;Shanghai

1.6K 204 3
                                    

Sudah hampir dua tahun gue tinggal dishanghai semenjak kecelekaan mamah gue memilih untuk menetap dishanghai sampai pekerjaan mamah selesai. Dan sejak gue mengingat senyuman renjun, gue mulai mengingat semuanya. Dulu gue hanya mengingat seorang teman yang sangat baik dengan wajah yang tidak jelas, sekarang gue mengingat semua kenangan itu dengan wajah renjun.

Gue juga sudah merencanakan untuk berterimakasih ke renjun setelah gue kembali ke indonesia, jika ada waktu.

Selama gue dishanghai pun gue gak ada kontak kontakan sama yuqi, jaemin, haechan, bahkan renjun. Tapi gue masih memberi tahu jeno tentang keadaan gue disini.

Kata mamah besok pekerjaannya sudah selesai dan sudah bisa pulang. Gue hanya bisa mengiyakan, kalau pun gue ingin menetap disini sampai lulus bisa dibilang gak sopan karna gue belum menemui keluarga tante tiffany secara langsung untuk berterimakasih.

Chenle " woy makan sono "

Rena " gak perlu lo suruh juga gue udah makan "

Chenle " gue itu memastikan lo udah makan apa belum "

Rena " tumben lo peduli, baper nih gue "

Chenle " sorry sorry nih ya, gue cuma gak mau lo pingsan karna gak makan trus gue harus gotong gotong lo. Masa iya holkay gotong rakyat jelata "

Rena " kemarin gue liat ada sarung tinju disini, kalo kita baku hantam aja gimana? "

Mamah " udah udah gak capek apa tiap hari berantem. Rena sana kemasi baju baju kamu, besok kita pulang "

Rena " siap mah. Tiati lo besok gue pulang jangan rindu ya "

Gue langsung lari kekamar sebelum chenle nampol gue sama tangan dia. Holkay bukannya nampol ama dolar malah nampol ama tangan.

Jadi, sehari setelah gue dishanghai chenle ngajak gue buat beli baju karna gue kesini gak bawa baju, ya kan gak lucu selama dua tahun baju gue gak ganti.

Setelah mengemasi baju, gue masuk ke ruang keluarga yang disana ada piano. Gue berniat untuk memainkannya, bohong memang dulu gue pernah bilang ke renjun kalo gue gak bisa main piano.

Kenyataannya gue udah bisa main piano sejak sebelum gue kecelakaan dan yang mengajari gue bermain piano adalah renjun dengan cara yang sama seperti saat dia hampir mengajari gue bermain piano didepan nakyung

-Bersambung-
-[Heart; Renjun]-

-Bersambung--[Heart; Renjun]-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Heart; RenjunWhere stories live. Discover now