63

82.2K 6K 543
                                    

"Bagaimana? Adiknya... Baik-baik saja kan?" Tanya Xan khawatir, nada suaranya terdengar bergetar menahan tangis.

Stela tersenyum dan mengangguk, matanya basah oleh air mata, bibirnya bergetar. "Adik hiks-, baik-baik saja, dia bangun..." Jawab Stela.

Mendengar itu Xan terkejut, menatap pintu kamar VIP di depannya. "B-boleh liat?" Tanya Xan pada Stela.

Wanita itu mengangguk, memeluk Xan yang hampir terjatuh. "Xan?" Panggil Stela, Xan berdehem. "Janji jangan sakiti adik seperti Bryna?" Tangis Xan pecah, bocah sembilan itu mengangguk cepat, ia janji!

"Mommy tau penyebab kamu meninggalkan Bryna, tapi bukan begini caranya. Kamu harus bisa kontrol keduanya, bukan hanya pada satu pihak saja. Dan berakhir satu pihak lainnya yang pergi, paham?" Lagi, bocah itu mengangguk.

"Melukai dan membunuh seseorang itu adalah perbuatan yang tidak baik, tuhan tidak menyukainya, dan tuhan juga tidak menyukai orang-orang jahat, benar?" Telapak tangan hangat itu mengelus punggung kecil itu dengan perlahan, mencoba memberikan ketenangan untuk sang anak.

"Tapi... Jika yang kita bunuh adalah orang jahat, kita tidak salah juga kan? Kita bantu malaikat menjalankan tugasnya dengan baik. Atas kejadian kemarin, siapa yang salah?" Tanya Stela pada Xan.

Tiba-tiba tangis bocah itu terhenti, matanya menatap kosong lantai rumah sakit, tatapannya terlampau datar dan dingin.

"Celine" jawabnya tanpa ekspresi, membuat aura di sekitarnya menjadi sedikit berbeda.

Stela mengangguk, perlahan seringai tipis muncul dibibir nya. "Lalu? Apa yang harus Xan lakukan?" Tanya Stela lagi, sebuah jawaban yang pantas ditunggu.

"Membantu malaikat menjalankan tugasnya"

>>><<<

"Woahhh" gumam gadis kecil, berumur sembilan tahun itu. Menatap kagum semua yang ada disana.

Kedua orang tua barunya hanya tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan Bryna. "Ada apa, sayang?" Tanya sang papa.

Gadis itu menoleh pada sang papa. "Ini China?" Tanyanya antusias, dan dijawab anggukan oleh sang papa.

"Ini kerennn, wajah mereka semua mirip... Apa mereka semua kembar?" Gumaman gadis itu terdengar oleh sang papa, ia hanya terkekeh mendengar, lalu ia menggendong Bryna dengan sebelah tangannya.

"Ayo" ajaknya pada sang istri yang dari tadi hanya memperhatikan, kemudian mengangguk dan membawa koper yang sedikit kecil, sedangkan suaminya membawa koper besar serta koper milik anak angkat mereka.

"Papa, apa disini nanti Bryna punya teman?" Tanyanya lugu, ia jadi teringat kalau dirinya bahkan tidak bisa berbahasa China.

Sang papa mengangguk. "Tentu saja, mengapa tidak?" Tanyanya pada sang anak.

"Mereka ga akan seperti Xan, kan?" Tanya balik sang anak.

Keduanya tersenyum lalu menggeleng. "Papa yakin mereka semua ga akan seperti Xan" jawabnya yakin.

Bryna mengangguk paham. "Apa kakek sama nenek baru, baik?" Tanyanya pada sang mama.

Sang mama mengangguk. "Tentu saja mereka baik, mereka sedang menanti kedatangan kita sekarang ini" jawab sang mama dengan nada ceria, itu ia lakukan agar Bryna tidak merasa takut ataupun hal lainnya.

>>><<<

"Haloo princess~" sapa Stela saat melihat sang putri telah terbangun, beban dipundaknya menguap entah kemana. Putrinya... Bangun...

Mafia Widower Where stories live. Discover now