingin akrab seperti dulu dengan adiknya.

"Aunty! Yiat san wawa apa?" Xan menghampiri, ia membawa setangkai bunga Krisan yang mungkin ia ambil dari taman bunga itu.
[Aunty! Liat Xan bawa apa?]

"Ini Buna!" Katanya sambil menyodorkan bunga itu pada Stela.
[Ini bunga!]

"Cini, halus na Nini" katanya sambil mengambil bunga itu dati Stela, dan memberikannya pada ayahnya. Lalu menarik lengan ayahnya agar seolah-olah memberikan bunga itu pada Stela.
[Sini, harusnya gini]

Melihat itu Stela bingung harus bagaimana, ia memalingkan wajahnya. Sedangkan lelaki didepannya hanya menghela nafas, kemudian mengambil tangan kanan Stela dengan paksa dan meletakkan bunga itu pada telapak tangan perempuan itu.

Stela yang terkejut dengan gerakan tiba-tiba dari lelaki itu, hanya diam. Ia bingung harus berbuat apa.
"Jangan membuat anak kecil sedih" bisik lelaki itu pada telinga Stela, sedikit membuatnya bergidik geli.

Stela mengangguk paham, menoleh pada Xan yang menatap keduanya dengan mulut terbuka lebar tanda terkejut.
"Ddy sun aunty~"

>>><<<

Yap, Stela hampir membolos pelajaran jika saja Xan tidak mau melepaskan pelukannya pada Stela. Saat bel jam kedua, Lelaki itu memilih pulang. Dan tentu saja Xan menolak.

"Nda au!!! Aunty hiks- nda au pulang!!" Xan terus terisak, memberontak ingin turun dari dekapan ayahnya.

Stela yang tidak tega mendekat, menjulurkan tangannya berniat menggendong balita itu. Lelaki itu seakan mengerti, memberikan Xan pada Stela.

"Nda au pulang, mu aunty hiks-" Xan memeluk leher Stela erat, terisak pelan.

Stela menepuk-nepuk pantat Xan, menimang-nimang balita itu agar tertidur. Sedikit bersenandung kecil, melodi lagu tidur.

"Aunty?" Panggil Xan dengan wajah yang menahan kantuk.

"Hm, kenapa sayang?" Tanya Stela.

"Ta cis yu"
[Kita cis yuk]

"Oh, Xan mau foto? Sama aunty?" Xan mengangguk.

"Sini-sini, biar aku yang fotoin!" July terlihat bersemangat, ia gemas melihat calon pasangan hidup itu.

Cekrek!

🍼🍼🍼

Note:

Update dulu~

Sumpah demi Allah MTK bikin pusing (༎ຶ ෴ ༎ຶ)
Semoga PAS ini cepat berlalu:3

Sweet dreams, dear - Xan

By. Pinterest





Mafia Widower Where stories live. Discover now