51

84.6K 7K 246
                                    

"Sudah punya rencana?" Stela mengangguk.

"Apa?"

"Tidak tau" Sean menarik nafas dalam-dalam, menahan emosi.

"Ayolah, saya hanya membantu disini-"

"Aku ga butuh"

"Tapi-"

"Aku cuma mau gedung ini hilang dalam sekejap mata, dengan aku yang bawa semua gadis yang akan dilelang pergi dari gedung ini. Puas?" Sean terdiam, gadis didepannya tidak sepolos yang ia kira.

"Caranya?" Tanya Sean lagi.

Stela merogoh kantong celananya, mengeluarkan sebuah benda kecil yang jelas Sean tau itu apa. "B-bagaimana bisa?"

"Aku pinjam dari pria yang terbaring di lantai 2" jawab Stela enteng.

Lagi, Sean dibuat bingung dengan kalimat yang sedari tadi keluar dari mulut Stela. "Maksudnya?"

"Ck, cek saja sendiri!"

"Oke-oke, tenang. Jadi kapan alat itu akan digunakan?" Tanya Sean.

Stela menoleh, menatap Sean dengan mata coklat terangnya. Sial! Sean paham sekarang mengapa Stela seperti ini.

"Sampai aku dibawah, aku sudah suruh orang seludupan kak Ayres buat bawa tawanan turun setelah dapat kode dariku nanti. Baru setelah itu gedung ini akan hancur, dan kau pak dokter" Stela menunjuk Sean tepat didepan wajahnya.

"Juga harus segera pergi dari gedung ini"

>>><<<

"Mobil sudah siap, kapan kita akan berangkat?"

"Tunggu sampai boss keluar, dia terlihat cukup shock saat melihat tuan muda di taman belakang"

"Memang apa yang terjadi dengan tuan muda?" Tanyanya bingung.

Yang ditanya mengerutkan keningnya. "Memang kau belum tau?"

Kemudian ia menggeleng. "Memang kenapa?"

"Tuan muda tadi mem-"

"Kita berangkat sekarang" suara dingin nan tegas itu memotong percakapan mereka berdua, segera semua yang ada disana segera pergi ke tempat yang dituju.

Ayres duduk di mobil kedua dari depan, yang hanya terdiri dari dirinya dan juga Jaden.
"Tingkat berapa yang dibawa?"

"Tingkat C boss, agak sedikit sulit agar kita bisa membawa tingkat B karena kartel barat cukup jauh dari sini dan tempat haram itu" Ayres mengangguk paham.

"Blokade semua jalan yang menuju gedung itu sekitar 1 kilometer, gadis itu mempunyai ide yang cukup membahayakan dirinya sendiri. Suruh semuanya agar berhati-hati, alat itu cukup berbahaya" Jaden mengangguk.

Hening setelahnya. Mau Ayres ataupun Jaden tidak ada yang membuka suara, sampai suara dering panggilan membuat atensi keduanya beralih pada ponsel milik Jaden.

"Sean" gumam Jaden. Saat tangannya terulur guna mengambil ponsel itu, tangan lainnya lebih dulu mengambil nya.

"Biar saya saja, fokus menyetir. Tambah kecepatan, suruh mobil depan sedikit waspada, Abigail bisa saja merencanakan sesuatu yang lebih" Jaden mengangguk, segera ia menghubungi mobil depan sesuai dengan perintah dari Ayres.

Mafia Widower Onde histórias criam vida. Descubra agora