part 24

16 3 0
                                    

"saya memilih kau tidak lahir di dunia ini anak sialan!" teriak dharma dengan menyeret anindya masuk kedalam rumah.

setelah tetangga dharma melaporkan bahwa anindya mendorong anak mereka yang bernama irene hingga terjatuh dan terluka di bagian lutut dan siku.

"ayah.. ayah.. aku mohon ayah... maafkan anindya... anindya janji gak bakalan nakal lagi" mohon anindya yang sedang diseret oleh ayah nya keruangan yang sangat ia takuti selama ini.

"kau itu cuma bisa bawa sial! kau itu anak yang tak tahu diri! " lalu mendorong anindya ke sebuah gudang gelap gulita tanpa setitik cahaya apapun.

"ayah... tapi anindya gak sepenuhnya salah ayah... irene yang duluan mengolok-olok nama ayah, anindya gak terima ayah, makannya anindya mendorong nya!"

"siapa yang suruh kau mendorong nya!!"

"anindya sayang sama ayah, anindya gak suka ada orang yang jelek-jelekin ayah atau nama ayah sekalipun"

"saya tidak butuh pembelaan mu !" tegas dharma lalu mengambil kabel bekas yang ada digudang itu.

"baik ayah, anindya salah, anindya minta maaf" permohonan maaf anindya seketika ketika melihat apa yang ayah nya pegang.

"SAYA MENYESAL MEMILIKI PUTRI SEPERTI MU!"

plash... plash... plash... dharma mulai mengayunkan kabel ditangannya dengan sangat kuatnya menyabet kulit putri kandung nya sendiri.

aaakkkkkhhhhh sakittt ayah....

ampun ayah....

aakkhhhhhhh maaf ayah...

teriak anindya ketika kabel itu menyentuh kulit tangannya dengan sangat kuat nya.

untuk kesekian kalinya ia merasakan hukuman itu dari ayah nya.

*****


"plakkk" clara menampar anindya dengan keras nya.

suara tamparan keras terdengar nyaring di telinganya, bersandingan dengan rasa perih dan panas yang ia rasakan di pipi nya.

anindyapun terkejut dan  tersadar dari lamunannya setelah  mengingat salah satu kejadian menyakitkan yang ia peroleh dari sang ayah saat usia nya 10 tahun kala itu.  ingatan itu kembali dengan sangat jelasnya di kepala nya, tubuhnya bergetar ketika mengingat siksaan-siksaan itu. rasa sakit, perih takut bercampur menjadi satu yang tak dapat di definisikan secara rinci untuk menjelaskannya.

"lo gila ya! lo nyuruh gua buat bunuh lo supaya disini gua pelakunya dan lo jadi korbannya gitu!" ucap clara

"kalau lo emang seorang pembunuh dan menyesal jadi orang seperti itu, lo ga usah lagi ngajak- ngajak orang kek gua yang jelas dari keluarga kaya dan  terpandang , gak kayak lo anjing!!!" ucapnya lagi.

"oh gua tau! karena sekarang kebusukan lo udah tersebar di sekolah ini dan semua benci sama lo. makannya lo nyuruh gua nyakitin lo pake pisau dan berharap semua keadaan bakal berbalik gitu!!"

anindya masih terdiam , terpaku atas tamparan dan makian yang ia terima beberapa detik lalu.

"aku sama sekali gak berniat seperti itu clara. aku hanya capek , aku lelah, dan aku berharap semua dapat berhenti sekarang juga" ucap anindya.

"ya lo urus urusan lo sendiri bego!!" jawab clara

"lo bisa kan akhiri hidup lo yang gak berguna itu sendiri" ucap clara lagi.

tanpa disadari ucapan clara tadi membuat gerbang baru dalam pemikiran anindya yang kalut saat ini.

sreeettttttt

tanpa ragu anindya menggores pergelangan tangannya dengan pisau ditangannya. darah kental mengalir dengan derasnnya menetes diatas keramik kelas yang putih.

tak ada rasa sakit , takut atau perih yang anindya rasakan, semua tak sebanding dengan rasa sakit hati nya yang ia alami selama bertahun-tahun lamanya.

aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!! sorakan anak-anak melihat bagaimana cairan merah kental itu mengalir tanpa henti.

brukk

tubuh anindya terjatuh menabrak bangku yang ada di sampingnya. wajah nya pucat seketika seperti tak ada darah lagi yang mengalir dalam tubuhnya.
anindya menutup matanya dengan air mata yang menetes dari kelopak matanya yang sayup saat ini











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LARAYNNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang