part 2

59 11 2
                                    

Batari dan anindya telah sampai di rumah, walau tidak besar, dan hanya kontrakan sementara, namun anindya tidak mempermasalahkannya.

"Ayo nak, masuk dulu, ini rumah ibu sementara, tidak apa kan nak? Maaf kan ibu ya nak, ibu tidak bisa jadi contoh yang baik untuk kamu" ucap batari lemah.

"Ibu... kenapa ibu berbicara seperti itu? Anindya tidak apa ibu, anindya tidak pernah mempermasalahkan tempat tinggal atau apapun, ibu adalah ibu yang terbaik kok buat anindya, jadi jangan sedih ya ibu" ucap anindya setegar mungkin agar sang ibu berhenti menangis.

"Nak, ibu kangen sama kakak dan adik kamu, kenapa mereka tidak ikut ibu nak? Apa ibu ini sangat buruk di mata mereka? Ibu sangat menyayangi mereka nak, ibu sangat mencintai kakak dan adik mu" ucap batari dengan air mata yang tak henti keluar dari kedua mata nya.

"Ibu, kak chandra dan adik cyntia juga sayang sama ibu, mereka tidak membenci ibu, mungkin mereka tidak mau meninggal kan ayah. Ibu tenang saja, anindya yakin kok kalau kakak sama adik pasti baik-baik saja sama ayah, ayah juga sangat menyayangi kakak dan adik cyntia bukan?" Ucap anindya menenangkan sang ibu.

"Iya nak, terimakasih ya" jawab batari lalu memeluk anak kedua nya itu.

🌼🌼🌼


Anindya bangun untuk menunaikan sholat subuh seperti biasanya, hanya sang maha kuasa lah yang selalu menenangkan batin emosionalnya selama ini. Memohon dan meminta pada tuhan adalah sesuatu yang indah karena ia merasa sangat dekat dengan sang pencipta.

"Anindya, hari ini mau ibu temani nak?" Tanya batari pada anindya yang baru selesai membaca Al Qur'an.

"Tidak ibu, anindya berani kok bu, lagian kan anindya cuma mau ambil baju sama seragam anindya aja bu, lagian sayang banget seragam nya kan masih bagus, masa mau beli yang baru" jawab anindya.

"Tapi nanti kalau ayah kamu marah bagaimana?" Tanya sang ibu yang khawatir.

"Ibu... ayah kan ayah anindya, ga mungkin dong mau marahin anindya cuma karena anindya mau ambil baju dan seragam anindya" .

"Iya udah nak kalau gitu, ibu mau buat sarapan dulu, kamu bantu ibu nyapu rumah ya sayang".

"Iya ibu.... siap kalau itu mah, hehehehe".

"Ibu iri sama kamu, kamu selalu tertawa bagaimana pun keadaannya, kamu selalu bisa menenagkan orang sekitar kamu, padahal kamu juga dalam keadaan yang ga baik nak".

"Ibu ini ngomong apa si bu,, anindya baik kok, keadaan anindya lagi sehat dan ga ada masalah apa-apa ibu" .

"Iya deh iya, ya udah ibu kedapur dulu ya".

"Siap nyonya" goda anindya pada sang ibu.

"Nak, sarapan dulu yuk, ini ibu udah bikinin nasi goreng spesial buat kamu loh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nak, sarapan dulu yuk, ini ibu udah bikinin nasi goreng spesial buat kamu loh"

"Wah... wangi banget, pasti enak banget nih bu.
Ya udah bu, ayo kita sarapan dulu"

"Nak, habis ini ibu mau berangkat kerja, mungkin pulang agak sore, nanti kalau kamu makan siang bisa masak sendiri kan nak?"

"Iya ibu, anindya bisa kok, kalau cuma goreng telur, masak nasi sama tumis sayur, anindya udah handal, hehehe"

"Iya dong, anak ibu mah pasti mandiri banget, jago masak"

"Siapa dulu dong ibu nya"

Mereka berdua pun menyelesaikan sarapan nya dengan hati yang bahagia, anindya sosok anak yang luar biasa, apapun keadaanya dia dapat membuat orang sekitar nya tersenyum dan bahagia atas ulah nya. Dia pandai menutupi semua rasa sakit nya. Anak kedua memang kebanyakan terbiasa di tuntut lebih dewasa dan mandiri sedari kecil.




Ada yang sama ga guys? Anak kedua pasti lebih dituntut dewasa dan mengalah bukan?
Sabar, mandiri, kuat mental, definisi anak kedua banget ga si?? Heheheh

LARAYNNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang