74 : Hm...

46.4K 4K 144
                                    

Mendengar suara agak gaduh dari ruang tamu membuat perempuan berbeda umur itu saling pandang.

"Ada apa ya?" Tanya Stela, Mia menggeleng. "Mia juga ga tau aunty"

"Kedepan aja yuk, sudah di pisahkan kan cake nya? Untuk El jangan terlalu di beri banyak coklat, kalau sakit gigi nanti nangisnya lama" ucap Stela, Mia terkekeh kemudian mengangguk.

"El lucu ya aunty, mirip aunty." Jujur Mia sambil menatap Stela yang tengah meletakkan ceri besar di atas cake piring Elena.

"Aunty lucu? Kamu juga lucu kok Mia" ucap Stela.

"Gimana Xan selama di sini?" Tanya Stela, Mia menatap ke atas, menerawang pada saat keluarga Dexter belum berada di apartemen sang sahabat.

"Xan itu... Jelek aunty, dia ga pernah cuci piring, cuci baju, masak, bersih-bersih. Semua dilakuin sama senior kita, aunty" jawab Mia antusias. Saatnya membuka aib, batin Mia gembira.

"Hah? Senior?" Mia mengangguk saat mendengar pertanyaan tak percaya dari Stela.

"Iya, Xan cukup rajin kalau soal cari anak buah. Terhitung sekarang bertambah sekitar 55 orang, jadi sekarang ada sekitar 455 anak buah asli China tanpa imigran yang Xan kumpulkan. Beberapa dari mereka adalah anak jalanan, orang-orang yang pernah mencari gara-gara dengan Xan juga anak-anak yang memiliki riwayat kriminal yang cukup banyak" jawab Mia sambil menuangkan susu rasa coklat kedalam gelas berbentuk panda miliknya, yang akan ia berikan ke pada Elena.

Stela mengangguk-anggukkan kepalanya, itu hal yang bagus. "Lalu bagaimana hubungannya dengan Bryna?" Tanyanya penasaran.

"Belum ada peningkatan, masih sama. Bryna juga belum tau kalau Xan ada di sini, lagipula ia lebih fokus pada kekasihnya" jawab Mia sambil memasukkan satu cookies ke dalam tempat di samping gelas.

"Kekasih?" Tanya Stela, Mia mengangguk. "Bryna punya kekasih, tapi... Ada hal yang kekasihnya itu sembunyikan loh aunty."

Alis Stela bertaut. "Apa itu?"

Mia menggeleng. "Lebih baik Xan aja yang beri tau, intinya pacarnya Bryna punya tanggung jawab yang besar" Stela terdiam, kemudian mengangguk. Ia paham.

"Yaudah, Mia mau antar ini duluan ke depan" Stela mengangguk, lalu setelah itu Mia pergi ke depan.

Hening, Stela melamun menatap teh hangat miliknya di depannya. Ia tau kalau Bryna sudah mempunyai kekasih, ia juga tau apa yang terjadi dengan kekasih Bryna. Jika ia memisahkan secara paksa Bryna dan kekasihnya dengan caranya, apakah itu terlalu berlebihan? Tapi, ia juga kasihan pada anaknya jika terus seperti ini.

"Aku akan bantu Xan, semoga hal yang aku lakukan benar" doanya sambil memejamkan matanya, menopang tubuhnya dengan kedua tangannya di atas meja.

Sampai sebuah pelukan dari belakang mengejutkannya, ia segera menoleh. "Hai mom" sapa Xan.

Stela terdiam, menatap wajah sang anak. Dielusnya pipi tirus itu, terdapat beberapa luka gores. "Kamu baik-baik saja, sayang?" Tanya Stela, Xan mengangguk.

"Bagaimana jika mommy-"

"Jangan, biar ini jadi urusan Xan. Mommy, Daddy dan El hanya harus melihat apa akhir dari semuanya" sela Xan terlebih dulu, Stela mengangguk.

Ia memeluk tubuh besar sang anak, melepaskan semua kerinduan yang ada. "Kenapa jarang pulang?"

"Xan agak sedikit sibuk disini, ada beberapa yang harus Xan urus. Xan juga buat klan baru, khusus untuk Xan juga keluarga kecil Xan nanti-"

"Masih kecil! Buat apa mikirin keluarga kecil?"

"Xan sudah besar mommy"

Stela memutar bola matanya malas. "Ya ya ya terserah" Xan terkekeh mendengarnya.

Mafia Widower Where stories live. Discover now