78 : Sick?

43.7K 3.5K 86
                                    

Setelah cukup lama berada di cafe tersebut, -menunggu cake milik Elena habis- ketiganya kembali pulang ke apartemen milik si sulung.

Si bungsu awalnya ingin naik mobil bersama sang Daddy, tapi saat sudah sampai tempat parkir ia malah berubah pikiran dan memilih naik ke dalam mobil sang kakak.

Mobil si sulung sudah melaju lebih dulu, sedangkan Ayres masih tetap berada dalam mobilnya di parkiran. Menatap mobil si sulung yang sudah terlihat jauh Ayres menghela nafas.

Ia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.

Panggilan terhubung. "Halo?"

"Ya, ada apa?" Tanya orang di sebrang sana, malas.

"Cari tau informasi tentang anak bernama Sagara, Samuel dan Marvell. Mereka dekat dengan putriku, berikan laporannya padaku. Batas waktumu sampai tengah malam. Juga, cari tau tentang gadis bernama Kangjian"

"Apa maksudmu?! Aku-"

Tut

Sambungan terputus, Ayres tak peduli dengan Jaden. Ia hanya perlu sedikit lebih banyak informasi mendalam tentang ketiga bocah itu.

"Aku harap kedua bocah itu tidak sama dengan Marvell" ucapnya monolog, lalu ia menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari area parkir tersebut.

Lampu warna-warni warni kota Wuxi menghiasi sepanjang jalan pulang, Ayres kembali menghela nafas. Ia kecolongan, dan itu memalukan.

Dan, lagi, yang menolong si bungsu bukan dirinya melainkan orang lain. Dan itu benar-benar memalukan.

"Kangjian... Dia yang terlalu berani, atau dia yang terlalu bodoh? Yang dia lakukan sangat ceroboh dan terlalu menggebu-gebu" Ayres tersenyum tipis.

"Dia, menganggap El sebagai ancaman atas hubungan nya dengan Xan? Pemikiran yang terlalu kekanak-kanakan" pria itu berdecih, melambatkan laju mobilnya saat lampu merah di depannya menyala.

"Ku harap rumah sakit di China sedang membutuhkan organ dalam"

>>><<<

"Kau bilang dia akan datang dengan cepat, bodoh!" Sentakan keras itu ditujukan untuk si sulung.

"Bersabarlah dad! Aku juga tidak tau kalau mommy akan demam, sial! Aku akan membunuhnya jika telat dalam waktu lebih dari satu menit" desisnya kesal, ia menatap mommy nya yang tergulung selimut tebal miliknya.

Tadi Mia bercerita, kalau Stela sempat menangis karena El yang hilang. Jadi mungkin itu yang menjadi alasan mengapa nyonya Dexter itu terserah demam saat ini, mengapa hanya seperti itu saja terkena demam? Stela mungkin bisa saja membunuh seseorang dan menjadi bringas seketika. Tapi, imun tubuhnya sedikit lemah, dan itu menurun pada si bungsu.

Tak lama seorang gadis datang, umurnya seusia si sulung. Ia datang dengan nafas tersengal-sengal, takut jika dirinya terlambat, walaupun memang terlambat sebenarnya.

"Kau hampir telat tiga dua detik" ucap Xan menatap dingin gadis blesteran China-Australi tersebut, yang ditatap hanya menunduk namun mendekat ke arah ranjang.

"Maaf tuan, terjadi kecelakaan tadi. Jadi jalan ditutup dan diputar arah, dan sedikit jauh saat aku lewat jalan lain" ucapnya sambil mengeluarkan stetoskop nya, ia sedikit menyingkap selimut yang Stela peluk dan mulai mengecek ibu dari tuannya tersebut.

Xan hanya mendengus mendengar alasan yang keluar dari mulut kakak tingkatnya itu, Yap! Gadis itu kakak tingkatnya, yang merupakan gadis magang di sebuah rumah sakit besar di China dan masih berkuliah. Walaupun Xan akui bahwa gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu sering terlambat dan sedikit lemot jika diajak berbicara terlalu banyak, tapi ia cukup cekatan dalam menjalankan tugasnya.

Contohnya tadi, sambil menjelaskan apa yang terjadi di jalan tadi, tapi tangan gadis itu tak berhenti. Ia langsung membuka tas berisi peralatan yang ia bawa, dan memeriksa mommy nya. Kinerja yang cukup bagus, maka dari itu Xan tak membuangnya.

"Nyonya hanya demam biasa, hanya perlu minum obat penurun panas dan obat pusing jika hal itu dirasakan. Akan aku tuliskan resep nya" semua yang ada didalam kamar Xan mengangguk.

Gadis itu memberikan secarik kertas berisikan nama obat yang harus Xan ambil ke apotek, tapi sayang, ia malas. Alhasil ia menyuruh Max yang mengambil obatnya.

>>><<<

Stela sakit, dan dia tak mau pindah dari kasur si sulung. Dan mau tidak mau si sulung tidur di kamar tamu bersama adiknya, sedangkan orang tuanya berada di kamarnya. Tidak masalah sebenarnya, asalkan nanti pagi tidak ada tercium aroma menyengat dari sper-

Lenguhan terdengar dari sebelahnya, membuat Ayres yang sedang membaca watt- laporan dari Jaden menoleh cepat. Ia mengelus pelan punggung sang istri, merendahkan tubuhnya agar bisa memeluk sang istri.

"Kenapa? Pusing, hm?" Tanyanya lembut, di usapnya rambut terurai milik sang istri.

Yang ditanya mengangguk, mendusal ke dada sang suami. "Minum obat dulu, sebentar kakak ambil"

Baru saja Ayres akan berbalik, namun tubuh besarnya ditahan oleh sang istri. "Ga mauu, peluk, cium aja biar sembuh" ucapnya manja, walau suaranya teredam karena wajah sang istri yang berada di dadanya, namun Ayres masih mendengar jelas apa yang Stela ucapkan.

Pria itu tersenyum, kembali memeluk erat sang istri, mengecup kening sang istri lama sebelum ia melepaskannya. "Jangan sakit-sakit, kakak ga suka. Cepet sembuh istri kakak"

🍼🍼🍼

Note:

Yeahhh!!!

Setelah tiga hari berlalu semenjak sy terakhir update, gimana chapter ini? Sudah pasti membosankan:)

Btw, kemaren ada yang tanya kenapa sequel book ini ko ga ada di profil? Jawabannya, book itu di unpublish sementara.

Rin ga bisa pegang banyak buku, banyak buku yang harus Rin selesaikan. Jadi, Rin akan publish lagi setelah book ini benar-benar tamat.

Begitu ceritanya, yeorobun...

Banyak banget sebenernya buku yang siap publish di draft, cuma... Ya gitu... Takut ga kepegang, nanti malah lama update nya:(

Kalo ada yang ngira Rin update tiap hari, itu ga benerrr. Rin update sesuai mood, kalau mood bagus ya update cepet, tapi update lama pun bisa jadi karena chapter nya belum selesai

Hmm, sebenernya ga nyangka bakal di bales( ꈍᴗꈍ)

Hmm, sebenernya ga nyangka bakal di bales( ꈍᴗꈍ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By. Me

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang