Hai?

341 42 0
                                    

Jadi ... Apa masih ada yang nungguin cerita ini? Aku lihat lumayan yang minta bonchap bahkan sequelnya. Niat awalku sih mau revisi cerita ini karena banyak penggunaan tanda yang salah. Tapi kayaknya gak keburu ya? (Sebenernya karena males guys). Hehe ;)

Sebenernya awal banget malah lebih parah lagi, aku mau take down cerita ini karena merasa gak keurus.Akhirnya aku sudah memutuskan. Dibikin bonchap aja gapapa yah? Karena coming soon aku bakal ada cerita baru tentang Mark lee x Jeon somi (Spoiler). Ada yang interest sama kisahnya gak?

...




Didalam sebuah ruangan yang lumayan besar dan juga rapi gue diam menatap bayangan wajah gue yang terpantul dari cermin.

Bersama dengan seorang perias yang sedang merias wajah gue. Dia terus memuji wajah gue yang ayu, katanya.

Perias itu mendadani wajah gue dengan telaten, tak lupa pula dia juga menata rambut gue dengan gaya pengantin ala orang china. Gue juga sudah mengenakan gaun yang disiapkan mamah untuk pernikahan nanti.

Ditengah tengah perias itu mendadani, ingatan gue tentang indonesia tiba tiba kembali terbayang. Kira kira gimana keadaan temen temen gue ya? Baik gak ya? Udah pada dapet pasangan belum ya? Dan yang paling penting masihkah mereka inget gue?
Bisa saja mereka udah lupa ama gue karna ini udah tahun keempat gue pisah sama mereka.

Walaupun Shanghai udah jadi lingkungan gue saat ini tapi tetap dalam janji gue. Gue akan selalu mengingat mereka.

Setelah perias tersebut selesai melakukan tugasnya, gue melirik sedikit kearah jam. Ini sudah pukul setengah sembilan, sekitar satu setengah jam lagi acara pernikahan akan segera dimulai. Jadi gue bergegas keluar dari kamar. iya benar, tadi gue sedang dirias dikamar gue sendiri bukan disalonnya.

Perlahan gue menuruni tangga karna gue menggunakan highils, takut saja jika gue terpeset dan jatuh yang berujung gue gak jadi kegedung.

Gue sendiri juga tidak terbiasa menggunakan sepatu setinggi ini. Biasanya gue hanya menggunakan sepatu biasa atau bahkan sendal.

Ditambah lagi gaun panjang yang bisa buat ngepel lantai ini siap menjatuhkan gue kapan saja saat gue menginjaknya.

Disaat gue sudah menuruni setengah tangga, jeno datang dan mengajukan tangannya didepan gue. Karna gue pun butuh jadi gue meraih tangan jeno dan jeno menuntun gue menuruni tangga. Terlihat jeno menggunakan jas hitam dengan kemeja putih didalamnya, tidak lupa celana yang senada dengan jasnya juga dasi hitam, sepatu pantofel yang hitam mengkilap seperti habis disemir sangat cocok dipakainya. Benar benar rapi.

Jeno "nih mah tuan putrinya udah siap dikawinin. Ayo nona rena pengantin prianya sudah menunggu dimobil"

-Bonchap 1-
-[Heart; Renjun]-

Heart; RenjunWhere stories live. Discover now